Resensi : Sundancer – Musim Bercinta

Nov 26, 2018

Sebuah rekaman garage rock yang pedas dari kencangnya angin pantai pulau Lombok.

Artist: Sundancer
Album: Musim Bercinta
Label: Cari Muka Records
Peringkat Indonesia: 9/10

Saya masih ragu untuk mengulas Musim Bercinta dari Sundancer. Tidak sampai saya melihat versi live nya dengan mata kepala sendiri, disitulah saya melihat bahwa ini band berbahaya.

Lalu, membaca fakta bahwa band garage-surf-rock ini berasal dari Lombok, yang notabene bukan masuk radar skena musik Indonesia, inilah yang membuat saya makin yakin untuk memberikan peringkat sembilan.

Mini album ini menepis rasa skeptis saya bahwa rekaman-rekaman sejenis dari band surf garasi hanyalah tak lain dari ketukan-ketukan monoton dan kunci-kunci yang biasa-biasa saja atau “yang penting raw”, dsb. Lima lagu Sundancer, setelah saya simak ternyata punya energinya masing-masing.

Ambil saja “Musim Bercinta” yang meledak-ledak, sementara “Durjana” menyalak dengan gaya swag. Saking terkesimanya dengan lagu ini, saya harus memberikan visual-visual untuk menggambarkannya: Pria berjaket kulit berjalan menuju bar dari motor Norton yang diparkir (maafkan visual saya). Lagu-lagu yag lain, “Kisah Pilu”: kekacauan di lantai dansa pesta prom yang berakhir kacau di “Musibah” serta pesta minum alkohol di bar yang panas di “Baur Bersama”. Sangat dramatis, bukan?

Sulit menepiskan kenyataan bahwa Om Robo adalah kekuatan utama dari band ini. Sejak menempa ilmu di Yogyakarta, dirinya sudah mengobrak-abrikan lantai dansa bersama Coffin Cadillac, unit garage punk/hot-rod rock dilanjutkan dengan surf-punk/psychobolly yang legendaris, The Southern Beach Terror. Yang terlintas pertama kali di kepala saya adalah apapun yang dibuat Om Robo pasti sudah jaminan mutu. Meski demikian peran Decky Jaguar, vokalis dengan suara bass berkarakter juga tak boleh dipandang sebelah mata. Jika ada yang bilang pria dengan tipe suara bass lebih banyak disukai kaum wanita karena terkesan macho. Terberkatilah Decky Jaguar.

Saya menunggu rekaman album penuh dari Sundancer, meskipun prematur menganggap apakah lagu-lagu baru lainnya bisa sekuat lima lagu ini, namun saya punya harapan kuat. Good job, Sundancer!

Penulis
Wahyu Acum Nugroho
Wahyu “Acum” Nugroho Musisi; redaktur pelaksana di Pophariini, penulis buku #Gilavinyl. Menempuh studi bidang Ornitologi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, menjadi kontributor beberapa media seperti Maximum RocknRoll, Matabaca, dan sempat menjabat redaktur pelaksana di Trax Magazine. Waktu luang dihabiskannya bersama bangkutaman, band yang 'mengutuknya' sampai membuat beberapa album.

Eksplor konten lain Pophariini

Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota

Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …

5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Coldiac 

Coldiac menyelesaikan rangkaian tur The Garden Session hari Kamis, 12 Desember 2024 di Lucy in the Sky SCBD, Jakarta Selatan. Tur ini secara keseluruhan singgah di 7 kota termasuk Balikpapan, Samarinda, Medan, Solo, Bandung, …