Resensi: Kara Chenoa – Sunkissed*
Artis: Kara Chenoa
Album: Sunkissed*
Label: Clay Records
Kemunculannya lewat single kolaborasi “Let’s Not Talk Too Much” bareng Teza Sumendra membuat saya mengenal Kara Chenoa. Sebelumnya, ternyata ia sudah memiliki beberapa single solo.
Namanya juga menghiasi judul-judul lagu para penyanyi/musisi seperti Laze, Jevin Julian, Kenny Gabriel, Greybox, dan Rinni Wulandari. Kenny Gabriel sendiri merupakan salah satu musisi yang berkontribusi di album Sunkissed* ini
Dalam catatan, batas terbanyak sebuah mini album adalah lima. Mini album perdana Kara ini hanya berisi empat lagu. Bagaimana cara menyelami lautan seluas musik hanya dengan durasi tak sampai 14 menit?
Tapi, saya tak berhenti penasaran walau dipaksa kena tanggung. Tugas yang harus dilakukan saat merekomendasi sebuah album, yaitu memutarnya berulang-ulang kali di waktu tertentu.
Saya melakukan ini pagi, siang, sore, dan malam selama tiga hari sebelum kalian membacanya. Di luar awan terang, lagi menyelimuti banyak ketakutan para penghuni bumi. Nomor pembuka, “I Got Sunlight” mungkin adalah harapan tentang hidup kita semua di masa pandemi.
“Yea I got sunlight in my corner / Tag teamin’ with love to give / Bad times we will outlive / I see sadness all around me // Ain’t got nothing but smiles to give / Misfortunes I don’t wanna relive.”
Setelah mempresentasikan sinar matahari, Kara mengoceh lebih santai dan cepat di “Just Another Day”. Kadang menyebalkan harus mengaku diri baik-baik saja. Sementara banyak pengorbanan yang mau tidak mau direlakan demi hari yang lain.
“Yea it’s just another the day / Yea the breeze don’t feel the same // It’s never a cloudy day (till may) / No one to blame all in my head a strange little game I play.”
Atmosfer masih terasa sama di nomor ketiga “Ciroc”. Jika yang ia maksud vodka seharga enam ratus ribuan. Tidak ada perasaan yang gratis di dunia ini. Pertemuan dengan seorang wanita, atau segelas lagi masih konsisten manisnya walau tipis.
“Baby got love for Ciroc / Pour another glass on the rocks like it real lavish // Shawty had enough of the block / She ain’t tryna fly with the flock ride her own lane shit.”
Kara mengandalkan aransemen musik yang terdengar nyaris seragam di album ini. Lagu-lagu yang groovy menyuguhkan perjalanan tanpa henti memikirkan hal-hal lain. Dan nomor penutup “Dabs” berhasil mengumpulkan semangat bersama.
“To all the homies if you feeling alone / You ain’t gotta face this shit on your own with your day ones there a place we call home // This that anthem we be bumping when we singing along.”
Saya menjagokan Kara demi menunggu album penuhnya rilis suatu saat nanti. Mungkin ia lebih bisa leluasa merangkum isi pikiran dengan 10 lagu, misalnya, karena sejujurnya album ini jadi begitu-begitu saja. Kara masih punya banyak waktu untuk bereksplorasi yang ia bisa tentukan dari sekarang.
Artikel Terkait
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota
Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …
5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Coldiac
Coldiac menyelesaikan rangkaian tur The Garden Session hari Kamis, 12 Desember 2024 di Lucy in the Sky SCBD, Jakarta Selatan. Tur ini secara keseluruhan singgah di 7 kota termasuk Balikpapan, Samarinda, Medan, Solo, Bandung, …