Solois Pop Palembang, ALF Menandai Kemunculan Lewat Single Don’t Worry Babe

Solois pop asal Palembang, ALF meluncurkan single perdana bertajuk “Don’t Worry Babe” (22/01).
Kami berkesempatan mewawancarai pria yang bernama lengkap Muhammad Alief Rizky Fajrullah (29/01) untuk mengetahui bagaimana perjalanan bermusiknya dan cerita di balik rilisan teranyar.
Alief menceritakan perjalanannya bermula di tahun 2015 dengan nama ALFCOBAIN.
“Seiring berjalannya waktu, ALFCOBAIN berganti menjadi ALF yang berasal dari nama asli saya yang sedikit disingkat,” ungkapnya.
Alief mengungkapkan bahwa “Don’t Worry Babe” (DWB) bercerita tentang kekhawatiran dalam suatu hubungan. Sementara itu, dari segi musik, ia mengaku berkiblat pada musik-musik country di era 60 hingga 80-an seperti CCR, Bob Dylan, Neil Young, Jim Croce, Yusuf Islam.
“Agar tetap terdengar modern dan mampu diterima oleh remaja-remaja di era ini, saya membuat DWB tidak begitu kental dengan referensi-referensi tersebut. Saya berusaha membawa vibes country era itu ke era sekarang,” ujarnya.
Ketika ditanya tentang tujuan dalam bermusik, Alief mengungkapkan keinginannya untuk bertukar pikiran dengan para musisi lainnya.
“Mungkin tujuan lainnya adalah saya ingin menjadi trendsetter di era saya. Saya ingin sekali bisa bertukar pengetahuan dan pikiran perihal seni musik dengan seniman atau musisi-musisi di luar sana, mulai dari musisi yang baru merintis sampai yang legendaris,” terangnya.
Selain tujuan, Alief juga mengungkapkan faktor lainnya yang membangun tujuan dalam bermusik.
“Musik adalah sesuatu yang sangat erat dengan saya sejak kecil. Singkat cerita, rumah Nenek saya adalah tempat berkumpul bagi para seniman jalanan. Mereka adalah teman-teman Paman saya. Banyak sekali kolaborasi seni yang saya saksikan. Sejak saat itu, saya merasa peristiwa-peristiwa itu harus bisa saya ulangi di usia dan fase hidup mana pun,” jelasnya.
Menurut Alief, skena musik di Palembang per tahun ini seperti berjalan cepat dan berkembang pesat.
“Banyak scene yang mulai tumbuh dan berinovasi dengan cara mereka masing-masing. Mulai dari scene hardcore punk, pop punk, pop, etnik, reggae, dan lain sebagainya. Semuanya memiliki vibes dan keseruannya sendiri,” pungkasnya.

Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Bleu Clair Memasuki Babak Baru Lewat Single Kolaborasi bareng Jevin Julian
Awal 2025 Bleu Clair sempat menghapus akun media sosial untuk menandai babak baru perjalanan bermusiknya. Langkah ini dimulai lewat perilisan single kolaborasi “Space & Time” bareng produser musik Jevin Julian yang beredar hari Jumat …
Milledenials Siap Mengisi Panggung Primavera a la Ciutat 2025
Primavera a la Ciutat 2025 mengumumkan barisan penampil yang akan mengisi panggung tanggal 2-8 Juni 2025 secara resmi hari Rabu (05/02) di Instagram. Dari sekian nama yang terbaca di poster, kami melihat satu yang …