Selamat Datang Kembali, St. Loco

Di atas kertas, untuk grup yang tergolong punya nama besar macam Saint Loco harusnya telah tuntas. Momentum, album ketiga – terakhir mereka dirilis di tahun 2012, sehabis itu hilang, tak ada lagi album sampai 2018. Namun ternyata Tuhan rock berkehendak lain. Masuknya Anindya ‘Dimas‘ Pramadhyana, eks vokalis Twentyfirst Night menggantikan Joe yang cabut ke Killing Me Inside sejak Agustus tahun lalu memberikan kesempatan kepada Saint Loco – yang bertransformasi menjadi St. Loco – untuk tetap bangkit dan eksis kembali.
“September Dimas masuk, panggung pertamanya di Hammersonic tahun kemarin,” ungkap vokalis/rapper Berry soal penyanyi jangkung yang kini jadi darah baru di tubuh band yang kini nyaman ditulis St. Loco.
2019, St.Loco kembali dengan single dan video musik baru berjudul “Nakal ( Naluri Kualitas Akal )”. Band yang kini tampil dengan nama dan logo baru dengan formasi solidnya saat ini : Duo Dimas (vokal) dan Berry (rapper), Webster (drums), Gilbert (bass), Iwan (gitar ) dan Tius (DJ) ini. Bukan kebetulan bahwa band ini masih tetap berlanjut hingga sekarang.
“Setiap hari (bagi gue) adalah hal yang baru buat kita supaya api yg lama ini tetep bisa nyala dan kenapa tetep lanjut ya, bcuz thats the best damn escape in our life!” ungkap Berry soal kenapa ia masih membangunkan kembali macan rap-rock yang sudah lama tertidur ini.
Tidak mudah memang membangkitkan energi yang sudah redup sekian lama. Namun sang rapper ini mengaku rasa percaya adalah kuncinya. Dan ini pula lah yang membedakan St Loco dari Saint Loco.
“Kuncinya rasa trust sih.. sekarang ini (percaya itu) Lebih kuat, tanpa ada trust yang kuat akan sulit berimprovisasi sebagai unit yang solid,” akunya.
Saat ini, bersama label Nagaswara – rumah mereka sejak 2011, mereka melanjutkan (mudah-mudahan bukan sisa) energi mereka yang masih terpendam dengan single “Nakal”, sebuah lagu berisi pesan jujur dan positif tentang sebuah karakteristik sifat nakal, keras, kepala, liar cerdik, kreatif dan tak kenal lelah walau sering dikonotasikan dengan hal-hal negatif. Musisi senior Jonathan Mono (J.Mono) dan Petra Sihombing – produser lagu ini – menghadirkan perpaduan komposisi aransemen dan sound-sound alternatif yang makin galak.
“Nakal sebenarnya kayak bentuk filosofi. Maksudnya kita semua pasti pernah nakal dalam hidup. Tetap seiring waktu kita menjadi dewasa. Apapun latar belakang, yang pernah lo lakukan di masa lalu menjadi pelajaran.” ungkap Berry.
Album baru sedang digarap. Rekaman keempat dan pertama sejak Momentum. St. Loco akan membuktikan bahwa mereka singa yang masih taring yang tajam. Selamat datang St. Loco!

Eksplor konten lain Pophariini
Eksklusif Komunal: 13 Tahun Tanpa Album, Nostalgia Ini Ijazah
Sejak merilis album penuh Gemuruh Musik Pertiwi 13 tahun lalu, Komunal rasanya belum menunjukkan kembali eksistensi mereka lewat perilisan materi holistik sebagai statement keberadaan mereka. Memang, selain masih aktif menghibur KKK (Kawan-kawan Komunal) di …
False Theory Ceritakan Kisah Penyembuhan Luka Masa Lalu di Single Dua Atma
Unit pop punk asal Tana Paser, Kalimantan Timur, False Theory merilis single ketiga bertajuk “Dua Atma” pada Kamis (05/06). Lewat lagu ini, mereka mengangkat cerita tentang dua jiwa yang saling menyembuhkan dari luka masa …