Nikmati Live Spesial Single Terbaru Adrian Adioetomo – Burning Blood, Cold Cold Ground
“Burning Blood, Cold Cold Ground” adalah single terbaru Adrian Adieotomo. Single ini sekaligus penanda kembalinya sang musisi di industri musik setelah sekian lama vakum.
Tayang di Youtube 25 Februari, ini juga sebagai single pertama dari album penuh ketiga Adrian Adioetomo yang telah ditunggu sekian lama. Album ini tak berjudul, tapi mempunyai kutipan: “Violent Love, Gentle Kill.” Album yang sepenuhnya menggunakan bahasa Inggris ini mengikuti EP Apaan yang dirilis tahun 2016 lalu dan akan dipasarkan pada 28 Februari, 2021.
Adrian merekam dan memproduksi album ini secara mandiri. Kerjasama antara Demajors Records dan label Adrian, MySeeds ini menampilkan musisi-musisi tamu; Fajri Navarry pada Blues Harp (harmonica), Amrus Ramadhan pada Pedal Steel, Bonny Sidharta pada Bass, Samantha Lee Martin pada Banjo dan Backup Vocal. Mereka memberi ciri yang khas pada beberapa lagu-lagu tertentu.
“Secara musik, album ini adalah peron alternatif untuk bereksplorasi, pergi merantau dari ranah Delta-Blues tradisionil,” tutur Adrian. “Secara tema, ia merupakan sebuah dramatisasi esai-visual – impresi fatal dari masalah kuno cinta dan kehidupan.”
Pandemi COVID-19 yang terus berjalan telah menangguhkan rencana-rencana show Adrian, namun juga telah memberinya banyak waktu untuk untuk me-mix album dan membuat videonya sendiri. Alhasil ia dapat menentukan estetikanya sendiri sehingga pendengar dapat mengecap apa yang ia maksud dengan potret blues Indonesia dalam lukisan gelap sisi ‘Western’ Amerika.
“Pandemi ini telah berjalan cukup lama. Saya yakin ini telah dapat membuat orang berkontemplasi akan dirinya sendiri. Tak terkecuali saya”, tuturnya.“Sementara untuk musiknya sendiri, blues harus berevolusi agar tetap relevan. Terutama untuk kelangsungannya di masa depan. Jadi saya rasa album ini adalah sedikit kontribusi saya untuk maksud itu.”
Album ini berisi 14 lagu yang menyiratkan kesan seorang pengelana asing, sosok tersendiri mencari jalan menuju cakrawala tak terjelajahi. Kedalaman dan misterinya hanya tersentuh oleh kemampuan berlirik dan penggerak permainan gitar slide Adrian yang terus bekerja.
“Burning Blood, Cold Cold Ground” adalah lagu pembuka album ini dan single pertama yang baru rilis. Tabrakan yang disengaja antara slide Delta-blues dengan suara distorsi rusak yang fuzzy mengundang mitos klasik tentang blues dan iblis.
“Underneath The Ground” adalah apa yang didapat bila groove yang diinspirasi oleh Barry White dimainkan dengan alat musik pedal steel dan gitar resonator. – sementara lirik yang hiperbola tentang pertautan-rahasia ini mencerminkan idiom khas dari musik blues.
“La Pistolera” memelintir sebuah lagu country standar dengan fatalitas modern. Umpan elmaut dan gairah kehancuran berperan menjadi kekeroposan rock-and-roll yang kemudian dicekoki ke dalam aransemen musik yang nyaris kolot.
Adrian telah dikenal sebagai perintis kebangkitan skena blues dan pionir Delta Blues Indonesia. Penampilannya telah melibatkan antara lain Jubing Kristianto dan Tartika Jahja selain juga kiprahnya memainkan rock bersama Franki “Pepeng Naif” Indrasmoro dalam band “Raksasa”. Walau sering disebut sebagai seorang “Delta bluesman”, gaya bermusiknya memadukan rock, alternative, dan ‘dark country’. Pada 2017, ia meraih Anugerah Musik Indonesia award untuk lagunya “Tanah Ilusi.”
Pada pendengarnya, iya melambangkan sesuatu yang beda lagi: serigala penyendiri, menggores jejaknya sendiri, menggapai tanah tak terjamah seraya tetap membawa kedua tradisi blues Amerika dan tanah kelahirannya sendiri. Dalam album ini, ia menemukan cara baru untuk tetap berpijak pada kenyataan sembari membiarkan perasaan-perasaan tak terucap untuk bergulir jauh, seperti gulma kering di gurun Mojave.
Selamat menikmati penampilan spesial Adrian Adioetomo membawakan single “Burning Blood, Cold Cold Ground”. Album terbaru Adrian bisa didapatkan secara digital juga fisik lewat demajors.
____
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Juicy Luicy – Nonfiksi
Lewat Nonfiksi, Juicy Luicy semakin mengukuhkan diri sebagai band pengusung lagu patah hati dengan formula pop R&B yang jitu dan ultra-catchy. Pertanyaannya: sampai kapan mereka akan menjual kisah patah hati kasihan dan rasa inferioritas …
Selat Malaka Resmi Mengeluarkan Album Penuh Perdana
Band asal Medan bernama Selat Malaka resmi mengeluarkan album penuh perdana self-titled hari Jumat (22/11). Sebelumnya, mereka sudah mengantongi satu single “Angin Melambai” yang beredar tahun lalu. View this post on Instagram …