Shaggydog Gambarkan Suasana Klitih Melalui “Koboi Kota”

Oct 10, 2022

Unit ska asal Yogyakarta, Shaggydog melepas single terbaru yang merespon fenomena klitih yang merebak di kota asal mereka beberapa saat lalu. Tidak peduli di bulan puasa, klitih sempat menjadi trending di Twitter dengan tagar #klitih dan #1hari1klitih yang menginformasikan update kejahatan anak muda ini.

Istilah ‘klitih’ yang pada dasarnya memiliki makna aktivitas keliling kota mengisi waktu luang tanpa tujuan yang jelas ini sempat diadaptasi juga oleh para pelajar sebagai kegiatan mencari musuh dari sekolah lain. Sekarang term klitih berkembang menjadi kejahatan jalanan dari anak muda pengecut yang menargetkan pengendara sepeda motor secara acak di malam hari.

Sebagai warga Yogyakarta yang banyak berkegiatan di malam hari, mulai dari manggung sampai rekaman studio yang kadang tidak mengenal waktu, hal ini pun juga menjadi kekhawatiran bagi para pesonel band yang sudah berumur 25 tahun ini.

“Jadi selama bulan puasa itu Shaggydog kan sedang rekaman lagu untuk album baru kami. Sering banget pulang mendekati subuh, tentu saja pulang-nya ada rasa was – was kalo nanti dibacok orang dari belakang” ungkap Heruwa.

artwork single terbaru Shaggydog, Koboi Kota

Sebagai musisi, hal ini kemudian dijadikan inspirasi oleh band yang sudah berdiri sejak 1997 ini untuk merekam ulang lagu “Koboi Kota”. Single ‘lepasan’ yang belum pernah dirilis ini pun direkam ulang dan disematkan lirik yang disesuaikan dengan keadaan saat ini.

Membuka lagu dengan teriakan ala koboi diiringi riff gitar yang terdengar seperti tanda marabahaya, seolah-olah memberi peringatan “awas, klitih datang!” dilanjutkan dengan deretan lirik Heruwa “Mata memerah dan mulut yang bau naga. Memecah hening malam dan siap berperang, tak peduli siapapun pasti dilibas,” dengan tepat menggambarkan pelaku klitih yang bersiap membacok korbannya secara acak.

foto oleh Benhard Awuy

Duo penjaga ritme, Bandizt dan Yoyo memacu adrenalin lewat betotan bass dan gebukan drum mereka yang terasa seperti sedang menghindar dari kejaran klitih yang asal “hajar hajar langsung lari”. Melodi gitar Richad dan Raymond yang menyeruak layaknya “mesin meraung raung di tengah malam” menimpali pencetan tuts keyboard Lilik (Umbel) yang menghantui, “memecah hening malam”.

Nuansa “Koboi Kota” memang dirasa berbeda dari tema-tema lagu Shaggydog yang biasanya bertema pesta. Tapi begitulah penggambaran klitih dari kacamata band ini. Entah sampai kapan “raja jalanan belantara kota” ini akan terus beraksi, yang jelas, Shaggydog akan merilis “Koboi Kota” lewat DoggyHouse Records pada 21 Oktober 2022 melalui kanal streaming musik digital


 

Penulis
Gerald Manuel
Hobi musik, hobi nulis, tapi tetap melankolis.

Eksplor konten lain Pophariini

Menengok Gegap Gempita Ekosistem Musik ‘Pinggiran’ di Kulon Progo

Pinggiran, pelosok, dan jauh, sepertinya tiga kata itu mewakili Kulon Progo. Biasanya, diksi-diksi tersebut muncul dari orang-orang yang tinggal di pusat kota, pokoknya yang banyak gedung-gedung dan keramaian. Diakui atau tidak, Kulon Progo memang …

Perspektif Pekerja Seni di Single Kolaborasi Laze, A. Nayaka, dan K3bi

“Rela Pergi” menjadi single kolaborasi perdana antara Laze, A. Nayaka, dan K3bi via Sandpaper Records (29/11).      Tertulis dalam siaran pers bahwa proyek yang diinisiasi sejak pertengahan 2024—usai Laze merilis DIGDAYA dan sebelum …