Rekomendasi: GANGGA – It’s Never Easy

Sep 3, 2021

Artis: GANGGA

Album: It’s Never Easy

Label: KSM

Apa yang sebenarnya orang cari dari mendengarkan sebuah lagu? Kalau saya memiliki alasan ingin terlibat di dalamnya. Bagaimana kalau pengalamannya tidak sama? Setelah berbunga-bunga maupun hancur berkeping-keping, bagi saya masalah hati bisa terbagi dua, berani mengakui kekalahan atau lebih baik bersembunyi saja.

Keputusan GANGGA mengungkapkan segala perasaan untuk menjadikannya sebuah karya musik adalah penghargaan bagi dirinya sebagai laki-laki yang berusaha jujur. Ketika orang tak merasakan hal yang sama dari kejadian-kejadian cintanya, mereka tetap bisa ikut bernyanyi selama 33 menit 17 detik.

Nomor pembuka “i don’t need you” berdurasi tak sampai 2 menit. Lirik pembukanya seperti ini, “Just leave me with all the pain” yang menegaskan rasa kecewa. Manusia itu akan merasa tak butuh yang lain, memang. Ketika ia sedang berdua karena kesombongan sudah pada titiknya. Ia baru mengaku tidak lagi membutuhkan lagi orang yang dicintai, begitu sering terluka.

“It’s Always Love You”, lagu kedua ini lebih lama dari nomor yang pertama. Satu menit begitu berharga, untuk mengungkapkan perasaan secara perlahan, “I drink by myself and start forgetting you. Well I know I can, It’s always I love you. It’s always I love you.

Seseorang tak harus menunjukkan betapa sedihnya hati mereka dengan menangis. GANGGA hanya meminta pendengarnya tetap khusyuk meskipun kedinginan di ruang bernama “Ice Kiss”. “I am not crying cause I am losing you. I am just crying cause I have to forget it all. Our small talk in the night. And our ice kiss late at night,” bunyinya. Dengan ini, saya berpikir tentang laki-laki yang kata mereka tak boleh cengeng rapuhnya manis sekali.

 

“Day After Day” masih tentang berusaha keras untuk melupakan. “Now I’ll be my own star. Day after day. I’m trying to find. Another you in someone new.” Tiba-tiba di menit 3.15 suara GANGGA semakin melambat, sayup-menyayup di antara pikirannya mencari dan tiada.

Cinta bisa mencapai tingkat kemabukan yang melampaui apapun di kepala seseorang. Padahal sudah setengah perjalanan. GANGGA kembali melanggar peraturan yang sebenarnya tak pernah ia buat di nomor kelima album ini. Ia menamai renungan patah hatinya dengan “Whiskey Bottle”. Alih-alih mendapatkan tips untuk melupakan, “I wish I could forget you. And find someone new. But it’s not easy for me. It’s always you at the bottom. Of my whiskey bottle. Over and over again. We were so tragic. But it was magic.

Setelah berusaha untuk selalu kuat menghadapi perasaan sendiri. Ia menuliskan lagi harapan, yang kali ini terselip pengakuan bahwa mental dan emosionalnya kacau. Entah kebodohan apa yang harus diulang. “Waiting For You” bukan satu-satunya mengharapkan perasaan itu kembali. Iya, terus memaksa cinta untuk mengerti.

I always remember. The world last December. I’m still your lover. ‘Till it came cold weather. And now you are not here. To break all the ice with your warmth,” kata Gangga saat ia membuka lagu ketujuhnya.

Suatu kejadian yang pernah saya alami sendiri. Setiap hari rasanya hambar, kosong, dan orang di sekitar bukan hadir sebagai penolong. Kasarnya, loe tau apa sih tentang perasaan gue? Lagu “Foolish” ini mengingatkan saya kepada saya. 

Now I’m swimming in feelings. And I can’t breathe. I still think about you. And the things we went through. We were always in tune. I was being foolish. I still think about you. When I look at the moon. Can I come back to you? I was being foolish to you.

Di lagu kesembilan, GANGGA menegaskan hati untuk kesekian kalinya. Berbeda dari yang lain, terasa genjrang gitar kopong (bukan gitar listrik yang biasa ia pakai) mengikuti sunyi, perlahan larut dan tenggelam. “All I want is to see you happy. While I’m still here and face the truth. That I’m not okay. I’ll never okay, cause. This love will never end.

Penutupnya berdurasi tak sampai 2 menit dinamai “i need u”. GANGGA berusaha tenang menata keseluruhan sepinya, “I’m still the boy. Who lives inside my thoughts. The same heart as yours.”

 

Kesimpulan untuk It’s Never Easy, album ini mewakili perasaan orang-orang kebanyakan yang berurusan sama cinta. Padahal mereka tau, perpisahan saat masih hidup atau perpisahan kematian pasti terjadi. GANGGA cuma melakukan sedikit eksplorasi musik. Memang tak perlu memaksa yang bukan seharusnya, tapi kapan-kapan bisa dicoba. Nasib baik tipe suaranya menaklukan. Suasana merenung tak ingin goyah. Satu-satunya kekuatan album ini liriknya.


 

Penulis
Pohan
Suka kamu, ngopi, motret, ngetik, dan hari semakin tua bagi jiwa yang sepi.

Eksplor konten lain Pophariini

Setelah 7 Tahun, Risky Summerbee & The Honeythief Kembali Rilis Karya Anyar

Setelah beristirahat 7 tahun, Risky Summerbee & The Honeythief asal Jogja akhirnya resmi kembali lewat single anyar bertajuk “Perennial” hari Minggu (21/04). Lagu ini merupakan karya pembuka untuk album mini terbaru yang mereka jadwalkan …

Rekomendasi 9 Musisi Padang yang Wajib Didengar

Di tengah gempuran algoritma sosial media, skena musik independen Padang sepertinya tidak pernah kehabisan bibit baru yang berkembang