Resensi: Sisitipsi – Minta Lagi

Oct 1, 2018

Album kedua yang necis berat!

Artis: Sisitipsi
Album: Minta Lagi
Label: Demajors
Tahun: 2018
Ranking Indonesia: 8,5/10

Sisitipsi bagi saya ibarat DJ yang punya tugas berat buat menjaga agar lantai dansa tetap ramai dengan tembakan pistol berisi pelor lagu-lagu yang sekali tembak, orang-orang langsung sontak goyang. Musik Sisitipsi, ditambah liriknya yang menyuarakan soal pesta dan alkohol dalam tatanan yang santai, memang sudah cocok saja dengan lantai dansa.

Secara sound, album ini necis. Bukan karena album ini enak didenger di kuping karena dimastering oleh tangan emas Stephan Santoso, melainkan ya karena memang sajian lagu-lagunya yang renyah dan berkelas, bukan sekadar musik pop kuno yang ada brass section sekadarnya.

Secara kasat telinga, tak ada yang berubah dari album kedua ini. Bagi fans yang sudah khatam dengan album 73 % lewat lagu-lagu macam “Alkohol” atau “Aroma Dia” dengan tempo yang santai dan adem, di album ini juga ada “Tante Merry” yang bikin asik buat josan alias joget santai.

Namun jika jeli disimak, lagu-lagu bertempo cepat sepertinya banyak mendominasi, sebut saja “Lantai Dansa” sebagi track pembuka sampai track penutup “Bomat” dan beberapa lagu di antaranya seperti “Bersulang”, “Waktu Enggan Menyapa”, “Minta Lagi” dan lainnya. Dari banyaknya amunisi lagu-lagu cepat, Sisitipsi layaknya pemuda yang tak mau berhenti pesta, selalu mengajak siapapun, dari yang sudah mabuk atau yang masih malu-malu untuk bergoyang, yang penting agar lantai dansa jangan sampai kosong (eits, gelasnya juga nggak boleh kosong dong, harus diisi terus).

Fauzan, si komando lantai dansa / Foto: dok. Sisitipsi

Kalau sudah begini, jadinya saya pusing sendiri karena akhirnya track-track ‘nanggung’ macam “Paling Bisa”, “Masih Kurang” atau “Ah Ahh Ahhh” buat saya jadi tak terlalu penting, selain karena aransemennya agak kurang goyang (perkecualian dengan “Tante Merry” ya, soalnya liriknya kelewat ngehe), si lagu-lagu ini yang lantas bikin albumnya seperti jadi sedikit ada kurangnya. Polanya yang sama mungkin dialami di album pertama ketika ada lagu instrumental seperti “Prelude” sebagai track pembuka yang lebih terdengar seperti track untuk ceksound, nihil arti.

Karena menurut keyakinan saya, dan ditegaskan oleh album kedua ini, Sisitipsi kalau sudah ketemu panggung sudah seperti musik The Ramones saja, dalam hitungan keempat langsung tancap!

Penulis
Wahyu Acum Nugroho
Wahyu “Acum” Nugroho Musisi; redaktur pelaksana di Pophariini, penulis buku #Gilavinyl. Menempuh studi bidang Ornitologi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, menjadi kontributor beberapa media seperti Maximum RocknRoll, Matabaca, dan sempat menjabat redaktur pelaksana di Trax Magazine. Waktu luang dihabiskannya bersama bangkutaman, band yang 'mengutuknya' sampai membuat beberapa album.

Eksplor konten lain Pophariini

Selat Malaka Resmi Mengeluarkan Album Penuh Perdana

Band asal Medan bernama Selat Malaka resmi mengeluarkan album penuh perdana self-titled hari Jumat (22/11). Sebelumnya, mereka sudah mengantongi satu single “Angin Melambai” yang beredar tahun lalu.     View this post on Instagram …

I’m Kidding Asal Aceh Tetap Semangat Berkarya di Tengah Keterbatasan

Setelah merilis 2 single bulan Juni lalu, band pop punk asal Aceh, I’m Kidding akhirnya resmi meluncurkan album penuh perdana mereka dalam tajuk Awal dan Baru hari Minggu (10/11).     I’m Kidding terbentuk …