Pitchwave Mengajarkan untuk Tidak Lari dari Masalah di Single Escape

Dec 13, 2024

Band alternatif asal Makassar bernama Pitchwave resmi merilis karya anyar bertajuk “Escape” hari Jumat (06/12). Single ini merupakan refleksi tentang siklus yang tak pernah berakhir, di mana seseorang terus menerus berusaha menghindar dari kenyataan pahit, dan berharap masalah yang datang akan hilang begitu saja.

 

 

Pitchwave beranggotakan Rifwan (bas, vokal), Ikki (vokal, gitar), Dirga (gitar), Yoga (synth), dan Vavayego (drum). Setelah menghubungi menghubungi band via direct message Instagram, Rifwan bersedia kami wawancara hari Selasa (10/12) via WhatsApp untuk bercerita soal bandnya.

Rifwan mengatakan ia memulai Pitchwave bersama seorang teman bernama Idriz bagian vokal dan gitar. Saat bersama Idriz, band ini merilis single perdana “Deeper” Agustus 2023 lalu. Single “Escape” juga sebenarnya dijadwalkan beredar di tahun yang sama, namun ternyata Idriz harus berpulang lebih dulu.

“Di situ saya sempat bingung banget mau lanjut apa gak, tapi karena bokap cerita kalau Idriz biar lagi sakit tetap ngurusin lagu-lagu. Akhirnya, Pitchwave tetap saya lanjut,” kata Rifwan.

Single “Escape” juga merupakan karya Idriz yang memiliki pesan untuk tidak lari dari masalah. Rifwan sempat memiliki pertanyaan apakah hal tersebut memang pertanda dari Tuhan.

“Saya juga gak tau apakah ini pertanda dari Tuhan atau gimana. Dia tuh selalu cerita untuk jangan selalu lari dari masalah karena sekeras apa pun kamu lari dari masalah, masalahnya akan kembali lagi dan jadi lebih besar,” ujarnya.

Saat ditanya bagaimana kondisi pergerakan musik di Makassar, Rifwan menjelaskan kondisinya dinamis dan penuh energi. Pernyataan ini diungkapkan berdasarkan kenyataan banyak teman-teman band yang muncul dengan inovasi.

Berbicara mengenai komunitas di kota Makassar, menurut Rifwan juga cukup banyak yang melakukan kolaborasi satu sama lain ketika membuat acara.

“Selain itu, kota kami juga punya budaya yang cukup kaya untuk memberi banyak inspirasi dalam menciptakan musik yang penuh karakter. Kami percaya kebisingan ini bukan hanya tentang suara keras, tetapi juga tentang kreativitas yang tidak pernah berhenti berkembang,” tutup Rifwan.

 

Penulis
Gerald Manuel
Hobi musik, hobi nulis, tapi tetap melankolis.
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Eksplor konten lain Pophariini

Banda Neira Kembali: Menyapa Penggemar Setelah Sewindu Hiatus

“Sampai kita tua…sampai jadi debu…” Penggalan lirik tersebut mungkin sudah ramah di sebagian telinga masyarakat Indonesia. Di Alam Sutera, setidaknya malam minggu itu, penonton langsung berbondong-bondong maju ke paling depan. Mereka bernyanyi bersama, suasana …

Otak Atik Musik di Era Elektronik

Teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) semakin berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir, yang membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Dari sektor kesehatan, pendidikan, hingga industri kreatif, khususnya musik, AI membuka …