Rekomendasi: Beda – Think About Things
Nama Artis: Beda
Judul Album: Think About Things
Label: Beda Musik
Peringkat Indonesia: 7.5/10
Ada grup yang membawa kemegahan dalam musiknya, ini mungkin layak disematkan ke dalam grup band rock atau metal. Ada juga penampil yang memang tak butuh banyak penonton untuk menikmati musiknya, karena selain musiknya yang jauh dari hingar bingar, komposisi penampil jenis ini tak terlalu banyak orang, biasanya sendiri atau berdua. Sebut saja nama-nama sekaliber Endah N Rhesa, Adhitia Sofyan, Bandaneira sampai Jason Ranti. Kini, duo akustik asal Tangsel, Beda muncul sebagai pemain baru di liga ini.
Kalau ada anggapan letak geografis menentukan tipikal musik yang dibawa oleh musisinya – meski hal itu bisa diperdebatkan – saya setuju dengan anggapan ini. Yang saya amati, Pamulang dan Tangsel, daerah yang jauh dari hingar bingar Jakarta, membuat masing-masing musisinya bisa intens dalam membuat karya, tanpa harus memikirkan hal lain, seperti di studio mana mereka akan merekam atau apakah mereka membutuhkan musisi tambahan, dan hal-hal lainnya.
Hal inilah yang dianut Dias “Betong” (gitar, vokal) dan Aryo “Dakoy” (trumpet, vokal) sejak 2015. Mereka – dipertemukan Tuhan yang bekerja secara misterius – sadar bahwa komposisi dua orang ini adalah yang terbaik. Masing-masing adalah aset bagi dirinya juga keutuhan grupnya. Baik Betong dan Dakoy adalah musisi yang cakap dalam memainkan musik dan, secara mengejutkan, ternyata penyanyi yang baik. Meskipun jika harus memilih diantara mereka berdua, tanpa mengurangi rasa hormat, saya harus memilih Betong, suara seraknya luar biasa.
Musik Beda adalah musik suasana. Mereka hadir dalam beragam suasana dari tiap orang yang mendengarkannya. Seperti ketika saya membayangkan sore sambil menyeruput cappucino misalnya, saya tahu bahwa lagu “Sundown Comes” harus saya putar karena suasananya pas. Atau ketika pagi berangkat kerja, saya harus butuh “Cosmic World” di playlist pagi karena memang cocok saja. Hal itu berlaku juga bagi lagu-lagu lainnya.
Think About Things, untuk ukuran debut oke-lah menurut saya, meskipun ke depannya saya ingin mendengar lebih banyak aransemen yang segar, beda dan lebih berani. Mungkin juga ke depannya saya ingin mendengar lebih banyak lagi tema sosial seperti “Cosmic World” lebih banyak hal lain ketimbang cinta dan kesedihan di album ini. Hal-hal kasual dan kritik terhadap dunia sekitar misalnya. Ini rikues saja.
Artikel Terkait
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Wawancara Eksklusif Kossy Ng dan Dimas Ario Spotify: Edukasi Stream dan Musik Berbayar Masih Jadi Tantangan Besar
Saat menentukan apa saja yang ingin diangkat untuk KaleidosPOP 2024, tim redaksi Pophariini langsung berpikir soal keberadaan platform streaming musik yang menjadi salah satu tolok ukur kesuksesan perjalanan band dan musisi di era ini. …
We Are Neurotic Mempersembahkan Album Mini Terbaru Asian Palms
Trio disco dan jazz asal Jakarta, We Are Neurotic menutup tahun 2024 lewat perilisan album mini terbaru yang diberi nama Asian Palms (13/12) bersama C3DO Recordings sebagai label naungan. Album Asian Palms …