Artis: Yura Yunita

Album: Tutur Batin

Label: Merakit

Isi album sesuai dengan judulnya, Tutur Batin mengungkapkan segala hal yang berkaitan dengan hati, jiwa, dan semangat. Yura Yunita menuangkan banyak sekali rasa. Tak berlebihan menyebutnya album spesial. Album yang dapat dipastikan memiliki lagu terbanyak dari dua album penuh Yura yang sebelumnya. 

Saya menyelami Tutur Batin dari urutan yang pertama, “Dunia Tipu-Tipu”. Lagu yang membuat saya ingin menuliskan, bahwa segala hal duniawi tak pernah ada habisnya. Ini sebenarnya lagu apa? Untuk siapa? 

Kemudian, muncul lirik lelucon aneh tiap hari, kutertawa tanpa tapi, tetaplah seperti ini. Ada seseorang atau sesuatu yang menenangkan, didukung sembilan anak kecil dalam wujud paduan suara. Tenang, seakan lagu ini mengingatkan, kita tidak sendirian di dunia tipu-tipu.

Masuk ke urutan kedua, Yura menamakannya “Bandung”. Ia mengutarakan tempat asalnya dengan bahasa yang seharusnya, Sunda. Kota yang satu ini tentu tak hanya berarti bagi Yura. Tak terkecuali saya sendiri dan mereka pemilik memori.

Lagu ketiga di album ini perasaan kecewa. Tidak ada satu pun yang ingin hubungannya digantung. Yura memberi judul “Hobi – Ghosting” yang berarti sudah dilakukan seseorang berkali-kali (jadi hobi). Sampai kejadian-kejadian membuat diri menyerah, lebih baik kudengar kata tidak, daripada terus menerka-nerka, sekarang kulepaskan kaitanmu, oh lebih lega hati kurasa.

Di lagu keempat “Mau Kemana”, ada bagian Yura bernyanyi dengan lantang. Ada pula yang terasa begitu emosional, yaitu buat apa bersama kalau saling tersiksa. Berbeda dengan lagu setelahnya, “Sudut Memori”. Kenangan dengan seseorang dan menyadari ia tak lagi ada.

Suara piano membuka lagu keenam “Tenang”. Liriknya penuh harapan dengan memanggil banyak sekali tenang. Renungan yang membutuhkan jawaban secepatnya, hari ini. Lagu yang masih dihiasi paduan suara. Yura tak ingin menciptakan sepi yang baru dalam menjabarkan rasa-rasanya.

Pengakuan diri yang tak sempurna tertuang di lagu yang bertajuk sama dengan album ini, “Tutur Batin”. Setelah mendapatkan banyak tuntutan, seseorang melanjutkan perjalanan merawat suasana hatinya. Lirik penutup yang percaya diri, takkan kau temukan yang sebaik ini, jiwa yang terbaik itu hanya aku.

Bukan akapela, lagu dibuka petikan jemari. Yura menamainya, “Duhai Sayang”. Tak ada keresahan melainkan pujian di liriknya. Kembali membawa kata tenang, Yura di lagu ini mewakili perasaan orang yang sedang penuh hatinya. Merasa dicintai itu menggembirakan. Duhai manis doa yang paling tulus.

Jika rindu mendatangi disko, lagu “Hoolala” ini bisa disetel dengan volume yang keras di rumah. Lagu berbahasa Inggris ini mengajak untuk tetap berani menghadapi hidup. Meskipun pernah salah, tak harus bersembunyi. Paduan suara di lagu ini gagah sekali, I’m on my way to make me brave, on a mission to make it stay, I’m on my way to make me brave, I gotta let ‘em know, it ain’t always ‘bout a heartbreak, kill ‘em with kindness.

Beranjak dari lagu “Mulai Langkahmu” yang bersemangat ke penutup album ini, “Andai Saja”. Terasa mendadak sekali karena harus kembali merenungkan kesedihan. Ada keinginan saya untuk menangis saat mendengarkannya. Iya, menangis. Simak sendiri liriknya. 

Dalam mengisi setiap lembar kehidupan, manusia menemukan fase berbeda yang sudah atau belum berhasil terlewati. Yura sudah meyakinkan dirinya, hidup akan baik-baik saja. Kita kapan?

Album tak cukup didengarkan sekali, karena secara menyeluruh tidak membosankan. Meskipun ada beberapa bagian lirik yang tak cukup dimengerti maksudnya. Album ketiga dalam perjalanan karier bermusik adalah pembuktian, dan Yura berhasil mewujudkan nilainya sebagai penyanyi wanita terbaik selamanya.