Rub of Rub – Fluktuasi
Bermain di wilayah apa yang dinamakan eksperimen sebetulnya menyenangkan, namun terkadang bisa juga bahaya, karena mungkin saja gagasan-gagasan yang ditulis tidak semuanya bisa dimengerti oleh pendengar.
Kasus ini yang mungkin tergambar di Fluktuasi, EP kedua dari unit dub eksperimen kontemporer asal Bandung, Rub of Rub. Jika pembaca masih ingat, EP pertama mereka, Ruang Waktu sukses mencuri pendengar dengan warna baru yang mungkin masih asing tapi asik untuk dinikmati.
Nah, apa yang berbeda dari EP kedua ini selain ada penambahan lagu menjadi 4 (setelah sebelumnya hanya 3 track). Well, dari segi sound sudah pasti ada perbedaan. Soundnya lebih tertata dan diperhatikan, tak seperti EP pertama yang memang agak bervariasi.
Selain itu, pemilihan aransemen juga berbeda. Mereka berani bermain di wilayah bossanova. Simak nomor favorit saya “Ubah Warnaku Menjadi Kuning Dari Biru yang Membelenggu”. Nah, di sini saya ingin berbicara soal eksperimen. Di balik gagasan keren soal mengolah bossa menjadi dub/psychedelia, saya menemukan sedikit kekurangan bahwa intro yang dimainkan terlalu panjang dan masih belum terangkai benar kedalam tema yang ingin mereka inginkan. Atau jangan-jangan mereka sengaja mengaburkan tema ini? Kalau ini saya tidak tahu.
Dan atas nama eksperimen, saya menemukan EP ini sebetulnya kurang maksimal di wilayah ini. Ini terbukti imbuhan-imbuhan instrumen yang masih minim, terlebih synth yang justru jadi senjata mereka. Sehingga saya menemukan pola album pertama yang sepi terulang lagi di sini? Entahlah. Sekali lagi, atas nama eksperimen, apalagi rekaman-rekaman terbaru ini masih dalam format EP, seharusnya Rub of Rub bisa bermain seliar itu, namanya juga eksperimen.
Vokal adalah hal utama dari sebuah rekaman. Dari sinilah pendengar bisa mendengar maksud apa yang ingin mereka utarakan dari sebuah lagu. Saya mendengar ada kekurangan di departemen ini. Di EP ini, saya menyayangkan mixingan vokal yang lebih sedikit ‘mendem’ tidak seperti debut EP yang lebih clear. Sekali lagi, atas nama eksperimental, wilayah vokal pun sebetulnya bisa lebih di eksplor. Misal: mixing yang dibuat maju mundur, atau panning misalnya. Itu bisa menambah eksotisme musik Rub of Rub jadi lebih mengawang-awang.
Overall, semua kritik yang saya sampaikan itu tak lantas membuat album yang masih tersedia dalam format kaset ini tak layak dinikmati. Untuk mengisi malam-malam hening, memutar Fluktuasi amat sangat direkomendasikan untuk siapapun yang ingin ‘rileks’.
Musik: Rub of Rub
Lirik: Rizwan Sukarna
Direkam di Red Studio, Bandung, Juli 2021
Mixing dan mastering di Dub House Studio Bandung oleh Danil Usman
Artwork oleh Zikry Uye
Produksi kaset oleh La Munai Records.
____
Artikel Terkait
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Coldiac
Coldiac menyelesaikan rangkaian tur The Garden Session hari Kamis, 12 Desember 2024 di Lucy in the Sky SCBD, Jakarta Selatan. Tur ini secara keseluruhan singgah di 7 kota termasuk Balikpapan, Samarinda, Medan, Solo, Bandung, …
CARAKA Suarakan Berbagai Emosi di Album Terbaru NALURI
Unit pop asal Tegal, CARAKA resmi luncurkan album bertajuk NALURI (15/12). Melalui sesi wawancara yang berlangsung pada Senin (16/12), CARAKA membagikan perjalanan band dan hal yang melatarbelakangi rilisan terbarunya. CARAKA merupakan band …