Resensi : Duara – Flights of Imagination

May 20, 2019

Artist: Duara
Album: Flights of Imagination
Label: Mabes Musik
Peringkat Indonesia: 8/10

Mini album yang menghantarkan keindahan cinta pertama 

Mendengar Duara saya ingin berkata seperti ini: Sudah lama sekali saya tidak merasakan cinta pada pendengaran pertama, sejak saya mendengar debut album Klarinet di penghujung tahun 90-an. Degup degup cinta, rasa deg degan dan seperti ada sesuatu yang tertahan di dada tiba-tiba terasa lagi sekarang. Ada apakah ini? Siapakah Duara?

Apa yang membuat saya sebegitu kesengsemnya kepada Duara sebenarnya bukan karena ada sesuatu di musik mereka, musik yang bagus yang menyegarkan, terlebih dari itu, vokal menggoda perempuan di ujung mikrofon itu ditengarai menjadi biang keladinya. Oh, no!

Ya, harus saya akui saya memang tipe pria yang luluh dengan tipikal suara tipis-tipis fairy, dari sejak Anindita (Santa Monica), Maria (Klarinet/Stereomantic) sampai yang terkini, Vira Talisa. Sudah pasti ada ponten lebih untuk jenis suara ini di hati saya, termasuk Renita Martadinata, suara tipis di balik lagu Duara.

Tarikan-tarikan manis menyelinap masuk di setiap komposisi. Itu saja sudah membuat saya panas dingin. Belum dengan gagasan komposisi-kompisisi yang celakanya, membuat saya setuju dan tersapu oleh keindahan melodi dan ragam emosi yang ditawarkan. Siapa yang tak terbuai mendengar “Lily, Pt.1 & 2” atau “Sarariman’s Dream”, segenap keindahan lagu bak trampolin melempar saya jauh ke awang-awang. Saya harus menyerah untuk mendaulatnya sebagai komposisi indiepop-jika bukan dream pop-terbaik di tahun ini?

Terimakasih Duara atas perjumpaan pertamanya yang berkesan. Saya menunggu gagasan-gagasan lainnya dalam album penuh. Akankah cinta pandangan pertama ini berkembang menjadi cinta sejati? Ups, nanti dulu.

Penulis
Wahyu Acum Nugroho
Wahyu “Acum” Nugroho Musisi; redaktur pelaksana di Pophariini, penulis buku #Gilavinyl. Menempuh studi bidang Ornitologi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, menjadi kontributor beberapa media seperti Maximum RocknRoll, Matabaca, dan sempat menjabat redaktur pelaksana di Trax Magazine. Waktu luang dihabiskannya bersama bangkutaman, band yang 'mengutuknya' sampai membuat beberapa album.

Eksplor konten lain Pophariini

Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota

Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …

5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Coldiac 

Coldiac menyelesaikan rangkaian tur The Garden Session hari Kamis, 12 Desember 2024 di Lucy in the Sky SCBD, Jakarta Selatan. Tur ini secara keseluruhan singgah di 7 kota termasuk Balikpapan, Samarinda, Medan, Solo, Bandung, …