Rafi Sudirman – Endlessly (EP)
Tak jarang saya baru menyukai lagu yang ternyata sudah rilis lama. Mungkin pendengar lain pernah mengalami hal yang sama. Biasanya menemukan lagu dengan cara yang acak atau berdasarkan genre musik kesukaan. Salah satu contohnya, perkenalan saya dengan Rafi Sudirman.
Rafi sudah memulai karier bermusik sejak beberapa tahun yang lalu. Ia sempat terlibat di dalam album kompilasi Di Atas Rata-Rata 2 yang dipimpin oleh Erwin Gutawa. Namun, saya baru mengenalnya karena “Won’t You”, satu-satunya lagu yang saya suka di mini album Scenery.
Dua tahun kemudian, Rafi mempersembahkan Endlessly. Mini album berjumlah lima lagu, total durasinya sekitar empat menit lebih sebentar dari mini album Rafi yang pertama. Jika membayangkan pertunjukan, sepuluh lagu sebenarnya sudah bisa menjadi bekal untuk memenuhi jatah manggungnya.
Berbicara tentang album barunya. Rafi menempatkan “Faraway” di urutan pertama. Lagu bercerita tentang rasa pilu ditinggal seseorang. Bunyi gitar yang dipakai mengingatkan saya ke penyanyi R&B era 90 – 00an, Frankie J dengan “Obsesion” atau Mario dengan “I Choose You”.
Penyanyi R&B/Soul mana yang suaranya biasa-biasa saja? Tidak ada. Itu yang selalu membenarkan pikiran saya tiap kali menyukai lagu bagus dari musisi R&B luar maupun lokal. Seperti saya menjagokan karakter vokal Farrel Hilal dan Eros Tjokro, dan Rafi berada di antara yang terbaik saat ini.
Rafi meletakkan single “Collide” yang rilis tahun lalu di urutan selanjutnya. Lagu yang menjadi penanda ia resmi bergabung dengan Warner Music Indonesia. Awal mula yang baik untuk perjalanan barunya. Aransemen musik yang chill, tapi versi akustiknya tak kalah menarik.
Di setengah perjalanan mendengarkan album ini. Saya menduga Rafi sengaja mengatur urutan lagu sedemikian rupa agar bisa membangun mood yang tidak membosankan. Ia menempatkan “All That I Need” di urutan ketiga. Lagu sendu ini mengungkapkan keinginan untuk bisa bersama yang cocok diputar menjelang tidur.
Para pekerja butuh kesenangan lebih untuk hari yang cepat berlalu di kota yang penuh emosi. Terasa akan menyenangkan diiringi lagu Rafi yang satu ini. Berada di urutan yang keempat, ia mengajak pendengarnya bergoyang dalam judul “Don’t Call My Name”.
Memang pantas album disebut jurnal cinta karena Rafi menutupnya dengan “Endlessly”. Lagu yang menggambarkan sesuatu yang tak bisa dihentikan oleh apapun, yaitu gejolak hati terdalam. Ia menyanyikannya sangat hati-hati. Apakah Rafi akhirnya berhasil menemukan jawaban atas perasaannya?
Saya tak perlu menaruh harapan muluk-muluk atas karier sang multi-instrumentalist. Ia pasti menemukan cara dan jalan, lambat atau segera untuk bersinar. Terbukti saat pernah menyaksikannya dalam sesi intim di sebuah ruang, bahwa Rafi Sudirman musisi yang penuh improvisasi, bernyanyi, memainkan alat musik, bahkan kesan yang lebih dari itu.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Kolaborasi bareng Andi Rianto, Mike Mohede Kembali Hidup di Single Gadisku
Cukup terkejut apabila kita mendengar Mike Mohede yang telah berpulang pada 2016 merilis single terbaru berjudul “Gadisku” hari Minggu (3/11). Lihat postingan ini di Instagram Sebuah kiriman dibagikan oleh Aquarius Pustaka …
Sir Lord Buzz Luncurkan Single -2+1 tentang Kehidupan yang Seimbang
Sir Lord Buzz merupakan band grunge asal Malang. Mereka merilis single baru “-2+1” hari Jumat (01/11). Dalam single ini, band menceritakan tentang hidup yang penuh dengan pilihan, di mana rasa gundah atau gangguan bisa …