Soundrenaline 2018 : 6 Panggung yang Bikin Meriah!
Soundrenaline kembali digelar pada tanggal 8 dan 9 September 2018 di Garuda Wisnu Kencana, Bali. Pengunjung festival akbar tahunan ini tak hanya datang dari segala penjuru Nusantara, bahkan sampai luar Indonesia. Tentu saja hal ini yang bisa jadi salah satu aset untuk menambah devisa negara. Ah, tapi bukan itu yang kami ingin ceritakan.
Salah satu hal yang menarik pada Soundrenaline kali ini adalah makin meriahnya acaranya, dari penonton yang datang juga dari pernak-pernik suguhan mata. Penyelenggara festival mungkin jeli melihat banyaknya festival musik besar serupa yang menawarkan banyak ini itu, makanya mereka menawarkan sesuatu yang bukan baru-baru amat, tapi lumayan bikin beda di gelaran festival ini. Ya, sesuatu yang baru ini adalah enam panggung yang berdiri kokoh, terdiri dari A Stage, Platinum Stage, Slim Refined Stage, Creators Stage, Camp Stage, dan Thunderdome.
Bagi yang belum pernah datang ke Soundrenaline. Perlu diketahui jarak antara Platinum Stage dan A Stage dihiasi perjalanan memijak 150 anak. Meski kudu rela membiarkan betis menegang akibat jarang olahraga, namun niat penonton tetap terbayar akibat aksi dari para idola mereka.
Beragam suguhan yang bagus semuanya membuat kami dan juga para penonton dua hari itu bingung harus menonton yang mana. Seperti di hari pertama, kami terpaksa harus ketinggalan banyak penampil kece, salah satunya adalah The Adams. Kami masih sempat melihat penampilan indierockers asal Jakarta ini di menit-menit terakhir.
Tak lama kemudian panggung Thunderdome yang tak jauh dari Platinum Stage berbunyi. Panggung yang terbuat dari baja ternyata dibuat khusus oleh Kedux Garage yang diadaptasi dari film Mad Max Beyond Thunderdome (1985). Keren!
Salah satu jam kami dibius oleh penampilan The Upstairs. Jimi Multhazam cs meliar tanpa jeda membawakan hit-hit rawan koor penonton, dari “Matraman”, “Antah Berantah”, “Disko Darurat”, “Terekam Tak Pernah Mati”, dan diakhiri lagu “Semburat Silang Warna”.
Selalu ada kejutan ketika menyimak penampilan band di sebuah festival musik, termasuk di festival musik dengan tema The Soul of Expression ini. Contohnya ketika penampilan Mooner di Creators Stage. Selain tampil, mereka mengumumkan bakal merilis album kedua akhir tahun 2018. Dan sebuah lagu berjudul “Arab” dibawakan sebagai bocorannya, ah nikmatnya menjadi pendengar pertama lagu ini.
Sheila on 7 pun naik ke atas panggung tengah malam. “Buat kalian yang datang ke sini sendiri. Jangan pernah merasa kalian sendiri ya, karena malam ini kalian pacarnya Sheila on 7,” kata Duta sebelum menyanyikan calon hit terbaru sejuta umat, “Film Favorit”.
Ketika festival lain membiarkan orangtua egois membawa anak-anak mereka bergabung dengan perokok. Soundrenaline cukup ketat dalam mengumpulkan penonton lewat pemeriksaan KTP di pintu masuk.
Hari kedua, panggung dibuka oleh penampil-penampil keren: Call Me A Dog, FSTVLST, Teddy Adhitya, Kelompok Penerbang Roket, dan Pee Wee Gaskins. Penyanyi sekaligus penulis lagu asal Bangkok, Phum Viphurit turut ambil bagian. Ia tebar pesona dengan nomor hit “Lover Boy”, suaranya boleh juga.
Seakan tak ada waktu untuk istirahat, kami pun langsung berlari untuk mengejar penampilan keren lainnya seperti Danilla, Rollfast, Sentimental Moods, Jason Ranti, Elephant Kind, serta MALIQ & D’Essentials.
Tiba di penghujung malam, giliran band era 90an yang terbilang cukup dinanti yaitu Limp Bizkit, Mereka berkoar sesuka hati dibuka nomor “Hot Dog”. Sontak penonton berjingrak. Tak mampu menahan senang. Maklum, idola masa muda!
Ada satu hal unik soal Limp Bizkit, di tengah keceriaan nostalgia, ada saja barisan media sosial sebagian orang tidak puas dengan pertunjukan Fred Durst cs. Tidak adil terus mengeluh. Yang penting terbayar sudah kegemaran pada zaman memutar kaset atau CD album Significant Other hanya ingin mendengar lagu “Nookie” serta “Break Stuff”.
Sampai jumpa di Soundrenaline berikutnya!
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Wawancara Eksklusif Ecang Live Production Indonesia: Panggung Musik Indonesia Harus Mulai Mengedepankan Safety
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Pophariini masih banyak menghadiri dan meliput berbagai festival musik di sepanjang tahun ini. Dari sekian banyak pergelaran yang kami datangi, ada satu kesamaan yang disadari yaitu kehadiran Live Production Indonesia. Live …
Daftar Label Musik Independen dari Berbagai Kota di Indonesia 2024
Berbicara tentang label musik tentu bukan hal yang asing lagi bagi siapa pun yang berkecimpung di industri ini. Mengingat kembali band-band yang lekat dengan label raksasa sebagai naungan, sebut saja Dewa 19 saat awal …