Mengurai Benang Kusut Industri Musik Indonesia
Minimnya Kontribusi
Laporan Kompas pada 19 Maret lalu menunjukkan meski musik industri yang cukup menjanjikan dalam ekonomi kreatif, angka ekspor subsektor musik dalam kurun waktu 2010-2016 justru menunjukkan tren yang fluktuatif. Sementara data riset BEKRAF dan Badan Pusat Statistik menunjukkan industri musik hanya memberi kontribusi tak lebih dari 1 persen, hanya 0,47 persen, ke Produk Domestik Bruto Indonesia dari sektor ekonomi kreatif.
Dengan kenyataan seperti ini akankah visi pengembangan industri musik nasional 2015-2019, sebagaimana tercantum dalam Rencana Pengembangan Industri Musik Nasional yang disusun oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yakni terciptanya industri musik yang berdaya saing, kondusif dan dinamis sebagai landasan yang kuat untuk pengembangan ekonomi kreatif Indonesia¸akan mudah dicapai?
“Kita terlewat dalam membangun ekosistem musik yang bisa membuat industri ini berkembang dan berkelanjutan,” kata Glenn Fredly. Solois ini dalam beberapa tahun terakhir ini sibuk dengan #MusikBagus, program rutin yang melakukan berbagai kegiatan, mulai pameran, konser, hingga diskusi mengenai kondisi terkini musik Tanah Air. Menurut Glenn, aspek pengelolaan dan perindungan menjadi hal yang selama ini diabaikan dalam membangun mata rantai berkelanjutan dari sebuah ekosistem musik.
Glenn, yang memulai karir profesionalnya sebagai vokalis Funk Section besutan Chris Kayhatu dan Mus Mujiono, mengingat era rekaman fisik yang disebutnya sebagai “sebuah kejayaan industri rekaman”. “Penjualan fisik masih jadi pemasukan signifikan, namun saat masuk era digital ada perubahan signifikan yang akhirnya mempengaruhi penjualan musik,” jelasnya. Menurutnya, peralihan industri tadi tidak disertai pengelolaan serta perlindungan karya cipta yang masih rendah akhirnya berpengaruh pada pemasukan ke negara juga.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota
Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …
5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Coldiac
Coldiac menyelesaikan rangkaian tur The Garden Session hari Kamis, 12 Desember 2024 di Lucy in the Sky SCBD, Jakarta Selatan. Tur ini secara keseluruhan singgah di 7 kota termasuk Balikpapan, Samarinda, Medan, Solo, Bandung, …