Band rock alternatif asal Bali, Sourmilk Hadirkan Single Sike

Band rock alternatif asal Bali, Sourmilk resmi meluncurkan materi anyar berupa single bertajuk “Sike” hari Kamis (08/02). Single keempat Sourmilk ini bercerita soal kisah tawa, olok-olok lucu, dan kebiasaan bersama yang membuat sebuah hubungan menjadi unik.
Sourmilk yang terbentuk di tahun 2022 lalu ini beranggotakan Jessica (vokal, gitar), Yudi Septyan (bas, vokal latar), Noriz Kiki (drum, vokal latar), dan Ijlal Faiz (gitar, vokal latar).
Awalnya, para personel Sourmilk ingin membuat band bergenre post-punk. Hadirnya Jess yang mengisi posisi vokal membuat mereka beralih ke rock.
Saat penggarapan single “Sike”, Yudi mengatakan kepada Pophariini Sourmilk mengalami kejadian yang tak terduga.
“Kalau untuk ‘Sike’ yang menurutku lucu waktu itu saat momen take vokal. Kebetulan kaki Jess lagi bengkak gede banget. Jadi, selama rekaman vokal dia harus nyanyi sambil nahan rasa sakit,” kata Yudi via WhatsApp hari Kamis (22/02).
Usai perilisan “Sike”, Sourmilk sudah menyiapkan rencana untuk merilis album dari materi yang sudah mereka kumpulkan. Band juga memiliki keinginan untuk menjalankan agenda tur musik.
Ketika tentang perkembangan musik di Bali, Yudi mengucapkan terima kasih kepada Rollfast yang kini bernama Gangsar, Zat Kimia, dan Jangar yang dirasa berpartisipasi dalam perkembangan musik di kota asal mereka.
“Menurutku mereka bertiga punya andil yang cukup besar buat memicu skena Bali mainin musik-musik selain punk, metal, hardcore, dan turunannya. Ya, kita tau sendiri lah. Bukan rahasia lagi kalau sebelumnya Bali emang didominasi sama musik-musik yang maskulin dan musik-musik yang ngekor kesuksesan SID,” pungkas Yudi.

Eksplor konten lain Pophariini
Ulasan Album Komunal Nostalgia: Curahan Hati Para Raja Metal
Sebagai orang yang hanya menyukai album mini Komando Badai Api dari sisi artwork sampulnya saja, kehadiran album terbaru mereka, Nostalgia jadi harapan untuk mengembalikan apresiasi saya kepada musik band heavy metal kawakan ini. Citra …
Menyiasati Ruang Alternatif sebagai Venue di Kota Medan
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, intensitas pertunjukan musik di Kota Medan dan sekitarnya cukup tinggi. Satu minggu satu acara, terkadang lebih, mulai dari skala underground sampai festival. Saya sendiri cukup sering berkunjung ke …