Soundrenaline 2018 : 6 Panggung yang Bikin Meriah!

Sep 14, 2018

Soundrenaline kembali digelar pada tanggal 8 dan 9 September 2018 di Garuda Wisnu Kencana, Bali. Pengunjung festival akbar tahunan ini tak hanya datang dari segala penjuru Nusantara, bahkan sampai luar Indonesia. Tentu saja hal ini yang bisa jadi salah satu aset untuk menambah devisa negara. Ah, tapi bukan itu yang kami ingin ceritakan.

Salah satu hal yang menarik pada Soundrenaline kali ini adalah makin meriahnya acaranya, dari penonton yang datang juga dari pernak-pernik suguhan mata. Penyelenggara festival mungkin jeli melihat banyaknya festival musik besar serupa yang menawarkan banyak ini itu, makanya mereka menawarkan sesuatu yang bukan baru-baru amat, tapi lumayan bikin beda di gelaran festival ini. Ya, sesuatu yang baru ini adalah enam panggung yang berdiri kokoh, terdiri dari A Stage, Platinum Stage, Slim Refined Stage, Creators Stage, Camp Stage, dan Thunderdome.

The Adams di Soundrenaline 2018 / Pohan.

Bagi yang belum pernah datang ke Soundrenaline. Perlu diketahui jarak antara Platinum Stage dan A Stage dihiasi perjalanan memijak 150 anak. Meski kudu rela membiarkan betis menegang akibat jarang olahraga, namun niat penonton tetap terbayar akibat aksi dari para idola mereka.

Beragam suguhan yang bagus semuanya membuat kami dan juga para penonton dua hari itu bingung harus menonton yang mana. Seperti di hari pertama, kami terpaksa harus ketinggalan banyak penampil kece, salah satunya adalah The Adams. Kami masih sempat melihat penampilan indierockers asal Jakarta ini di menit-menit terakhir.

Danilla di Soundrenaline 2018 / Pohan.

Tak lama kemudian panggung Thunderdome yang tak jauh dari Platinum Stage berbunyi. Panggung yang terbuat dari baja ternyata dibuat khusus oleh Kedux Garage yang diadaptasi dari film Mad Max Beyond Thunderdome (1985). Keren!

Salah satu jam kami dibius oleh penampilan The Upstairs. Jimi Multhazam cs meliar tanpa jeda membawakan hit-hit rawan koor penonton, dari “Matraman”, “Antah Berantah”, “Disko Darurat”, “Terekam Tak Pernah Mati”, dan diakhiri lagu “Semburat Silang Warna”.

Kuning garis-garis: Jimi Multhazam dari The Upstairs / Pohan.

Selalu ada kejutan ketika menyimak penampilan band di sebuah festival musik, termasuk di festival musik dengan tema The Soul of Expression ini. Contohnya ketika penampilan Mooner di Creators Stage. Selain tampil, mereka mengumumkan bakal merilis album kedua akhir tahun 2018. Dan sebuah lagu berjudul “Arab” dibawakan sebagai bocorannya, ah nikmatnya menjadi pendengar pertama lagu ini.

Jeje Boy aka Jason Ranti dan jamaahnya duduk rapih di Soundrenaline 2018 / Pohan

Sheila on 7 pun naik ke atas panggung tengah malam. “Buat kalian yang datang ke sini sendiri. Jangan pernah merasa kalian sendiri ya, karena malam ini kalian pacarnya Sheila on 7,” kata Duta sebelum menyanyikan calon hit terbaru sejuta umat, “Film Favorit”.

Melengking : Eross Chandra di Soundrenaline 2018 / Pohan.

Ketika festival lain membiarkan orangtua egois membawa anak-anak mereka bergabung dengan perokok. Soundrenaline cukup ketat dalam mengumpulkan penonton lewat pemeriksaan KTP di pintu masuk.

Senyum manja Phum Viphurit di Soundrenaline 2018 / Pohan.

Hari kedua, panggung dibuka oleh penampil-penampil keren: Call Me A Dog, FSTVLST, Teddy Adhitya, Kelompok Penerbang Roket, dan Pee Wee Gaskins. Penyanyi sekaligus penulis lagu asal Bangkok, Phum Viphurit turut ambil bagian. Ia tebar pesona dengan nomor hit “Lover Boy”, suaranya boleh juga.

Tampil sebelum Limp Bizkit: Maliq & D’Essentials / Pohan.

Seakan tak ada waktu untuk istirahat, kami pun langsung berlari untuk mengejar penampilan keren lainnya seperti Danilla, Rollfast, Sentimental Moods, Jason Ranti, Elephant Kind, serta MALIQ & D’Essentials.

Tiba di penghujung malam, giliran band era 90an yang terbilang cukup dinanti yaitu Limp Bizkit, Mereka berkoar sesuka hati dibuka nomor “Hot Dog”. Sontak penonton berjingrak. Tak mampu menahan senang. Maklum, idola masa muda!

Brewok dan berumur: Fred Durst dari Limp Bizkit / Pohan.

Ada satu hal unik soal Limp Bizkit, di tengah keceriaan nostalgia, ada saja barisan media sosial sebagian orang tidak puas dengan pertunjukan Fred Durst cs. Tidak adil terus mengeluh. Yang penting terbayar sudah kegemaran pada zaman memutar kaset atau CD album Significant Other hanya ingin mendengar lagu “Nookie” serta “Break Stuff”.

Sampai jumpa di Soundrenaline berikutnya!

Penulis
Pohan
Suka kamu, ngopi, motret, ngetik, dan hari semakin tua bagi jiwa yang sepi.

Eksplor konten lain Pophariini

Wawancara Eksklusif Ecang Live Production Indonesia: Panggung Musik Indonesia Harus Mulai Mengedepankan Safety

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Pophariini masih banyak menghadiri dan meliput berbagai festival musik di sepanjang tahun ini. Dari sekian banyak pergelaran yang kami datangi, ada satu kesamaan yang disadari yaitu kehadiran Live Production Indonesia. Live …

Daftar Label Musik Independen dari Berbagai Kota di Indonesia 2024

Berbicara tentang label musik tentu bukan hal yang asing lagi bagi siapa pun yang berkecimpung di industri ini. Mengingat kembali band-band yang lekat dengan label raksasa sebagai naungan, sebut saja Dewa 19 saat awal …