Rachun – Sesuai Resep Doktrin
Saat menemukan album perdana Rachun ini ada perasaan campur aduk yang menimbulkan keragu-raguan untuk mendengarkan atau bahkan ingin sekali meninjaunya. Judul dan sampul yang tidak biasa membuat saya bertanya-tanya, seperti apa musiknya?
Di tengah dilema tersebut, secara kebetulan Rachun dijadwalkan tampil di bilangan Blok M. Saya merasa panggung itu bisa menjadi kesempatan bagus untuk menentukan keputusan menyimak sang album atau tidak.
Selama pertunjukan, Rachun berhasil membuat keputusan menjadi lebih mudah. Energi yang mereka lontarkan saat membawakan lagu-lagunya meyakinkan saya untuk menuliskan ulasan ini.
Tak seperti biasanya, tulisan tidak akan dimulai dari nomor-nomor awal, melainkan lompat ke urutan yang ke-9 berjudul “Sendiri”. Alasannya sederhana, lagu yang dirilis sebagai single terakhir ini adalah track yang menimbulkan perasaan melankolis saat diputar berkali-kali.
Jika didengarkan sekilas, lirik lagu “Sendiri” mungkin bisa dimaknai sebagai lagu patah hati kepada pasangan. Namun, dalam penampilannya di bilangan Blok M, Firas (vokal, bas) mengatakan, lagu bercerita tentang kenangan bersama kucing yang menemaninya selama 11 tahun. Kini, teman baiknya tersebut telah tiada.
Setelah mengetahui makna sejati dari “Sendiri”, saya mantap untuk mengatakan, bahwa lagu tersebut adalah nomor terfavorit dalam album Sesuai Resep Doktrin.
Nomor berjudul “Akhir Pekan” juga menjadi track yang cukup kuat di album. Liriknya sangat berhubungan dengan kehidupan kelas pekerja, progresi akor sederhana, namun efektif. Ditambah melodi vokal ringan yang mampu mengajak nyanyi bersama hanya dalam sekali mendengarkan.
Sesuai Resep Doktrin turut menghadirkan beberapa nama sebagai kolaborator. Seperti Iga Massardi di lagu “Sabung Ayam, Adu Domba” dan Ridho Hafiedz untuk lagu “Cermin”. Kedua musisi berhasil menyuntikkan karakter mereka dengan baik ke dalam komposisi musik Rachun.
Mengawali karier di Potlot, Rachun sepertinya tidak bisa lepas dari karakter pendahulunya, Slank yang bisa dirasakan di lagu “Ok to Quit”. Suara nyanyian diseret yang diiringi gitar kopong membuat lagu ini berpotensi untuk dimainkan di setiap tongkrongan gang Ibu Kota.
Rachun memang terasa banyak mengambil esensi musik Slank di beberapa lagu lain yang mereka modernisasi. Sebagai orang yang tidak mengalami masa awal kemunculan Slank, saya akhirnya paham dan ikut merasakan euforia musik dari Potlot melalui Rachun, terlebih lewat album Sesuai Resep Doktrin ini.
Besar harapan agar Rachun terus mengembangkan karakter musik mereka. Semoga dengan rilisnya Sesuai Resep Doktrin, band dapat menjadi tunas muda dari Potlot yang bisa eksis di kancah musik Indonesia.
Artikel Terkait
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
We Are Neurotic Mempersembahkan Album Mini Terbaru Asian Palms
Trio disco dan jazz asal Jakarta, We Are Neurotic menutup tahun 2024 lewat perilisan album mini terbaru yang diberi nama Asian Palms (13/12) bersama C3DO Recordings sebagai label naungan. Album Asian Palms …
Yella Sky Sound System Rayakan 1 Dekade Lewat Album Mini The Global Steppers
Unit dub kultur sound system asal Jakarta, Yella Sky Sound System merayakan satu dekade eksistensi lewat perilisan album mini terbaru bertajuk The Global Steppers (20/12). Dipimpin oleh produser sekaligus selektor Agent K, album mini …