Menyimak Evolusi Musik Kaveh Kanes

Sep 19, 2018

Dari kali pertama melihat penampilan mereka di Jogja, saya tahu bawah Kaveh Kanes bakal jadi sesuatu. Satu album mereka buat dan kini album kedua yang teranyar, Loanwords, masih hangat dirilis, musik mereka mulai menemukan warnanya.

Tumbuh dari kampus di Jogja, Menjadi band pop underground yang banyak bermain di klab kecil sampai ke pentas seni di kampus tidak mudah sampai akhirnya mereka ditemukan oleh Kolibri, label dari Jakarta yang tertarik dengan musik jangly-pop yang mereka buat. Bersama Kolibri, Kaveh Kanes merilis debut album Capital.

Bersama Kolibri, band yang digawangi vokalis Asad Gibran, gitaris Za’immuddin Mukarrom pada dan bassist Hafid Alattas ini seakan menemukan taman bermain, bermain dengan band-band ‘sepermainan’ di sirkuit-sirkuit bawah tanah di seputaran pulau Jawa. Kuliah sambil ngeband. Sebuah hal yang tentunya menyenangkan, namun mereka sadar bahwa kerja ‘labour of Love’ di musik ini tak bisa selamanya.

Kaveh Kanes / dok. Kaveh Kanes.

Akhirnya realita berbicara, karena pekerjaan dan keluarga, ketiganya harus berpisah: Jogjakarta, Cirebon dan Jakarta. Meski pedih tapi hubungan LDR ini tak menyurutkan semangat mereka bermusik. Di tengah rutinitas kerja, para ‘sepupu musik’ ini masih sempat meneruskan semangat dan ide bermusik mereka. Hasilnya tak sia-sia, label Anoa Records menangkap mereka dan langsung menumpahkannya di album berjudul Loanwords.

Hubungan cinta, keluarga dan pencarian jati diri menjadi tema baru yang dikulik Kaveh Kanes di album terbarunya. Musiknya, pun aransemen dan produksinya pun pelan-pelan berkembang, berevolusi, kalian yang mengikutinya dari awal pasti bisa tahu seperti apa pergeseran musikal mereka. Jika belum, coba cari tahu tentang mereka lebih dalam.

Debut single Kaveh Kanes di album Loanwords, “The Fountain”, paling tidak mewakili perubahan musikal sekaligus pendewasaan mereka. Silakan dicek video lirik mereka. Single lainnya, “Ambushed” juga tersedia di layanan streaming digital.

CD Kaveh Kanes bisa langsung dipre-order lewat anoarecords.com besok hari terakhir pre-order ditutup!

Penulis
Wahyu Acum Nugroho
Wahyu “Acum” Nugroho Musisi; redaktur pelaksana di Pophariini, penulis buku #Gilavinyl. Menempuh studi bidang Ornitologi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, menjadi kontributor beberapa media seperti Maximum RocknRoll, Matabaca, dan sempat menjabat redaktur pelaksana di Trax Magazine. Waktu luang dihabiskannya bersama bangkutaman, band yang 'mengutuknya' sampai membuat beberapa album.

Eksplor konten lain Pophariini

Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota

Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …

5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Coldiac 

Coldiac menyelesaikan rangkaian tur The Garden Session hari Kamis, 12 Desember 2024 di Lucy in the Sky SCBD, Jakarta Selatan. Tur ini secara keseluruhan singgah di 7 kota termasuk Balikpapan, Samarinda, Medan, Solo, Bandung, …