Perantaranya Luncurkan Single 1983 sebagai Tanda Cinta untuk Ayah

Nov 21, 2024

Setelah merilis single “This Song” pada 2022 lalu, Perantaranya asal Jakarta Utara kembali hadir dengan single baru “1983” (08/11).

Kami berkesempatan untuk berbincang mengenai perjalanan terbentuknya band ini hingga kisah yang melatarbelakangi karya terbaru mereka hari Rabu (20/11) via WhatsApp.

 

 

Perantaranya dibentuk Fabio (vokal), Maitreya (gitar), dan Joey (gitar) di tahun 2019.

“Berawal dari tidak berani mengungkapkan perasaan masing-masing, akhirnya kami memutuskan untuk membuat musik sebagai perantara atas apa yang dirasakan. Dua tahun kemudian, Rendhika (bas) dan Mehari (drum) ikut bergabung untuk memperkuat formasi Perantaranya. Pada 2023, Vega (kibor) bergabung dengan Perantaranya sehingga pada akhirnya melengkapi formasi band,” kata Fabio.

Ketika ditanya kisah di balik single “1983”, Joey menjawab ia mendedikasikannya untuk sang ayah, Richard “Transpose” Leppa, yang lahir pada 30 Mei 1983. Kini ayah Joey telah menang melawan penyakitnya dan tenang di sisi sang pencipta.

“Aku merasa setengah diriku menghilang (selepas kepergiannya). Jadi, aku buat lagu ini sebagai pesan dan pengingat bahwa kehadiran papa tidak akan pernah hilang dari diriku. Aku bangga punya papa kayak Richard Transpose,” ucap Joey.

Lirik “1983” dirangkai oleh Joey bersama Fabio yang membantu menyempurnakan.

“Ku tak bisa, berdiri sendiri tanpa dirimu. Tuhan pun tahu jawaban hidupku. Meskipun tubuhku terbujur kaku, membisu.”

“Kutipan lirik dari lagu ‘1983’ ini lahir dari tangisan, kepedihan, serta kebanggaan yang sarat akan pesan untuk selalu menghargai sosok ayah dan orang terkasih,” ungkap Joey.

Perantaranya mencoba menyebarluaskan pesan ini dengan menempuh dua strategi promosi, yakni offline dan online.

“Strategi promosi online dilakukan dengan memanfaatkan media sosial, seperti Instagram, TikTok, dan YouTube untuk membagikan konten interaktif termasuk menyebarluaskan videoklip ‘1983’. Sedangkan rangkaian promosi offline terdiri dari radio visit, berbagi cerita dengan media lokal dan internasional, serta apabila memungkinkan, kami mengadakan showcase untuk bisa membawakan lagu ‘1983’ secara live dalam waktu dekat,” kata Fabio.

Fabio juga menuturkan, pesatnya perkembangan musik di Jakarta—dengan rilisan baru beragam hampir setiap minggu—menjadi tantangan bagi Perantaranya.

“Meski sarana untuk mendukung para musisi semakin banyak, cepatnya perkembangan ini menimbulkan rasa kaget sekaligus takut. Namun hal tersebut justru memotivasi kami untuk terus beradaptasi dengan dinamika skena musik yang ada,” tutup Fabio.

 

Penulis
Amira Nada Fauziyyah
Tetap melaju kencang di rute yang tak selalu aman.
Subscribe
Notify of
guest
1 Comment
Inline Feedbacks
View all comments
Muka
Muka
15 days ago

Such a beautiful message

Eksplor konten lain Pophariini

5 Lagu Indonesia Pilihan The Cottons

Meski tidak seheboh musisi lainnya, namun tahun ini bisa dibilang juga merupakan tahunnya The Cottons. Bukan sekadar omong kosong, namun jika menengok kembali penampilan mereka di festival atau berbagai acara lain, sudah pasti panggung …

Menengok Gegap Gempita Ekosistem Musik ‘Pinggiran’ di Kulon Progo

Pinggiran, pelosok, dan jauh, sepertinya tiga kata itu mewakili Kulon Progo. Biasanya, diksi-diksi tersebut muncul dari orang-orang yang tinggal di pusat kota, pokoknya yang banyak gedung-gedung dan keramaian. Diakui atau tidak, Kulon Progo memang …