Rekomendasi: Muchos Libre – Rock Datang Bulan

Nov 8, 2021
Muchos Libre

Distorsi fuzz mengaum-aum, gebukan drum dan bass berlari sprint, mengiringi tarikan urat vokal yang seakan hampir putus, itu komentar saya saat mendengar keseluruhan lagu dari Rock Datang Bulan, debut album dari unit rock garasi asal Bandung, Muchos Libre.

Pandangan subyektif, Muchos Libre adalah perkawinan yang baik antara keliaran rock dari The Brandals, Teenage Death Star namun somehow mereka punya sensitivitas dan progresivitas yang menarik dari referensi yang mereka amini. Saya mendengar gebukan drum yang keras, fuzz fuzz liar, bendingan-bendingan eksentrik, semua hal di kitab rock yang saya sukai ada di sini.

“豚猫 ( Butaneko)”, ” Manusia Silver” dan “ロムサ(Romusha)” adalah perwakilan kuat betapa saya sangat menyukai band ini. Gaya-gaya rock tradisional yang seolah matisuri dari arena musik tanah air. Sebuah rock yang ‘setelan’ panggung-panggung gelap kecil penuh sesak, bukan panggung megah sebuah festival berhiaskan lampu dan LED yang super silau.

Rock Datang Bulan menunjukkan gagahnya band ini secara utuh, duo kerongkongan rock Bagongtempur (Dalli) dan Korongmentah (Dilla) yang berbagi vokal rendah dan tinggi, sudah teruji di TDS, menjadi formula terbaik yang diteruskan oleh Muchos Libre. Teriakan Dalli adalah teriakan rock terbaik yang saya dengar hari ini sejak Alvin beryanyi di TDS.

Di departemen gitar, saya pun tidak bisa berkomentar apa-apa dengan duo Ardian Aziz Oktriyana dan fuzz-fuzz ngeri milik Rizky Varama yang menjalankan fungsi spiritual: Mengiringi perjamuan rock dengan baik.

Betapa tidak berdosanya saya ketika tidak ikut bernyanyi kepada “Kami Adalah Band Rock Pertama Kali Datang Ke Bulan”. Bahkan lagu yang paling manis sekalipun, “2020 Love Song” juga terdengar gagah di tangan mereka. Saya juga tidak bakal melupakan bendingan gitar Ardian yang gila di “Manusia Silver”. Dimulai dari detik pertama, ini menjadi bendingan terbaik 2021 versi saya.

Dari sebelas rekaman ini, saya bisa pastikan mereka bukan rock amatiran atau karbitan yang hanya bisa terdengar bagus di rekaman. Dari catatan rekaman awal mereka di tahun 2013, saya sudah pastikan bahwa mereka sudah banyak makan asam garam di banyak panggung. Sudah pasti rekaman ini bisa dipertanggung jawabkan dengan baik.

Sesuai judulnya, Rock Datang Bulan dari Muchos Libre menangkap penuh emosi rock sekaligus esensi wanita ketika sedang datang bulan: rock yang cranky, rock yang sensitif, kasar dan meledak-ledak.

Kalian pun bisa melupakan ulasan ini pernah ada, yang perlu kalian ketahui bahwa album rekomendasi ini hanya perlu disetel dengan jarum di angka 11, jika kalian tidak takut dengan omelan tetangga yang pedas.

______

Penulis
Wahyu Acum Nugroho
Wahyu “Acum” Nugroho Musisi; redaktur pelaksana di Pophariini, penulis buku #Gilavinyl. Menempuh studi bidang Ornitologi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, menjadi kontributor beberapa media seperti Maximum RocknRoll, Matabaca, dan sempat menjabat redaktur pelaksana di Trax Magazine. Waktu luang dihabiskannya bersama bangkutaman, band yang 'mengutuknya' sampai membuat beberapa album.

Eksplor konten lain Pophariini

Dirty Racer Buktikan Cinta Sejati Itu Ada Lewat Single Vespa Merah

Setelah merilis single “Percaya” dan “Untitled” pada 2015, unit pop punk asal Lampung, Dirty Racer kembali dengan yang terbaru dalam tajuk “Vespa Merah” (08/11).     Dirty Racer adalah Galang Rambu Anarki (vokal, bas) …

Circle Path Memaknai Candaan Jadi Hal yang Serius di Single Teranyar

Setelah merilis single “Down In The Dumps” tahun lalu, Circle Path melanjutkan perjalanan mereka lewat peluncuran single anyar “Take This As A Joke” hari Senin (11/11). Pengerjaan single ini dilakukan secara independen dan mereka …