Pamungkas – Birdy

Jul 1, 2022
Pamungkas Birdy

Pamungkas memiliki ramuan yang tepat dalam mengolah suara dari masa lalu. Menangkap suasana yang sudah lewat untuk bisa ditata kembali menjadi sesuatu yang mencirikan dirinya sebagai musisi hari ini.

Sebut saja Pamungkas musisi yang berhasil melakukan inovasi. Pandai membuat semua aransemen musiknya sendiri (nyaris tak pernah melibatkan musisi lain) yang juga membuktikan egonya begitu tebal.

Lagu pertama dalam album musik bisa disebut penentuan. Ketika pendengar butuh penasaran untuk bisa memutuskan ingin mendengarkan lagu yang seterusnya atau berhenti saja.

Memori yang tersimpan di kepala Pamungkas masih seputar perasaan. Apapun yang terekam olehnya dijadikan kemasan yang manis meskipun terasa problematik. Ia tidak pernah takut gagal untuk bisa mengungkapkan pandangannya dan mewakili perasaan banyak orang.

Di album Birdy, Pamungkas cerdas menempatkan “A Day That Feels Better” sebagai pembuka. Dimulai dengan petikan gitar yang merdu. Terselip ketukan yang menyadarkan suatu saat manusia pasti kehilangan dan sejenak melodi gitarnya berhasil membangkitkan rasa.

”If tomorrow I’m losing you. If tomorrow is now. I just wanna be good to you. Headline from this day on. You’re all the one I want. And the warmth you bring, it’s glowing on me. All these friends and lovers. The places I have been. Somehow now they mean more. When you are here.”

Setelah merasa hanya ingin dicintai, Pamungkas mengutarakan rasa cemas di lagu kedua “(Beep)”. Saya menyebutnya lagu terseksi di album. Saya terpincut seperti saat mendengarkan “Deeper” di album ketiga miliknya. Kehadiran Moneva, backing vokal yang setia di setiap panggung Pamungkas di lagu ini tak sia-sia.

 

“It’s me. I’ll be quick think I’m gonna be sick and I’m here alone. No, I mean. Shit, that is not the point. It’s just that I’m all alone and I needed reasons to talk to you. And it’s counting season since you talk to me. It’s me. I’ll be quick, I’ll get to point. It’s just that I’ve been thinkin’ bout you. Yeah, I’ve beeni thinkin’ bout you.”

Bagaimana kalau Pamungkas suaranya tidak seperti yang sekarang. Suara yang memiliki pengucapan kata yang tak mengganjal di sela lidahnya. Hal itu belum tentu menjamin lagu bisa dinyanyikan sebaik yang bisa dilakukannya saat ini.

Masuk ke nomor ketiga, “Trust Me With This (Mama)”. Pamungkas meminta restu kepada Ibunya atas jalan yang ia pilih. Jika pendengar butuh lagu tentang bagaimana meyakinkan Ibu, ini lagu yang tepat.

Terasa biasa saja begitu Pamungkas membawakan “Purple Sigh”. Sementara lagu “Happy Birthday To You” yang mendayu bisa menambah pilihan lagu Indonesia bertema ulang tahun. Walau tidak akan pernah menggeser “Selamat Ulang Tahun” milik Jamrud.

Rasa yang dibangun untuk nomor keenam “Please Baby Please” mengawang. Pamungkas takut ditinggal pergi seseorang. Hanya sedikit perbedaan dengan “Jealousy”. Ia mengharapkan seseorang merasakan hal yang sama.

Di lagu kedelapan, “I Got To Get You” masih persoalan memikirkan seseorang. Tetap menunjukkan pengharapan, kali ini lebih besar lagi.

“I got to get you, I’ll try. I got to get you. I live on a dreamer’s salary.”

Album Birdy juga menyelipkan ketiga rekan musisi karib Pamungkas, yaitu Oslo Ibrahim, Morad, dan Romantic Echoes yang berpartisipasi di “Intro VI”. Lagu yang menjadi jembatan yang sesuai untuk “Birdy”.

 

Pamungkas meletakkan “Begin Again” sebagai penutup album. Sebuah lagu renungan bagi dirinya sendiri sebagai manusia yang tak pernah habis meminta dan bersyukur atas semua yang dirasakan.

“I, I have so much to think. I’ve got so much to feel inside. I’ve, I’ve got so much questions. That no one seems to know. So tell me where I begin. I don’t know where to begin. Begin again.”

Karier bermusik Pamungkas sampai di album keempat bukan lagi sebuah pembuktian. Saya menyukai album Birdy sama rasanya seperti saya mulai mengagumi Pamungkas saat ia mengeluarkan album Solipsism (bukan yang 2.0).

Tak butuh lagi banyak pujian untuknya. Semoga dua album pertamanya yang masih berada di tempat teratas layanan streaming musik mau bergantian dengan dua album terakhirnya ini.


 

Penulis
Pohan
Suka kamu, ngopi, motret, ngetik, dan hari semakin tua bagi jiwa yang sepi.

Eksplor konten lain Pophariini

Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota

Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …

5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Coldiac 

Coldiac menyelesaikan rangkaian tur The Garden Session hari Kamis, 12 Desember 2024 di Lucy in the Sky SCBD, Jakarta Selatan. Tur ini secara keseluruhan singgah di 7 kota termasuk Balikpapan, Samarinda, Medan, Solo, Bandung, …