Rekomendasi: Fanarama – Hari Ke Hari

Aug 27, 2021

Artis: Fanarama

Album: Hari Ke Hari 

Label: Suara Fana Records

Ketidakkekalan atau fana selalu mengingatkan saya perihal hidup itu cuma sebentar, harta ini titipan, masih ada langit di atas langit, dan beberapa tahun ini berita duka atas pandemi seakan tak berhenti. Semua orang harus mampu bertahan. 

Fanarama muncul pertama kali dari sebuah pencarian, lagu baru apa yang tersedia di layanan streaming musik. Ternyata single “Bebas Bahagia” yang saya temui saat itu sudah rilis kira-kira sebulan lalu. Single ini membuat saya ingin memikirkan sesuatu jauh ke belakang. Entah karena pernah berada di suasana yang sama atau sepertinya hanya menginginkan masa lalu dengan cara yang berbeda. Tentunya lewat musik.

Jumat lalu, akhirnya saya memutuskan untuk merekomendasikan Fanarama. Saya butuh penyegaran dari apa yang biasa saya dengarkan, R&B, hip-hop, atau belakangan ini kompilasi bernama jazz rap. Begitu saya tau, kalau “Bebas Bahagia” termasuk di dalam Hari Ke Hari. Satu harapan saya, bisa menonton band ini secara langsung, sebelum matahari tenggelam.

Hari Ke Hari dimulai “5/7”, judul yang tidak mau saya ambil pusing untuk memikirkan maknanya. Bak mendengarkan “Take Cover” milik Mr. Big versi mengawang. “Bukan hanya tujuan. Hidup juga tentang perjalanan,” yang disebut berulang kali oleh sang vokalis. Tiba-tiba membuat saya bertanya dalam hati. Haruskah saya menyerah ketika sudah lelah? Haruskah saya menangis ketika saya dinyatakan kalah?

Keraguan sungguh menyebalkan. Jangan pula memaksanya berhenti. Selalu masih ada harapan dalam sebuah badai. Di nomor “Biru Bebas” yang menggambarkan langit belakangan ini. Lagi cerah-cerahnya. Manusia di tengah pandemi punya harapan. Singkirkan pemberitaan yang bikin kusut pikiran. 

Saya putuskan nomor ketiga, “Tersekat” menjadi nomor favorit. Manusia itu dekat dengan kebingungan yang ia ciptakan sendiri. Apa yang sebenarnya perlu dikatakan? Lidah terasa kelu, mata kencang menatap. Antrean terlalu panjang kalau cuma menunggu kepastian. Padahal semua di dirimu. “Tersekat, terurai, namun tak ‘kan terucap. Tersekat.”

Perbedaan itu harus diterima bukan dengan cara berpura-pura. Keinginan “Bebas Bahagia” yang sesuai takaran membuat orang lain bisa mengerti. Kita bisa memaksanya untuk memaklumi. Bagiku dan bagimu. Tak ada batasan bahagia, benar adanya membebaskan diri bisa melakukan apa saja agar kamu tak tertekan.

 

Spesial nomor penutup “Lapua”, apakah yang dimaksud mereka sebuah kota di Finlandia atau merujuk pada senapan runduk? Ada perasaan begitu bersemangat saat mendengarkannya. Lagi, rasanya ini mungkin hanya bisa dinikmati begitu mereka menghabiskan seluruh tenaga di panggung yang megah. “Dan akan aku buktikan. Kepadamu kau saksikan.”


 

Penulis
Pohan
Suka kamu, ngopi, motret, ngetik, dan hari semakin tua bagi jiwa yang sepi.

Eksplor konten lain Pophariini

Wawancara Eksklusif Kossy Ng dan Dimas Ario Spotify: Edukasi Stream dan Musik Berbayar Masih Jadi Tantangan Besar

Saat menentukan apa saja yang ingin diangkat untuk KaleidosPOP 2024, tim redaksi Pophariini langsung berpikir soal keberadaan platform streaming musik yang menjadi salah satu tolok ukur kesuksesan perjalanan band dan musisi di era ini.  …

We Are Neurotic Mempersembahkan Album Mini Terbaru Asian Palms

Trio disco dan jazz asal Jakarta, We Are Neurotic menutup tahun 2024 lewat perilisan album mini terbaru yang diberi nama Asian Palms (13/12) bersama C3DO Recordings sebagai label naungan.     Album Asian Palms …