Di era pandemi ini, banyak orang butuh kegiatan outdoor, salah satu yang kentara adalah jogging atau bersepeda, mendaki gunung. Tidak sedikit juga yang pergi roadtrip antar kota antar propinsi, sekadar untuk mencari pemandangan lain. Tujuan dari semua itu sih sangat sederhana: keluar dari rutinitas screentime dan sedikit mengambil jeda untuk istirahat.

Istirahat. Kata ini sepertinya lebih berarti di masa-masa ini. Ketika semua bingung mencari cara bagaimana untuk mengaktualisasikan diri mereka, sebagian besar malah memilih untuk bermain santai, di industri musik, band asal Bali, Nosstress sedang melakukannya.

Lewat album terbarunya, Istirahat, anak-anak Bali ini memang tengah merayakan sekaligus mengajak kita untuk istirahat. Dan nampaknya paket yang ditawarkan memang pas sekali. Musik folk yang santai, lirik yang membumi. Mustahil bila yang mendengarkan tak kepincut sama sekali. Saya saja sudah mendengarkan ini berulang kali, baik satu album penuh juga di playlist yang saya buat sendiri.

Dan saya yakin, di luar saya pun tidak sedikit fans atau pendengar Nosstress yang mengapresiasi album ini dengan membuat playlist-playlist serupa. Dari ‘rebahan’, ‘tiduran’, ‘roadtrip’ dan sederet ‘playlist istirahat’ lainnya. Tujuannya satu: untuk teman istirahat.

Saya tidak mau berkomentar banyak soal musik juga tema lagu-lagu yang ditulis. Dari judul-judulnya saja, Nosstress sepertinya tengah bercerita soal jurnal mereka semasa PPKM ini. Lewat “Bu Darmi” misalnya, mereka menceritakan pergolakan masyarakat kecil yang mencoba bertahan hidup. Atau “Kanan Kiri” yang menyoal keseharian lalu lintas yang kerap dimodifikasi. Semuanya dikemas dengan atmosfer dan aransemen musik yang amat sangat bersahaja,

Sudah lama saya tidak mendengarkan album sederhana namun dengan konsep dan tema yang kuat ini. Jangan tertipu dengan judulnya, Istirahat. Maknanya sebetulnya bisa luas dari sekadar rebahan, kontradiktif.

Enjoy your roadtrip dan dengarkan Istirahat!