Saya dan Jatinangor oleh Jon Kastella

Oct 8, 2021
Jon Kastell

Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung, saya memulai sebuah perjalanan karir musik nan panjang. Di bawah langit Jatinangor, mulai digubahlah satu-persatu karya lagu. Kemudian perlahan tapi pasti, saya memberanikan diri untuk berekspresi.

Semenjak musik telah merasuki alam bawah sadar anak berusia 11 tahun, sedari kecil saya bercita-cita menjadi musisi. Mulai belajar bermain gitar, bernyanyi dan membentuk beberapa band dalam rentang masa remaja hingga dewasa. Sampai pada saatnya saya memutuskan menjadi seorang solois dengan belajar menulis lagu sendiri dan menampilkannya di muka umum.

Maraknya riuh rendah acara apresiasi musik di pelbagai komunitas dalam maupun luar kampus di Jatinangor, makin menjanjikan saya untuk menyalurkan hobi, meraih impian ataupun cita-cita. Ruang-ruang kreatif kerap hiasi hiruk pikuk bersama macam ragamnya.

Hampir di setiap fakultas dan jurusan khususnya Unpad punya komunitas musiknya. Mereka sering mengadakan acara baik itu pertunjukan maupun bersifat diskusi. Ambil contoh, KMF (Komunitas Musik Fikom), FIB serta Fisip Unpad. Peran mereka sangatlah terasa dalam hal sebagai wadah berkreasi, ruang berekspresi dan apresiasi.

 

Tentang Batu Api 

Selain komunitas-komunitas di kampus ada juga perpustakaan Batu Api. Perpustakaan buku, musik, film yang mana menjadi tempat favorit kebanyakan para mahasiswa untuk sekadar menimba ilmu, bertukar pikiran, bercengkerama, berbagi cerita, membuka cakrawala satu sama lainnya.

Dari sanalah sebuah peluang terbuka bagi saya untuk terkoneksi lalu membuahkan kesempatan bersinergi guna berkreasi. Dimulai dari membuat acara sendiri sampai pada saatnya sedikit demi sedikit, dari waktu ke waktu menjadi pengisi di berbagai perhelatan yang tersebar di Jatinangor dari panggung kecil hingga besar.

Bang Anton Solihin dan teh Arum sebagai pemilik dan pengelola perpustakaan Batu Api tak henti mendukung dengan memberi kesempatan musisi untuk berekspresi, termasuk saya. Salah satunya adalah beberapa acara musik skala kecil acap kali digelar di halaman, teras dan ruangan utama perpustakaan Batu Api.

Banyak kawan-kawan musisi yang sekarang menjadi profesional di dunia musik tumbuh kembang bersama saya di Jatinangor, baik di kampus maupun perpustakaan Batu Api. Sebut saja The Panturas, Oscar Lolang, El Karmoya atau Alvin and I. Sebagai individu, sebagai band, kawan-kawan yang saat itu memiliki, katakanlah hobi atau kegemaran yang sama selalu saling bahu membahu mendukung proses dari masing-masing, di depan maupun belakang panggung. Salah seorang yang berjasa membuat acara khusus agar saya lebih berani lagi menampilkan karya-karyanya dalam pertunjukan langsung adalah Iksal yang sekarang adalah manajer The Panturas. Iksal membikin acara kecil nan sahaja di Batu Api dengan menampilkan Jon Kastella, Alvin Baskoro dan Heidi (The Girl with the Hair).

 

Jatinangor, tempat berpijak

Jatinangor, meskipun hanya sebuah kecamatan di kabupaten Sumedang, daerah ini memiliki populasi yang unik selain dari masyarakat asli. Menampung empat perguruan tinggi menghasilkan pemuda-pemudi hilir mudik, datang dan pergi dengan tak sedikit membawa segudang gejolak jiwa muda nan berbakat di bidang seni musik. Maka, beruntunglah saya memilih Jatinangor sebagai tempat berdomisili.

Saya, penyanyi penulis lagu yang menghabiskan hampir separuh hidupnya di Jatinangor, mengenyam pendidikan sekolah dasar di sana. Sekolah menengah pertama di Tanjung Sari, sebuah kecamatan masih di bilangan kabupaten Sumedang. Sekolah menengah atas ditempuh di sebuah sekolah swasta di Bandung Timur. Pernah sampai tiga kali menjalani pendidikan perguruan tinggi yaitu Ikopin, UIN dan Unpas, namun sayangnya tak satupun yang tamat.

Itulah sedikit cukilan tentang Jatinangor, tempat awal mula karir saya dan banyak lagi musisi, semoga dapat terus mampu menampung bakat-bakat muda yang akan tetap bermunculan. Walaupun hanya sebagai tempat singgah ataupun saksi bisu sebuah awal perjalanan panjang.

Meskipun kelak misalnya saya akan melanglangbuana, namun saya tidak akan pernah melupakan Jatinagor sebagai tempat pijakan awal saya di musik yang saya jalani dari sekarang sampai selamanya.

Penulis
Pop Hari Ini

Eksplor konten lain Pophariini

Dirty Racer Buktikan Cinta Sejati Itu Ada Lewat Single Vespa Merah

Setelah merilis single “Percaya” dan “Untitled” pada 2015, unit pop punk asal Lampung, Dirty Racer kembali dengan yang terbaru dalam tajuk “Vespa Merah” (08/11).     Dirty Racer adalah Galang Rambu Anarki (vokal, bas) …

Circle Path Memaknai Candaan Jadi Hal yang Serius di Single Teranyar

Setelah merilis single “Down In The Dumps” tahun lalu, Circle Path melanjutkan perjalanan mereka lewat peluncuran single anyar “Take This As A Joke” hari Senin (11/11). Pengerjaan single ini dilakukan secara independen dan mereka …