Rekomendasi: Bangkutaman – Dinamika

Jan 18, 2022
Bangkutaman Dinamika

Apa yang diharapkan dari grup musik yang memasuki usia 23 di 2022 ini? Yang telah merilis empat album mini dan dua album penuh. Terlebih album penuh terakhirnya Ode buat Kota (2010) diganjar sebagai album terbaik nomor satu versi majalah Rolling Stone Indonesia pada tahunnya. Menariknya di album Dinamika ini dengan masih mengusung musik retro folk rock, Bangkutaman terlihat tidak kehabisan bahan bakar dan justru terdengar fresh.

Delapan lagu dihadirkan dalam Dinamika. Dibuka dengan instrumentalia “Prakata” yang sederhana petikan gitar dan acapella folk-ish yang raw tapi penuh penjiwaan. Lalu masuk ke “Peristiwa” dengan semburan instrumen tiup yang sangat Beatles-esque dengan reff yang catchy. Berlanjut dengan “Aku Selalu” yang tegas, sedikit banyak mengingatkan pada “Misery” nya Soul Asylum dan bertaburan petikan gitar jangly ala 60an. Petikan ini masih berlanjut pada lagu terpanjang berdurasi sembilan menit, “Beri Aku Suara” yang memiliki tiga bagian lagu. Bertaburan instrumen gesek di awal, kemudian tempo dan mood nya turun drastis di menit 2:40 bak “Us and Them” nya Pink Floyd. Di menit 7:40 menjadi ngebut menggeber cymbal dengan overdrive gitar dan vokal Acum yang berseru parau. Dengan akhir lagu mengambil elemen lagu “Cannonball” nya the Breeders. Lagu kelima instrumentalia, Intermisi seolah memberi telinga untuk beristirahat dengan solo flute yang indah dan sedikit trippy.

Menariknya di album Dinamika ini dengan masih mengusung musik retro folk rock, Acum dkk. terlihat tidak kehabisan bahan bakar dan justru terdengar fresh

“Kepadamu” mengajak kita bergoyang dengan baluran piano elektrik di sekujur tubuh lagu yang meleburkan irama waltz dengan swing. Kemudian kesederhanaan lirik dan musik ala Koeswoyo bersaudara yang plus itu hadir di “Lala (Lala)”. Lagu kemudian ditutup dengan “360” yang terdengar elegan, seolah disusupi ruh komposer/penulis lagu 60an, Burt Bacharach.

Bicara Bangkutaman buat saya pribadi cukup sulit dipisahkan dari sosok gitaris Irwin Ardy yang sedari awal memperkuat dan memberi nyawa musik Bangkuatman semenjak album mini S/T dan album penuh, Love Among the Ruins. Gaya permainan gitar silang  antara Jimmy Page dan John Squire membuat Bangkutaman sebagai unit indie/pop/folk rock/retro terdengar berbeda di sirkuitnya. Dan efek ini juga begitu kentara di Ode Buat Kota yang fenomenal itu. Dan adalah kejutan yang  menyenangkan mendengarkan Dinamika yang berhasil menyeruak berbeda dan dengan tanpa mengurangi porsi gitar dominan tersebut dan tetap bisa terdengar mantap tanpa kehilangan ruhnya. Kudos untuk Wahyu Acum, bassis Madava dan drumer Christo Putra yang membuat Bangkutaman terdengar tetap begitu solid.

Berbagai pengaruh hadir menyenangkan dalam album, Dinamika. Dari Love, Pink Flyod, The Breeders dan Soul Asylum hingga Koes Plus.

Kejutan lainnya adalah album Dinamika ini tidak tersedia di layanan digital streaming provider, hanya berupa kaset lengkap dengan kode untuk mengunduh versi digitalnya. Hanya tiga singel-nya yang tersedia, itupun justru tidak dimuat dalam Dinamika. Sebuah strategi pemasaran yang menarik di tengah bombardir kemudahan streaming.

 


 

Penulis
Anto Arief
Suka membaca tentang musik dan subkultur anak muda. Pernah bermain gitar untuk Tulus nyaris sewindu, pernah juga bernyanyi/bermain gitar untuk 70sOC.

Eksplor konten lain Pophariini

Rekomendasi 9 Musisi Padang yang Wajib Didengar

Di tengah gempuran algoritma sosial media, skena musik independen Padang sepertinya tidak pernah kehabisan bibit baru yang berkembang

5 Musisi yang Wajib Ditonton di Hammersonic Festival 2024

Festival tahunan yang selalu dinanti para pecinta musik keras sudah di depan mata. Jika 2023 lalu berhasil menghadirkan nama-nama internasional seperti Slipknot, Watain, dan Black Flag, Hammersonic Festival kali ini masih punya amunisi untuk …