Rekomendasi: Muchos Libre – Rock Datang Bulan
Distorsi fuzz mengaum-aum, gebukan drum dan bass berlari sprint, mengiringi tarikan urat vokal yang seakan hampir putus, itu komentar saya saat mendengar keseluruhan lagu dari Rock Datang Bulan, debut album dari unit rock garasi asal Bandung, Muchos Libre.
Pandangan subyektif, Muchos Libre adalah perkawinan yang baik antara keliaran rock dari The Brandals, Teenage Death Star namun somehow mereka punya sensitivitas dan progresivitas yang menarik dari referensi yang mereka amini. Saya mendengar gebukan drum yang keras, fuzz fuzz liar, bendingan-bendingan eksentrik, semua hal di kitab rock yang saya sukai ada di sini.
“豚猫 ( Butaneko)”, ” Manusia Silver” dan “ロムサ(Romusha)” adalah perwakilan kuat betapa saya sangat menyukai band ini. Gaya-gaya rock tradisional yang seolah matisuri dari arena musik tanah air. Sebuah rock yang ‘setelan’ panggung-panggung gelap kecil penuh sesak, bukan panggung megah sebuah festival berhiaskan lampu dan LED yang super silau.
Rock Datang Bulan menunjukkan gagahnya band ini secara utuh, duo kerongkongan rock Bagongtempur (Dalli) dan Korongmentah (Dilla) yang berbagi vokal rendah dan tinggi, sudah teruji di TDS, menjadi formula terbaik yang diteruskan oleh Muchos Libre. Teriakan Dalli adalah teriakan rock terbaik yang saya dengar hari ini sejak Alvin beryanyi di TDS.
Di departemen gitar, saya pun tidak bisa berkomentar apa-apa dengan duo Ardian Aziz Oktriyana dan fuzz-fuzz ngeri milik Rizky Varama yang menjalankan fungsi spiritual: Mengiringi perjamuan rock dengan baik.
Betapa tidak berdosanya saya ketika tidak ikut bernyanyi kepada “Kami Adalah Band Rock Pertama Kali Datang Ke Bulan”. Bahkan lagu yang paling manis sekalipun, “2020 Love Song” juga terdengar gagah di tangan mereka. Saya juga tidak bakal melupakan bendingan gitar Ardian yang gila di “Manusia Silver”. Dimulai dari detik pertama, ini menjadi bendingan terbaik 2021 versi saya.
Dari sebelas rekaman ini, saya bisa pastikan mereka bukan rock amatiran atau karbitan yang hanya bisa terdengar bagus di rekaman. Dari catatan rekaman awal mereka di tahun 2013, saya sudah pastikan bahwa mereka sudah banyak makan asam garam di banyak panggung. Sudah pasti rekaman ini bisa dipertanggung jawabkan dengan baik.
Sesuai judulnya, Rock Datang Bulan dari Muchos Libre menangkap penuh emosi rock sekaligus esensi wanita ketika sedang datang bulan: rock yang cranky, rock yang sensitif, kasar dan meledak-ledak.
Kalian pun bisa melupakan ulasan ini pernah ada, yang perlu kalian ketahui bahwa album rekomendasi ini hanya perlu disetel dengan jarum di angka 11, jika kalian tidak takut dengan omelan tetangga yang pedas.
______
Artikel Terkait
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota
Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …
5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Coldiac
Coldiac menyelesaikan rangkaian tur The Garden Session hari Kamis, 12 Desember 2024 di Lucy in the Sky SCBD, Jakarta Selatan. Tur ini secara keseluruhan singgah di 7 kota termasuk Balikpapan, Samarinda, Medan, Solo, Bandung, …