Pamungkas – Hardcore Romance
Setelah enam tahun bersolo karir, dua album sukses dari total empat album, single yang stream-nya meledak, dan panggung yang padat, Pamungkas adalah solois singer/songwriter pria pertama di generasinya yang bisa sampai sejauh ini. Namun dalam Hardcore Romance, Pamungkas menghadapi krisis album kelima dan terdengar stagnan.
Hardcore Romance dengan sembilan lagu jadi album yang paling nge-rock dalam katalog seorang Pamungkas. Gitar dengan riff ber-overdrive yang crunchy, sound drum yang lebih kasar, musik yang lebih menghentak dan vokal yang lebih nge-rock. Walaupun semuanya masih dalam koridor musik pop ala Pamungkas. Tapi sayangnya secara tema tidak ada kebaruan.
Bila dalam album sebelumnya, Birdy, ia membuka dengan “A Day That Feels Better” yang positif, kini Pamungkas memulai dengan “One Bad Day” yang muram. Agaknya ini curahan hati paska hal-hal negatif di album Birdy, yang menderanya. Dengan mood yang mengingatkan pada “Streets of Philadelphia”, milik Bruce Springsteen, lagu ini catchy dan menarik. Terlebih kita seperti diajak menyelami isi kepalanya.
Namun dalam lagu-lagu berikutnya harapan itu pupus. Pamungkas lebih banyak bicara soal remeh temeh hubungan cinta. Untuk ukuran dirinya yang telah melewati perjalanan panjang dalam karir bermusiknya tentu hal ini jadi tidak spesial.
Untuk urusan aransemen dan produksi, kematangan Pamungkas sudah tidak diragukan lagi. Baik sebagai singer/songwriter, aranjer, gitaris, dan sound engineer. Salah satu kelebihan lainnya juga tampak pada single “New Feeling” yang seperti tribut untuk “You Look Wonderful” nya Eric Clapton, lengkap dengan licks solo gitar legendarisnya. Juga lagu “Putus” yang intro-nya mengingatkan pada lagu “Umbrella” milik Rihanna pun menarik.
Mari kita bicara soal lagu “Putus” ini. Baik di panggung dan secara angka streams lagu ini mendapat respon yang sangat baik. Secara personal saya lebih menyukai saat Pamungkas bernyanyi lirik Indonesia. Bahkan lagu penutup album, “Outro II” pun terdengar menarik. Ia bisa saja menggali lebih jauh kemungkinan untuk mengeksplor bahasa Indonesia. Karena sejauh ini hasilnya terbilang selalu menarik. Kita tidak tidak akan lupa, kalau band sekelas Dewa19, sempat merilis ulang lagu “Kenangan Manis” milik Pamungkas dan dirilis dalam seluruh DSP.Tapi sekali lagi sayangnya Pamungkas melewatkan hal itu.
Pamungkas juga bisa untuk jujur dan membuka dirinya sendiri. Menggali dan membuka diri lebih dalam lagi yang ia rasakan paska Birdy, serta meledaknya lagu “To The Bone” yang melejitkan namanya sebagai solois pria.
Kembali lagi pada konteks bicara krisis album kelima yang jadi momen penentu musikalitas seorang musisi untuk terus berkembang atau justru kehilangan kekuatan artistiknya. Album ini jelas main aman dan mengulangi formula yang sudah ada. Tapi mengingat perjalanan panjang musikalitas Pamungkas, album ini harus dilewati olehnya.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Sambut Album Perdana, Southeast Rilis Single By My Side
Band R&B asal Tangerang bernama Southeast resmi merilis single dalam tajuk “By My Side” hari Rabu (13/11). Dalam single ini, mereka mengadaptasi musik yang lebih up-beat dibandingkan karya sebelumnya. Southeast beranggotakan Fuad …
Perantaranya Luncurkan Single 1983 sebagai Tanda Cinta untuk Ayah
Setelah merilis single “This Song” pada 2022 lalu, Perantaranya asal Jakarta Utara kembali hadir dengan single baru “1983” (08/11). Kami berkesempatan untuk berbincang mengenai perjalanan terbentuknya band ini hingga kisah yang melatarbelakangi karya terbaru …