Pakai Kaos Band Apa Hari Ini?
Sedangkan maraknya kaos band di Indonesia setidaknya sudah mulai tampak sejak 1980an. Waktu itu memang belum begitu popular kaos band official, kecuali membelinya di luar negeri (atau titip beli), namun kaos-kaos bajakan sudah relatif mudah ditemukan. Di pertokoan Ratu Plaza, Jakarta, bahkan ada sebuah toko yang memajang desain-desain kaos band dan warna-warni kaos polos. Kita bisa memilih image dan kaos tersebut, maka pihak toko akan mencetaknya untuk Anda. Tunggu sebentar, kaos band masih hangat-hangat kuku bisa Anda bawa pulang. Saya masih ingat beberapa, di sana ada Rush, The Police, dan Van Halen.
Kaos band semakin marak ketika thrash metal mulai naik ke permukaan dan dikenal cukup luas di Indonesia, akhir 1980-awal 1990an. Mulai hadir pula toko-toko yang menjual official merchandise. “Kaos asli”, jika dalam bahasa dahulu. “Nggak ada jahitan samping”, salah penanda utamanya. Era masih banyak kaos-kaos “made in USA”, sebelum mereka “mengoper” produksinya ke negara-negara semacam Bangladesh atau Vietnam. Era di mana ukuran kaos-kaos itu terasa terlalu besar, sementara peminatnya bisa saja remaja SMP atau bahkan anak SD yang dengan sukarela memakai kaos band yang menenggelamkan tubuhnya. Kedombrangan. Era di mana menonton acara musik semakin seru karena berarti kita akan memakai kaos band kesayangan dan melihat-lihat berbagai kaos band yang dikenakan orang-orang di sana. Romantisme itu, banyak di antara mereka yang tidak pernah ingin dan bisa melupakannya!
Meskipun harga merchandise band itu tak bisa dibilang murah. Sampai hari ini saya masih ingat bagaimana dahulu sekali setiap ke Pasaraya Blok M saya selalu melihat-lihat longsleeve Earache Records tanpa pernah membelinya, hingga barang itu menghilang di sana. Atau kejadian membeli kaos Metallica The $5.98 EP: Garage Days Re-Revisited dari seorang teman karena dia sangat butuh duit untuk bisa membeli kaos Sid Vicious yang sudah terlalu ngeces diincarnya. Masa-masa SMP yang sedikit banyak masih seperti hari ini saja.
Selain kaos band, setidaknya kaos komik dan kaos skateboard pun sedang begitu diminati pada saat itu, kadang menjadi selingan bila tidak sedang memilih kaos band. Namun saya tidak bisa mengingat adanya kaos-kaos band lokal di sana.
Ketika 1990an sudah mulai bejalan, sedikit demi sedikit kita mulai mengetahui band-band underground lokal mulai memproduksi kaos. Salah satu yang paling terkenal adalah kaos PUPPEN dengan teks di bagian belakang identik dengan teks band hardcore “F*ck You, We’re From Bandung” (belakangan desain kaos itu di-re-print dan kembali diburu para peminatnya). Kaos band lokal pertama saya kalau tidak salah adalah Planetbumi, ketika Britpop mulai melanda Jakarta. Saya masih ingat beberapa desain kaos band di era itu, mereka memakai ringer (ah, 1990an sekali!), dari Chapter 69 dan Jepit Rambut.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Armand Maulana – Sarwa Renjana (EP)
Dengan EP berdosis pop dan unsur catchy sekuat ini, saya jadi berpikir, mungkinkah Armand Maulana berpotensi menjadi the next king of pop Indonesia?
Juicy Luicy – Nonfiksi
Lewat Nonfiksi, Juicy Luicy semakin mengukuhkan diri sebagai band pengusung lagu patah hati dengan formula pop R&B yang jitu dan ultra-catchy. Pertanyaannya: sampai kapan mereka akan menjual kisah patah hati kasihan dan rasa inferioritas …