Pelopor Electronica Lokal, Indra7 Rilis ‘Gabriel EP’ Di Bawah Dead Pepaya

May 10, 2022

Indra7, DJ sekaligus satu dari nama yang membangkitkan skena musik elektronic asal Jakarta ini baru saja merilis EP terbarunya di bawah Dead Pepaya Records. Bertajuk Gabriel EP, ini adalah mini album keduanya di bawah moniker Indra7 setelah September tahun lalu ia merilis Serotonin EP yang dirilis label asal Kuala Lumpur, Love International.

Penikmat musik umum mungkin belum mengenal siapa sosok Indra7, namun tidak buat mereka yang menggeluti skena musik elektronik, terkhusus techno. Jika ditarik ke belakang, perjalanan awal karir musik pria yang punya nama lengkap Indra Asikin Isa yang penting dicatat adalah era Agus Sasongko & FSOP, yang kemudian menjadi Media Distorsi di awal 2000-an dimana Indra bermain gitar di grup tersebut. Mengusung konsep electronik, grup tersebut berkesperimen di area trip hop, IDM, lounge, hingga ambient.

Rekaman Media Distorsi bertajuk Chapter 01: The Beginning menjadi salah satu favorit bawah tanah yang berbeda di era tersebut. Setelah Media Distorsi tidak aktif lagi, dia mulai menggeluti sirkuit techno dalam beragam entitas dan inisiatif seperti Microchip dan Jakarta Techno Militia. Indra yang tampil dengan moniker Indra7 (yang dipakai sejak 1998) menunjukkan konsistensi bermusiknya yang khas dan cenderung berbeda dengan pergerakan kancah lantai dansa ibu kota dari pertengahan hingga akhir 2000-an.

Karier bermusiknya makin dinamis, pendekatan bermusik Indra7 makin diterima dan diakui banyak pihak. Hal ini terbukti pada tahun 2011 dan 2019, beberapa entitas menyematkan status Techno DJ of the Year kepadanya. Bagi banyak orang, Indra7 adalah metalhead dengan sensibilitas rock and roll dalam kadar akut. “Saking metalnya, sampai lupa bahwa dia adalah salah satu pelopor musik elektronik Jakarta. Karena dulu sering di Monday Mayhem memutarkan metal, post-punk, Britpop, dan lainnya, sampai lupa bahwa dia aktif memainkan techno dengan kolektifnya,” kata Henry Foundation (Goodnight Electric).

Tahun 2013 adalah tahun dimana ia mulai karier bermusiknya mengarah ke sesuatu yang lebih menarik. Saat itu, almarhum Rully Annash, drummer Brandals menawarkan dirinya untuk meremix salah satu track dari The Brandals. Indra7 pun menyetujuinya dan ia memilih Pretty Lies sebagai salah satu track yang diremixnya.

 

“Sebelumnya, jaman masih nge-band, belum kepikiran untuk serius producing electronic music secara solo. Dan saat itu pun nge-DJ masih sebatas hobi saja. Baru ketika tahun 2006 kalau nggak salah, band gue hiatus, nah gue baru mulai serius untuk total di nge-DJ. Circa 2006 sampai 2013, gue masih senang-senangnya nge-DJ. Belum kepikiran untuk bikin rilisan sendiri. Baru sekitar tahun 2013, alm. Rully Annash sempat menawarkan untuk me-remix salah satu track The Brandals dari album DGNR8. Kayanya mulai dari situ sih gue kepikiran untuk mulai serius membuat lagu sendiri, selain tetap aktif nge-DJ” ujarnya.

Di masa pandemi dari sejak 2020 kemarin, Indra7 makin menunjukkan keseriusannya dalam producing music.

“Gara-gara pandemi gue akhirnya jadi punya banyak waktu untuk bikin lagu. Karena 2020 silam, sewaktu pandemi lagi gila-gilanya, gue merasakan satu momen yang hampir 8 bulan  nggak ada gig. Otomatis waktu gue pun jadi banyak. Pas juga kebetulan masih ada tabungan, akhirnya gue mulai pelan-pelan mengumpulkan alat lagi untuk mulai bikin lagu,” ujarnya.

Hasilnya luar biasa, di tahun 2021 beberapa single remix mulai bermunculan, termasuk EP debutnya, Serotonin. Di tahun ini, beberapa single remix-nya dirilis di banyak label sampai akhirnya Gabriel EP dirilis.

Dengan judul yang diambil dari nama putranya, Gabriel EP lahir dari materi yang sudah ia siapkan sejak tahun kemarin.

“Sebetulnya 3 track original mix di Gabriel EP ini materi yang sudah gue buat circa 2021, namun belum sepenuhnya selesai. Masih kisaran 50% lah, dan belum kepikiran juga untuk dirilis. Jadi kaya semacam tabungan lagu saja. Sampai suatu waktu, Adit dari kolektif Asam, yang juga salah satu bagian dari Dead Pepaya, menghubungi gue. Menawarkan untuk merilis materi di Dead Pepaya. Saat itu gue gak pakai pikir panjang, langsung gue iyakan. Dan kebetulan banget gue ada 3 lagu tabungan tadi yang sangat cocok untuk dirilis di Dead Pepaya,” jelasnya.

Gabriel EP, EP kedua dari Indra7

“Proses menyelesaikan rekamannya terbilang cepat. Januari 2022 kemarin lah, proses menyelesaikan materinya sudah selesai. Jadi memang momentum-nya pas banget untuk dirilis di RSD (Record Store Day-red). Semua proses produksinya, dari mulai menyelesaikan materi sampai urusan desain dan artwork, bisa selesai tepat waktu di awal April kemarin,” tambahnya.

Dari perspektif produksi musik, di Gabriel EP, Indra7 mengeksplorasi estetika kegelapan dengan elemen bebunyian yang dekat dengan industrial techno––metalik, machinery, dan distortif. Ia mencoba banyak hal baru dengan ruang berkesperimen yang luas dalam proses rekaman untuk Dead Pepaya, label yang mengacuhkan batasan konservatif dalam menyajikan rilisan electronic/club music dari Indonesia. Tiga original track yang diproduksinya merupakan rekam jejak penuh jam terbang dan gambaran bahwa keras tidak perlu ngegas. Indra7 hadir dengan self-awareness yang kuat. Boleh dibilang, jika dibandingkan dengan Serotonin, EP sebelumnya, menurut Indra7, Gabriel terdengar lebih raw dari sisi karakteristik lagu.

Indra7 di Record Store Day 2022 Kuningan City / foto: @mr_alung & @al.dous.ersn

“Perbedaannya jelas cukup signifikan sih. Gabriel ini lebih techno, lebih raw, dan hipnotik secara komposisi musik, vibe, dan spiritnya. Bahkan bisa dibilang semua materi yang ada di Gabriel ini jauh dari lagu-lagu techno yang biasa gue mainkan di set-set gue. Gue lebih banyak bereksperimen dengan sound dan vibe di Gabriel. Serotonin bisa diibaratkan sebagai “sisi teduh” gue dalam menciptakan lagu atau memainkan set di luar kebiasaan gue,” ujarnya.

Dirilis EP ini menambah satu lagi rilisan DJ / musisi elektronik di kancah musik elektronik yang sadly, masih belum menggeliat dinamis ketimbang skena band pada umumnnya. Sebagai satu dari pionir skena ini, Indra berkomentar.

“Sebetulnya banyak banget kalau gue lihat producer-producer electronic music lokal yang aktif membuat rilisan sekarang-sekarang ini. Cuma mungkin di skena kami ini (EDM lokal), highlights-nya belum sebesar skena band pada umumnya. Medianya pun, yang khusus mengangkat producer-producer musik elektronik lokal, juga belum banyak. Ada, tapi tidak banyak. Mungkin nanti ya seiring berjalannya waktu. Karena memang kenyataannya, musik elektronik di sini belum sepenuhnya menjadi sebuah sub-kultur seperti di Eropa sana,” tutupnya.

Terakhir, Indra7 sendiri tengah menyiapkan beberapa materi baru yang akan dikumpulkan dalam bentuk split album serta satu single dari band terdahulunya.

“Gue saat ini sedang menyiapkan materi lagi sih. Rencananya, gue akan merilis split album dengan Reno Renatama. Diusahakan sebelum akhir tahun ini sudah bisa rilis terlebih dulu format digitalnya. Sama mungkin mau rilis satu single untuk Media Distorsi haha!” tutupnya.

Untuk pertama kali, Gabriel EP dirilis terbatas sebanyak 20 copies dalam bentuk kaset pada perhelatan Record Store Day Jakarta 2022. Selanjutnya, pendistribusian rilisan tersebut untuk publik dalam format kaset C-30 dan digital dimulai tanggal 6 Mei 2022.


 

Penulis
Wahyu Acum Nugroho
Wahyu “Acum” Nugroho Musisi; redaktur pelaksana di Pophariini, penulis buku #Gilavinyl. Menempuh studi bidang Ornitologi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, menjadi kontributor beberapa media seperti Maximum RocknRoll, Matabaca, dan sempat menjabat redaktur pelaksana di Trax Magazine. Waktu luang dihabiskannya bersama bangkutaman, band yang 'mengutuknya' sampai membuat beberapa album.

Eksplor konten lain Pophariini

Lirik Lagu Empati Tamako TTATW tentang Mencari Ketenangan dan Kedamaian

Penggemar The Trees and The Wild sempat dibuat deg-degan sama unggahan Remedy Waloni di Instagram Story awal November lalu. Unggahan tersebut berisi tanggapan Remedy untuk pengikut yang menanyakan tentang kemungkinan kembalinya TTATW.     …

Di Balik Panggung Jazz Goes To Campus 2024

Hujan deras di Minggu siang tak menghalangi saya menuju gelaran Jazz Goes To Campus (JGTC) edisi ke-47 yang digelar di FEB UI Campus Ground, Depok pada Minggu (17/11).  Bermodalkan mengendarai motor serta jas hujan …