Mengurai Benang Kusut Industri Musik Indonesia

Mar 29, 2018


Minimnya Kontribusi

Laporan Kompas pada 19 Maret lalu menunjukkan meski musik  industri yang cukup menjanjikan dalam ekonomi kreatif, angka ekspor subsektor musik dalam kurun waktu 2010-2016 justru menunjukkan tren yang fluktuatif. Sementara data riset BEKRAF dan Badan Pusat Statistik menunjukkan industri musik hanya memberi kontribusi tak lebih dari 1 persen, hanya 0,47 persen, ke Produk Domestik Bruto Indonesia dari sektor ekonomi kreatif.

Dengan kenyataan seperti ini akankah visi pengembangan industri musik nasional 2015-2019, sebagaimana tercantum dalam Rencana Pengembangan Industri Musik Nasional yang disusun oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yakni terciptanya industri musik yang berdaya saing, kondusif dan dinamis sebagai landasan yang kuat untuk pengembangan ekonomi kreatif Indonesia¸akan mudah dicapai?

“Kita terlewat dalam membangun ekosistem musik yang bisa membuat industri ini berkembang dan berkelanjutan,” kata Glenn Fredly. Solois ini dalam beberapa tahun terakhir ini sibuk dengan #MusikBagus, program rutin yang melakukan berbagai kegiatan, mulai pameran, konser, hingga diskusi mengenai kondisi terkini musik Tanah Air. Menurut Glenn, aspek pengelolaan dan perindungan menjadi hal yang selama ini diabaikan dalam membangun mata rantai berkelanjutan dari sebuah ekosistem musik.

Glenn, yang memulai karir profesionalnya sebagai vokalis Funk Section besutan Chris Kayhatu dan Mus Mujiono, mengingat era rekaman fisik yang disebutnya sebagai “sebuah kejayaan industri rekaman”. “Penjualan fisik masih jadi pemasukan signifikan, namun saat masuk era digital ada perubahan signifikan yang akhirnya mempengaruhi penjualan musik,” jelasnya. Menurutnya, peralihan industri tadi tidak disertai pengelolaan serta perlindungan karya cipta yang masih rendah akhirnya berpengaruh pada pemasukan ke negara juga.

1
2
3
4
5
6
Penulis
Fakhri Zakaria
Penulis lepas. Baru saja menulis dan merilis buku berjudul LOKANANTA, tentang kiprah label dan studio rekaman legendaris milik pemerintah Republik Indonesia dalam lima tahun terakhir. Sehari-hari mengisi waktu luang dengan menjadi pegawai negeri sipil dan mengumpulkan serta menulis album-album musik pop Indonesia di blognya http://masjaki.com/

Eksplor konten lain Pophariini

6 Album Indonesia dengan Bas Terlegit Favorit Ginda Bestari

Pada Jumat (14/02), kami menghadiri D’Addario Event Launch di Mall of Indonesia, Jakarta Utara. Acara tersebut dimeriahkan oleh sederet gitaris dan bassist ternama Indonesia. Salah satu yang namanya tak asing lagi adalah Ginda Bestari. …

Wawancara Eksklusif Teenage Death Star: Mengajak 12 Musisi ke Taman Bermain Thunder Boarding School

Teenage Death Star rilis album! Rasanya kalimat itu sendiri sudah jadi berita yang menarik bagi para pegiat musik lokal. Pasalnya, band ini hanya memiliki satu album penuh bertajuk Longway to Nowhere sejak terbentuk tahun …