Mocca Rilis Album Kompilasi Tribute-nya Secara Digital
Setelah merilisnya album fisiknya pada tanggal 1 November 2019 yang lalu mendapat reaksi yang positif, Mocca merilis Album You and Me Against The World : A Tribute to Mocca yang sudah dapat didengarkan melalui berbagai kanal musik digital.
Album yang dibuat untuk merayakan ulang tahun Mocca ke-20 menampilkan sembilan band dan penyanyi yang menginterpretasikan sembilan lagu pilihannya dari album-album Mocca terdahulu, dengan karakter musik yang khas dari setiap band dan penyanyi. Album You and Me Against The World: Tribute to Mocca menampilkan Coldiac yang membawakan “On the Night Like This”, Asteriska (“My Only One”) , Bilal Indrajaya (“Object of My Affection”), Kelas Mocca (“Do What You Wanna Do”), NonaRia (“Teman Sejati”), Sky Sucahyo (“Secret Admirer” dan “What If”) , Mustache and Beard (“Ketika Semua Telah Berakhir”), Mardial (“Lucky Man”), dan The Panturas (“You and Me Againts The World”).
Kebersamaan Arina Ephipania (vokal), Riko Prayitno (gitar), Achmad ‘Toma’ Pratama (bas), dan Indra Massad (drum) selama 20 tahun bermusik di Mocca, menjadi sebuah momen tepat untuk merayakannya dengan merilis album ini. Album You and Me Against The World pun menjadi jembatan antara Mocca dan para musisi baru. Terbukti dengan rentetan lagu Mocca yang dibawakan pun terdengar segar dan berbeda. Salah satunya adalah The Panturas yang juga dijadikan singel utama.
Gitaris Mocca, Riko Prayitno mengungkapkan, proyek album tribute ini merupakan hasil kolaborasi label Lucky Me Music bersama Berita Angkasa, UNKL, dan ALS Studio. Pemilihan band dan solois ditentukan bersama antara Mocca dan Berita Angkasa. Menurut Riko, ada beberapa pertimbangan saat menentukan band dan penyanyi terlibat. Salah satunya adalah musisi pendatang baru tapi sudah punya karya. Tak hanya itu, awak Mocca juga memilih band dan penyanyi yang punya karakter khas. Perbedaan karakter ini yang membuat album You and Me Against The World: Tribute to Mocca jadi menarik.
Riko mengungkapkan, pemilihan lagu langsung dipilih band dan penyanyi yang bersangkutan. Diskusi dengan awak Mocca juga tetap ada, tapi keputusan akhir tetap di band dan penyanyi. “Mocca sangat membebaskan para penyanyi dan band ini mengolah lagu-lagu Mocca. Mulai dari pemilihan lagu, aransemen, sampai cara membawakannya,” kata Riko.
____
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Ramalan 9 Musisi Indonesia yang Bersinar di 2025
Kami menerbitkan artikel ramalan musisi sejak awal 2022 sebagai bentuk harapan bahwa dengan menghasilkan karya yang bagus musisi tersebut pantas untuk mendapatkan apresiasi yang lebih di industri musik. Dari memilih 10 nama, semenjak 2023 …
Wawancara Eksklusif Ecang Live Production Indonesia: Panggung Musik Indonesia Harus Mulai Mengedepankan Safety
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Pophariini masih banyak menghadiri dan meliput berbagai festival musik di sepanjang tahun ini. Dari sekian banyak pergelaran yang kami datangi, ada satu kesamaan yang disadari yaitu kehadiran Live Production Indonesia. Live …