Perjalanan Solo Eka Annash

Nov 21, 2018

Sebelas November lalu mungkin adalah hari yang perlu dicatat dalam sejarah perjalanan musikal seorang Eka Annash. Vokalis dari band The Brandals ini akhirnya memulai perjalanan barunya sebagai penyanyi solo. Di tanggal itu, Eka Annash merekam beberapa lagu-lagu baru yang ditulisnya.

Sebelum solo, memang di luar The Brandals, vokalis ini tercatat masih aktif bersama band noise rock Zigi Zaga, di sana ia menjadi pencabik bass. Single debut “Kill The Noise” telah berhasil ditorehkannya. Belum ada tanda-tanda soal dirilisnya album penuh dari band ini. Lalu apa kabar The Brandals? Setelah album DGNR8 dan single kolaborasi dengan Agrikulture, belum ada tanda-tanda apakah mereka akan memulai rekaman-rekaman mereka. Benarkah Eka sekadar mengisi kejenuhan dari ketidak-terlalu-aktifan dua band ini lantas ia memulai proyek solonya?

“Ini proyek udah tertunda lama. Niatnya dari 2014 tapi baru terlaksana sekarang. Ini juga baru mulai. Sebenarnya pas lagi break tahun 2014 kemarin, gue mau langsung mulai proyek solonya. Tapi ketemu anak-anak Zigi Zaga akhirnya ditunda lagi,” ungkapnya soal asal muasal proyek solo ini.

Eka Annash / foto: @probografi.

Setelah melepas “Kill The Noise”, Zigi Zaga sendiri diketahui memang akan merilis album debutnya. Sementara Brandals tengah menyiapkan sesuatu.

“Sudah kelar produksi besarnya, tinggal mixing dan mastering doang. Klo Brandals lagi mau bikin album kompilasi the best dan single baru satu biji. Sudah kelar juga, dirilis akhir tahun. Nah sementara ada beberapa minggu kosong, jadi sekalian aja dihajar buat rekaman 1-2 lagu dulu yang solonya,” ungkap Eka.

https://www.instagram.com/p/BqC8kNaAND4/

Sebanyak empat dari delapan lagu yang direncanakan berhasil direkam di studio Als di Rempoa, Bintaro. Eka tidak sendiri, ia mengajak teman-teman dekat sesama musisi untuk membantu dalam penggarapan musiknya: Ada Leonardo (Zeke And The Popo/Leonardo & His Imppecable Six), Anton Not (gitaris Fable), Juan (gitaris Waiting Room). PM Mulyadi, gitaris  Brandals pun ikut dalam proyek ini.

“Si Leo ngedrum, Anton Not (Fable) sama pm yang gitarin. Si Juan gue ajak nge bass. Udah full time pegawai doi tapi sayang bakat musiknya sebenarnya gede banget, tapi orangnya kelewat santay! Tadinya ada bayu kribo (gitaris awal brandals) yang nge-gitarin sama Akbar Superglad yang ngedrum. Mau ngajak bonita juga nih buat bantuin backing vocal, mudah-mudahan bisa,” ungkapnya.

https://www.instagram.com/p/BqKYfwcgw5s/

Apa yang kemudian membedakan materi solo seorang Eka Annash dengan lagu-lagu rock The Brandals dan Zigi Zaga?

“Gue kan konsepnya mau black music gitu (soul/r&b/funk) black music. Gue sebenarnya pecinta (artis-artis) Motown & Stax (nama record label soul dan funk). Apalagi yang ballad-nya,” katanya.

Wah jadi penasaran kan seperti apa rekaman solo debut dari Eka Annash ini? Tunggu saja jawabannya beberapa waktu ke depan.

Penulis
Wahyu Acum Nugroho
Wahyu “Acum” Nugroho Musisi; redaktur pelaksana di Pophariini, penulis buku #Gilavinyl. Menempuh studi bidang Ornitologi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, menjadi kontributor beberapa media seperti Maximum RocknRoll, Matabaca, dan sempat menjabat redaktur pelaksana di Trax Magazine. Waktu luang dihabiskannya bersama bangkutaman, band yang 'mengutuknya' sampai membuat beberapa album.

Eksplor konten lain Pophariini

Karma Baik 20 Tahun Epic Symphony, Album Debut Homogenic

Mendengarkan kembali Epic Symphony album perdana Homogenic ternyata masih terasa relevan dan masih segar seperti saat pertama mendengarkannya

5 Kuliner Pilihan Nadhif Basalamah

Penyanyi solo Nadhif Basalamah yang makin dikenal lewat “penjaga hati” mengunjungi Mad Haus untuk mempromosikan single “tiba-tiba jum’at lagi” bulan Februari lalu yang tayang dalam video Bertemuhariini.    Berbicara soal menyanyikan lagu bernuansa pop …