Rekomendasi PHI: Taufiq Rahman – Lokasi Tidak Ditemukan: Mencari Rock And Roll Sampai 15.000 Kilometer
Seorang teman bercerita “Gue baru baca buku Lokasi Tidak Ditemukan…” Tentu yang dia maksud adalah karya penulis Taufiq Rahman yang berjudul panjang itu: Lokasi Tidak Ditemukan: Mencari Rock And Roll Sampai 15.000 Kilometer. Diterbitkan oleh Elevation Books, buku ini hadir pertamakali pada 2012, merupakan kumpulan tulisan singkat tentang musik yang begitu personal sekaliguskan melibatkan konteks sosial dan politik di sekitarnya.
“Gimana?” tanya saya.
“Suka!” jawabnya.
Buku itu dibuka dengan sebuah esai berjudul “Five Leaves Left: Musik Bunuh Diri Yang Indah”. Bagaimana bisa teman saya yang bukan berlatar belakang penikmat musik sesuram Nick Drake, dengan komposisi bening yang minimalis dan vokal datar melankolis, dapat menyatakan kesukaanya (dan di buku ini ada tulisan tentang Leonard Cohen pula!)? Lagi pula, siapa Nick Drake bagi kebanyakan penyuka musik pop di Indonesia?
Ternyata akhir-akhir ini minat musik teman saya sedang berkelana. Dan buku ini mendukungnya untuk bertualang. Musisi-musisi yang dibahas Taufiq bisa menjadi pintu-pintunya. Kini saya menemukan satu lagi alasan kenapa seseorang tertarik pada buku ini.
Alasan lainnya tentu karena kecermatan Taufiq dalam menulis. “Gue jadi tau suasana yang terjadi di era Rhoma Irama,” ujar teman saya lagi. Ya, siapa yang tidak tahu akan nama-nama besar semacam Iwan Fals, Slank, dan Rhoma Irama? Namun jadi lebih berbeda karena tema protest song yang dirincikan dan dibingkai Taufiq, hingga kekuatan trivia semacam bagaimana Rhoma membawa sound system hingga 6000 watt, 2000 watt lebih besar dari apa yang dibawa oleh God Bless pada suatu pertunjukannya. Selain nama-nama di atas, Taufiq pun secara fokus membahas Marjinal, AKA, Suarasama, Homicide, Fami, Semakbelukar, hingga situs industri musik Indonesia, Lokananta.
Ada beberapa pendekatan tulisannya terhadap musisi-musisi Indonesia itu. Pada Marjinal, Taufiq mendatangi markasnya dan langsung menemukan keseharian mereka. Pada AKA, Taufiq mendedah hingga ke industri musiknya. Pada Suarasama, Taufiq menemukan rilisan band itu justru di Amerika, juga kemudian menemukan resensinya di media luar negeri. Pada Fami dan Semabelukar, segalanya jauh lebih dekat lagi karena Taufiq sendiri turut merilis album-album mereka lewat perusahaan rekaman yang didirikannya, Elevation Records.
Lalu kami membahas sedikit tentang kredo menulis musik bagi Taufiq, bahwa menulis musik adalah menulis tentang manusia. Karenanya menulis tentang musik di atas keyboard komputer Taufiq bisa menjadi begitu kompleks, menyambar ke sana-sini, dari situasi ekonomi dan politik global hingga pada rumah yang begitu privat, tak lupa mengunjungi situs-situs rock terkemuka seperti Rock and Roll Hall of Fame dan Musem-nya, hingga bisa menghasilkan esai-esai yang sangat seru. Kecintaannya pada musik pun terpantul sangat kuat pada setiap halaman, hingga kita bisa merasakan kebahagian Taufiq saat masuk ke dalam toko musik selayaknya anak kecil mengunjungi toko mainan serba ada. Musik bahkan dibawanya ke arena yang terkecil: menyinggung selera musik anak perempuannya.
Terus terang, sangat jarang buku tentang musik di Indonesia yang seperti ini. Lokasi Tidak Ditemukan – Mencari Rock And Roll Sampai 15.000 Kilometer sangat layak untuk dikoleksi setiap rumah yang menyukai buku dan musik. Saya yakin, kebanyakan dari mereka yang telah memilikinya, telah membaca buku ini berulangkali, bukan hanya sekali lalu tak pernah turun dari rak buku lagi.
Setelah malam turun, kami pun beranjak dari pantai, kemudian berpencar. Mungkin pada pertemuan berikutnya di Jakarta, kami akan kembali terlibat obrolan tentang buku ini, karena masih banyak detail yang belum dibicarakan di tepi pantai hari itu.
*Buku ini tersedia di PHI Store
____
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Selat Malaka Resmi Mengeluarkan Album Penuh Perdana
Band asal Medan bernama Selat Malaka resmi mengeluarkan album penuh perdana self-titled hari Jumat (22/11). Sebelumnya, mereka sudah mengantongi satu single “Angin Melambai” yang beredar tahun lalu. View this post on Instagram …
I’m Kidding Asal Aceh Tetap Semangat Berkarya di Tengah Keterbatasan
Setelah merilis 2 single bulan Juni lalu, band pop punk asal Aceh, I’m Kidding akhirnya resmi meluncurkan album penuh perdana mereka dalam tajuk Awal dan Baru hari Minggu (10/11). I’m Kidding terbentuk …