Sachiko: Pengarsip Ribuan Video Pertunjukan Musik Indonesia!

Dec 29, 2019

Namanya, Sachiko Asada. Lahir di Nagoya, Aichi, Jepang. Sachiko sangat menyukai musik Indonesia—terutama pop dan jazz—hingga merekam dan mempublikasikan ribuan lagu pertunjukkan musik Indonesia di berbagai akun Youtube-nya, @senang0906.

Sachiko muda sangat menyukai musik Barat, terutama British Rock dan American Rock. Perempuan ceria ini juga sempat tergabung dalam band saat SMA bersama dengan kakak-kakak kelasnya, membawakan Led Zeppelin.

Karena berminat pada dunia fashion, Sachiko pun kuliah D2 jurusan sewing/menjahit. Namun, setelah lulus ia justru bekerja di sebuah perusahaan finance sebagai general affair.

“Selagi bekerja di perusahaan itu, aku pergi ke Bali, dan berminat pada Bali,” ujar Sachiko. Selama lebih dari 10 tahun, sekitar setiap tiga kali setahun Sachiko mendatangi Bali. “Kadang-kadang terdengar musik Indonesia di sana, tapi belum bertemu dengan selera musik aku,” kisahnya.

Agar bisa sering mengunjungi Bali, Sachiko mencari kerja di perusahaan biro perjalanan. Namun, di kantor itu ia justru ditempatkan pada divisi domestik. Berpindah kantor, Sachiko malah bekerja khusus untuk biro perjalanan ke Hawaii.

Hingga akhirnya Sachiko berhasil mendapatkan pekerjaan di biro perjalanan lainnya yang khusus menangani destinasi ke Bali. Sayangnya, Sachiko jatuh sakit. Ia berhenti dari kantor tersebut dan mulai bekerja di sebuah perusahaan komunikasi.

Suatu hari, Sachiko menemukan sebuah video musik di Youtube yang membuka mata, telinga, dan petualangannya bersama musik Indonesia. Video musik itu adalah lagu “Kangen” dari Maliq & D’Essentials.

Sachiko langsung terpana! Berawal dari video musik “Kangen”, ia mulai menggali musik Indonesia lainnya lewat Youtube.

Hingga akhirnya Sachiko berkesempatan menonton pertunjukan Maliq & D’Essentials di Bali. Sachiko membeli banyak CD musik Indonesia sebelum pulang ke Japang, terutama pop dan jazz.

Pada 2008, terjadi krisis moneter di Amerika Serikat yang mempengaruhi kondisi finansial kantor tempat Sachiko bekerja di Jepang. Sebagai karyawan kotrak, posisi Sachiko cukup rentan. Benar saja, Sachiko terkena PHK.

Sejumlah uang tabungan asuransi dari kantornya pun dicairkan. Dengan uang itu Sachiko dua-tiga kali berangkat ke Jakarta, sembari mencari pekerjaan baru di Jepang. Tapi ternyata sulit untuk mendapat pekerjaan baru, hingga terbitlah ide untuk bekerja di Indonesia. Di saat itu, Sachiko sudah banyak menggemari musik Indonesia.

Sachiko menghadiri Jakarta Jazz Festival 2009, itulah pertamakali ia mengobrol bersama personil Maliq & D’Essentials. Pemain terompet Amar bisa berbahasa Jepang, sehingga memudahkan komunikasi mereka.

Sachiko membeli banyak CD musik Indonesia sebelum pulang ke Japang, terutama pop dan jazz.

Kembali ke Jepang, Sachiko terus berkomunikasi dengan Amar. Hingga pada 12 Desember 2009, Sachiko pindah ke Indonesia. Mendapat visa pelajar selama setahun, ia memulai studi di Universitas Indonesia, mengikuti program BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing).

Maka, dimulailah kiprah merekam video pertunjukan musik itu. “Sebelum pindah ke sini aku belum pernah merekam video. Aku baru mulai menonton band, merekam, dan upload di Youtube di Indonesia,” tuturnya.

Dengan kamera kecil dan tanpa mikrofon tambahan, Sachiko mulai merekam pertunjukan-pertunjukan band favoritnya: Maliq & D’Essentials. “Aku malu banget saat menonton video pertama, soalnya merekam sambil bernyanyi, suaraku ikut masuk. Kalau sekarang, saat merekam, aku diam saja, ikut nyanyi tanpa suara,” kisah Sachiko sambil tertawa.

Sachiko mulai menjalankan channel Youtube-nya, khusus berisi video pertunjukan Maliq & D’Essentials. Akun itu bernama “maliqmusicjapan”.

“Aku belajar sendiri semua; merekam dan edit. Aku lihat caranya di website. Tapi sebenarnya sih yang aku lakukan bukan edit, karena kan hanya fade in dan fade out,” Sachiko cerita sambil tertawa lucu. Di kemudian hari, Sachiko juga menggunakan mikrofon untuk merekam pertunjukan.

Setelah kuliah di UI, Sachiko mulai bekerja di Jakarta, dan kini ia bekerja sebagai seorang business consultant untuk perusahaan Jepang. Sachiko pun semakin banyak menghadiri pertunjukan musik dan merekam. Hingga kemudian, ia mengenal Indra Lesmana. Sachiko kerap mengunjungi Red White (RW) Jazz Lounge di Kemang milik Indra Lesmana, yang rutin mengadakan program live music bernama Mostly Jazz. Tentu saja Sachiko merekam pertunjukan-pertunjukan di sana.

Suatu hari Sachiko meminta izin kepada Indra Lesmana untuk membuat channel Youtube bernama MostlyJazzJKT, berisi khusus rekaman seri pertunjukan Mostly Jazz. Tiga sampai empat kali dalam sepekan Sachiko datang ke RW. Di sana berganti-ganti musisi bermain: Eva Celia, Endah & Rhesa, Titi DJ, Gugun Blues Shelter, Gerald Situmorang, dan banyak lagi. Lebih dari seratus ribu subscriber berkumpul di channel Youtube-nya.

Sachiko tak habis-habis keranjingan datang ke konser musik dan merekam.  Kini, Sachiko sibuk mengelola akun channel Youtube-nya: @senang0906. Di sana, kita bisa menonton ribuan lagu Indonesia yang direkam saat pertunjukan. Puluhan ribu subscriber pun tergabung!

Suatu hari Sachiko meminta izin kepada Indra Lesmana untuk membuat channel Youtube berisi khusus rekaman seri pertunjukan Mostly Jazz

Kini, dengan kamera Canon ivis HF G40, tripod, dan mikrofon, sosok Sachiko kerap kita temui di berbagai perhelatan musik Indonesia, termasuk festival-festival besar. Berikut sedikit petikan wawancara saya bersamanya pada suatu malam di Jakarta.


Menurut Sachiko, kenapa video Sachiko bisa ditonton orang sebanyak itu?

Mungkin selera aku banyak sama dengan pemuda Indonesia.

Apa halangan terbesar saat merekam?

Halangan, kalau ada yang ngobrol-ngobrol di belakang, atau sekitar kamera. Aku mau bikin kaos, tulisannya “Lagi Syuting.. Please be quiet… tapi nanyinya Ok!” Terus ada tulisan @senang0906 ,  promosi juga….

Kamu selalu membacacomment di akun Youtube-mu?

Iya.

Misalnya, apa?

Ada comment: Ada yang tahu gak siapa @senang0906? Aku balas: I know! 

Commentyang paling kamu suka?

Gambarnya bagus, suaranya jernih.

Paling sedih?

Terima kasih upload-nya, om. Of coursejawabannya becanda, ya!

Hahaha.. Lalu Sachiko jawab apa?

Sama-sama. Btw, aku bukan cowok, tapi cewek.

Merekam konser paling berkesan?

Prambanan Jazz 2019. Panggungnya ada tiga, tapi antar panggung tidak bentrok, makanya suaranya tidak campur. Dan karena outdoor, suaranya tak ada gaung. Lighting juga bagus.

Cita-cita untuk channel Youtube kamu?

Kualitas video mungkin tidak berubah. Aku tetap amatir. Tapi tak apa, yang terpenting dokumentasi.

Malam itu Sachiko pulang cukup larut. Dia cerita bahwa akhir-akhir ini hanya tidur sekitar 4 jam. Sibuk bekerja, tapi tetap merekam dan meng-editsejumlah video pertunjukan musik di Indonesia yang digemarinya. Terus dan terus!

 

____

Penulis
Harlan Boer
Lahir 9 Mei 1977. Sekarang bekerja di sebuah digital advertising agency di Jakarta. Sempat jadi anak band, diantaranya keyboardist The Upstairs dan vokalis C’mon Lennon. Sempat jadi manager band Efek Rumah Kaca. Suka menulis, aneka formatnya . Masih suka dan sempat merilis rekaman karya musiknya yaitu Sakit Generik (2012) Jajan Rock (2013), Sentuhan Minimal (2013) dan Kopi Kaleng (2016)

Eksplor konten lain Pophariini

Rekomendasi 9 Musisi Padang yang Wajib Didengar

Di tengah gempuran algoritma sosial media, skena musik independen Padang sepertinya tidak pernah kehabisan bibit baru yang berkembang

Nuansa Musik 80-an Hiasi Single Baru Tiara Andini Berjudul Kupu-Kupu

Berselang satu bulan dari perilisan album mini hasil kolaborasi bersama Arsy Widianto, solois Tiara Andini kembali lagi dengan single baru bertajuk “Kupu-Kupu” hari Kamis (18/04).   Jika beberapa single yang sebelumnya kerap mengadaptasi gaya …