Seruan Anggun Untuk Pemuda di Asian Games 2018

Aug 23, 2018

Au nom de la lune beredar di Perancis via Columbia Records pada 24 Juni 1997, kemudian dirilis secara internasional di 33 negara oleh Sony Music International dengan judul Snow in Sahara. Di Indonesia, album ini dirilis dengan judul sesuai nama penyanyinya, Anggun.

Terdapat beberapa versi tracklist untuk album ini—di Amerika, di Indonesia dan Malaysia, di Jepang. Lebih dari satu juta keping terjual di seluruh dunia, lebih dari 120.000 keping di AS, Anggun dengan Snow in Sahara diterima baik di mana-mana, termasuk di tanah kelahiran sang biduanita. Sebuah album pop yang menyentak sekaligus menjadi predikat utuh akan impian banyak musisi dan pelaku industrinya di Indonesia: go international.

Lahir pada 1974, bocah remaja Anggun C Sasmi merilis album pertamanya, Dunia Aku Punya pada 1986. Mungkin tidak ada yang terbesit bahwa di kemudian hari Anggun benar-benar menjadi penyanyi yang dikenal dunia, dan dibanggakan Indonesia untuk dunia. Gema album ini pun biasa saja di tanah air. Tapi si 12 tahun itu sudah memulai langkah kecilnya.

A post shared by Anggun Official (@anggun_cipta) on

Anggun menjadi benar-benar terkenal pada 1989, melalui single “Mimpi” dan juga “Bayang-Bayang Ilusi” yang termuat di sebuah album kompilasi, dengan foto sampul Anggun bertopi baret yang dahulu sempat menjadi ciri khasnya, bersama Deddy Stanzah, Gito Rollies, Deddy Dores, Andry Kasman dan Euis Darliah.

Sebentar, saya mau setel lagu “Negosiasi” dari Deddy Stanzah yang bertema cinta, urusan anak muda, dalam pembawaan yang slebor-PD, lagu terakhir di album kompilasi itu. Begitulah Si Jagger kita!

Album-album Anggun / dok. istimewa.

Baik, kembali ke Anggun. Ya, lagu “Mimpi” meledak! Populer sejak intro dan lirik pertamanya: “Dalam hitam/gelap malam/Kuberdiri melawan sepi” hingga refrainnya yang akrab dinyanyikan siapa saja, terutama generasi lama: “Melambung jauh terbang tinggi bersama mimpi/ Terlelap dalam lautan emosi/ Setelah aku sadar diri, kau telah jauh pergi/ Tinggalkan mimpi yang tiada bertepi.” Hari ini jejaknya masih bisa kita jumpai di playlist sejumlah tempat karaoke.

1
2
Penulis
Harlan Boer
Lahir 9 Mei 1977. Sekarang bekerja di sebuah digital advertising agency di Jakarta. Sempat jadi anak band, diantaranya keyboardist The Upstairs dan vokalis C’mon Lennon. Sempat jadi manager band Efek Rumah Kaca. Suka menulis, aneka formatnya . Masih suka dan sempat merilis rekaman karya musiknya yaitu Sakit Generik (2012) Jajan Rock (2013), Sentuhan Minimal (2013) dan Kopi Kaleng (2016)

Eksplor konten lain Pophariini

Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota

Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …

5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Coldiac 

Coldiac menyelesaikan rangkaian tur The Garden Session hari Kamis, 12 Desember 2024 di Lucy in the Sky SCBD, Jakarta Selatan. Tur ini secara keseluruhan singgah di 7 kota termasuk Balikpapan, Samarinda, Medan, Solo, Bandung, …