Polka Wars, Tuhan dan Pertanyaan Tak Ingin Terjawab
Usai mengeluarkan singel dobel “Rekam Jejak” dan “Mapan” serta singel “Mandiri” di penghujung 2018, kini Polka Wars hadir kembali dengan singel terbaru “Suar”. Melalui singel barunya, band yang digawangi oleh Karaeng Adjie, Billy Saleh, Xandega Tahajuansya dan Giovanni Rahmadeva ini mencoba membuktikan kekuatan ekplorasi masing-masing personilnya.
Polka Wars melalui “Suar” mencoba membuktikan bahwa album terbaru mereka Bani Bumi bukanlah proyek perorangan namun kerja kolektif dimana masing-masing personil mampu mengeluarkan kemampuan bernyanyi dan mencipta lirik yang mumpuni.
Single terbaru Polka Wars tampak berbeda dengan dua single mereka sebelumnya yang banyak bercerita tentang sekitar, kini lagu yang ditulis oleh sang drummer, Giovanni Rahmadeva terasa begitu personal.
Ada kalanya manusia berjarak dengan Tuhan untuk melihat bagaimana Tuhan dan dunia bekerja, juga untuk melihat sejauh mana diri ini mampu mengimbangi kehendak Tuhan dengan segala rencananya. “Suar” juga bercerita tentang hubungan manusia yang berhenti untuk meminta. “Mengenai keengganan manusia untuk meminta dan meminta lagi karena tidak bisa mencerna mana yang merupakan obat mana yang merupakan racun, dan mana yang merupakan jawaban mana yang merupakan ujian” ujar Deva mengenai lagu yang ia tulis.
Tak hanya itu “Suar” juga merupakan pengingat bahwa manusia memerlukan momen untuk berhenti sejenak dan membiarkan angin membawa kita kemana Ia inginkan. “Suar” ialah titik netral dari sebuah perjalanan, di mana seorang manusia memilih untuk netral dan bersandar pasrah terombang-ambing gelombang tenang dalam samudera yang luas,” tutup Deva. “Suar” dengan kata lain seperti sebuah pertanyaan yang tak hendak dijawab.
Menarik melihat proses terciptanya single “Suar” yang ternyata awalnya bukan merupakan lagu unggulan di dalam album Bani Bumi. “Suar” awalnya merupakan lagu sederhana dengan tujuan melengkapi repertoar Bani Bumi. Namun nasib berkehendak lain pada lagu ini. Di tangan produser, Lafa Pratomo, “Suar” menjadi daya tarik tersendiri sehingga memiliki kekuatan untuk menjadi sebuah single. “Namun saya tidak pernah sepakat akan pernyataan itu, karena sejak awal mendengar, saya mendengar embrio magis dari Suar, hanya perlu dibiarkan tumbuh saja,” ujar Lafa menanggapi lagu “Suar” yang awalnya hanya dijadikan ‘pemain cadangan’ di daftar lagu album Bani Bumi.
Hadirnya Sandrayanti Fay di lagu ini ternyata membuat lagu ini berubah sepenuhnya dan mengeluarkan magis seutuhnya. Lafa Pratomo mengaku “Suar” seperti diciptakan untuk dilengkapi oleh Sandrayanti Fay untuk menjadi sempurna. “. Saya hanya merasa sel-sel tubuh saya mendapat titah entah dari mana untuk menyebut nama Sandrayati. Dan rupanya Sandrayati adalah jawaban dari embrio magis yang sejak awal selalu saya yakini,” tutup Lafa Pratomo.
____
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota
Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …
5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Coldiac
Coldiac menyelesaikan rangkaian tur The Garden Session hari Kamis, 12 Desember 2024 di Lucy in the Sky SCBD, Jakarta Selatan. Tur ini secara keseluruhan singgah di 7 kota termasuk Balikpapan, Samarinda, Medan, Solo, Bandung, …