Muram – Raung Selatan

May 30, 2022

Sebuah perasaan yang membanggakan melihat alunan rock yang datang digemakan dari tanah Borneo. Dari Banjarmasin, Muram hadir mengisi minimnya suara rock yang datang dari pulau yang yang menjadi pulau terbesar ketiga di dunia.

Lewat debut album Raung Selatan, Muram membawa paket rock yang gagah. Terbukti dengan suguhan distorsi-distorsi yang berat dan tajam. Gebukan-gebukan drum yang mengiringi tarikan vokal-vokal yang marah, pola wajib yang kesemuanya ada di sini.

Setiap jengkal lagu-lagu yang ada di album ini dihadirkan dengan proporsi yang pas. Ada lagu-lagu dengan beat yang lambat, sedang sampai upbeat semua ditata sedemikian rupa menjadikan album ini bisa dinikmati secara utuh, tanpa skip.

Bahkan yang menariknya, band yang pernah ikutan dari Irama Kotak Suara Pophariini ini menyisipkan lagu super singkat bertajuk “PLR” sebagai filler di lagu ini, demi menjaga kenyamanan pendengar untuk menikmati keseluruhan  album ini. Ya mungkin tidak sepende “You Suffer”-nya Napalm Death di album Scum dengan durasi 1.316 detik, namun sebagai lagu rock berdurasi cepat, yaitu 3 detik sejak musik dimainkan, sejauh ini Indonesia punya rekor rock lagu berdurasi pendek.

Di luar itu, hal menarik yang perlu dicatat dari unit rock yang digawangi Gorey (vokal), Erwin (gitar), Odien (gitar), Feriza (bass), dan Awlia (drum) ini adalah topik album ini yang berbicara soal isu sosial dan lingkungan. Ini dibunyikan dari lirik-lirik ditulis yang berisi protes soal perusakan dan pembakaran hutan seperti dalam “Rimba Membara”, “Api di Khatulistiwa” serta nomor instrumental bertajuk “For:rest”. Di luar itu, mereka menyisakan tentang banyak hal lain dari bersenang-senang dalam “Pesta Akhir Pekan” dan fiksi ilmiah di “Beskar” yang menampilkan kolaborasi menarik dengan Iga Massardi.

Vokal Gorey perlu diberi catatan tersendiri. Saya melihat ada potongan yang menarik warna vokal Gorey dengan Arian13, Dody Hamson dan Gede Robi, ini lantas menjadi modal utama yang dipunyai Muram. Selain itu, kekompakan isian-isian drum, bass dan gitar dari personil lainnya menjadi elemen yang pas untuk melengkapi unit rock yang kariernya masih terbilang muda.

Bicara soal karier, album pertama lumayan cukup menjadi ‘jajal jimat’ bagi Muram sebagai perwakilan suara dari Borneo untuk menapaki arena rock tanah air yang mudah-mudahan membawa mereka mengalir ke sesuatu yang lebih besar sambil, tentunya, saya menunggu eksplorasi selanjutnya dari mereka yang membuat Muram bisa terdengar lebih unik dari band-band rock yang sudah ada.

Selain tersedia dalam bentuk digital, album Raung Selatan dari Muram juga bisa dinikmati dalam bentuk CD yang dirilis oleh Demajors.

Penulis
Wahyu Acum Nugroho
Wahyu “Acum” Nugroho Musisi; redaktur pelaksana di Pophariini, penulis buku #Gilavinyl. Menempuh studi bidang Ornitologi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, menjadi kontributor beberapa media seperti Maximum RocknRoll, Matabaca, dan sempat menjabat redaktur pelaksana di Trax Magazine. Waktu luang dihabiskannya bersama bangkutaman, band yang 'mengutuknya' sampai membuat beberapa album.

Eksplor konten lain Pophariini

Di Balik Panggung Kabar Bahagia 30 Tahun Perjalanan rumahsakit

Perjalanan 30 tahun bukan waktu yang sebentar untuk berkumpul dan mendedikasikan jiwa raga dalam entitas band. Keberhasilan yang sudah diraih rumahsakit selama mereka berkarier terwujud dalam sebuah perayaan. Bekerja sama dengan GOLDLive Indonesia, Musicverse …

Wawancara Eksklusif Atiek CB: Lady Rocker Indonesia yang Gak Betah Tinggal di Amerika

Salah satu legenda hidup rock Indonesia, Atiek CB menggelar sebuah pertunjukan intim bertajuk A Night To Remember for Atiek CB hari Rabu, 11 Desember 2024 di Bloc Bar, M Bloc Space, Jakarta Selatan.   …