Menanti Album Kedua Tahun Depan, OKAAY Hadirkan Pelipur Jenuh Rasa

Jeda empat bulan dari perilisan single terakhir yang membawakan ulang lagu milik NAIF “Posessif”, OKAAY memutuskan balik lagi dengan materi terbaru dalam judul “Pelipur Jenuh Rasa“.
Di single yang penuh emosi namun masih bertema cinta ini, duo Okin dan Kay kembali mengajak Laleilmanino untuk berkolaborasi.
“Lagu ini ceritanya tentang seseorang yang minta kepastian dari seseorang yang berjanji akan menjadikannya satu-satunya namun selalu ditunda-tunda. Memang menyakitkan sih ketika mencintai seseorang yang belum selesai dengan masa lalunya,” kata Kay tentang lagu dalam siaran pers.
Selain tetap membawa cerita cinta, single menunjukkan proses pendewasaan mereka sebagai duo. Tak hanya melibatkan Laleilmanino, OKAAY memercayai Rayendra Sunitro untuk mixing dan Dimas Pradipta untuk mastering, serta Kamga yang ikut membantu sebagai vocal director lagu.
Video musik “Peliput Jenuh Rasa” resmi diluncurkan pada hari yang sama dengan rilisnya sang lagu. OKAAY bekerja sama dengan Gustaf Weldy untuk penggarapannya. Video menampilkan Nathasya Shadrina dan Bayu Malindo sebagai sepasang kekasih yang sedang kasmaran,
Video terbilang cukup unik karena menghadirkan konsep dokumentasi kisah cinta dari sepasang kekasih tersebut.
“Lagu ini sekaligus juga jadi lagu penutup sebelum album kedua kami tahun depan. Dan harapan kami, semoga lagu ini dapat mewakili perasaan banyak orang yang sedang terpenjara dengan perasaannya sendiri karena menunggu sesuatu yang belum pasti,” tutup Okin.
Kabarnya, OKAAY juga tengah mempersiapkan konser tunggal yang dijadwalkan berlangsung akhir 2023.

Eksplor konten lain Pophariini
Ulasan Album Komunal Nostalgia: Curahan Hati Para Raja Metal
Sebagai orang yang hanya menyukai album mini Komando Badai Api dari sisi artwork sampulnya saja, kehadiran album terbaru mereka, Nostalgia jadi harapan untuk mengembalikan apresiasi saya kepada musik band heavy metal kawakan ini. Citra …
Menyiasati Ruang Alternatif sebagai Venue di Kota Medan
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, intensitas pertunjukan musik di Kota Medan dan sekitarnya cukup tinggi. Satu minggu satu acara, terkadang lebih, mulai dari skala underground sampai festival. Saya sendiri cukup sering berkunjung ke …