Mengurai Benang Kusut Industri Musik Indonesia

Mar 29, 2018

Momentum peringatan Hari Musik Nasional pada tahun ini ditandai dengan dua hal yang bertolak belakang.  Di tanggal kelahiran W.R Supratman, komponis pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya, tersebut Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) mengeluarkan klarifikasi perihal dukungan keberangkatan Efek Rumah Kaca ke South by Southwest (SXSW) 2018 di Austin, Texas, Amerika Serikat.

Klarifikasi ini adalah jawaban resmi dari BEKRAF mengenai dari polemik pendanaan keberangkatan kelompok pop minimalis tersebut sebagai delegasi Indonesia. Kesepakatannya baru tercapai selang tiga hari kemudian. Pada 12 Maret, Efek Rumah Kaca menyatakan tetap berangkat ke Austin dengan dana yang mereka upayakan sendiri. Sementara BEKRAF tetap dengan pernyataan bahwa ada aturan keuangan pemerintahan yang tidak bisa dilanggar.

Kejadian ini kontras dengan apa yang terjadi di Ambon. Pada tanggal tersebut, para pemangku kepentingan di industri musik Indonesia duduk satu meja memetakan potensi dan problem di industri musik lewat Konferensi Musik Indonesia yang hasilnya adalah Deklarasi Konferensi Musik Indonesia yang dibacakan oleh ketua Konferensi Musik Indonesia, Glenn Fredly. Sebagai informasi, konferensi tersebut juga dihadiri oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani yang menjadi pembicara kunci mewakili unsur pemerintah selain Kepala BEKRAF, Triawan Munaf dan anggota DPR, Anang Hermansyah.

Kenyataan ini seperti menunjukkan industri musik Indonesia masih belum beres dengan pekerjaan rumahnya sendiri, terutama sejak industri musik masuk jadi sub-sektor dalam pengembangan ekonomi kreatif nasional pada tahun 2009 silam.

1
2
3
4
5
6
Penulis
Fakhri Zakaria
Penulis lepas. Baru saja menulis dan merilis buku berjudul LOKANANTA, tentang kiprah label dan studio rekaman legendaris milik pemerintah Republik Indonesia dalam lima tahun terakhir. Sehari-hari mengisi waktu luang dengan menjadi pegawai negeri sipil dan mengumpulkan serta menulis album-album musik pop Indonesia di blognya http://masjaki.com/

Eksplor konten lain Pophariini

Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota

Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …

5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Coldiac 

Coldiac menyelesaikan rangkaian tur The Garden Session hari Kamis, 12 Desember 2024 di Lucy in the Sky SCBD, Jakarta Selatan. Tur ini secara keseluruhan singgah di 7 kota termasuk Balikpapan, Samarinda, Medan, Solo, Bandung, …