Superfine Menutup Album Mini Dengan Video Musik Baru
Grup trio asal Bandung yang meleburkan esensi musik rock SUPERFINE menutup album mini Rabbit Hole (Bhang Records, 2017) dengan merilis musik video yang berjudul sama dengan album “Rabbit Hole”.
Terhitung Sabtu, 13 April 2019, video musik Superfine ini sudah dapat disaksikan di kanal Youtube resmi milik Bhang Records. Superfine, trio beranggota; Nancy Christ’ (vokal), Tiar Renas (gitar), dan Ghushni Ibrahim (gitar) ini mempercayakan urusan visual lagu “Rabbit Hole” dengan berkolaborasi dengan kolektif sesama Bandung bernama Gerombolan Struzzo. Sajian visual yang kemudian diarahkan oleh penulis dan director Roufy Nasution tersebut menjelma menjadi cerita tentang ruh (pria) yang sudah nyaman dengan keberadaanya di surga. Ruh yang juga kemudian diasumsikan menolak untuk ditugaskan hidup di dunia.
“Secara alamiah “Rabbit Hole” dimaknai ke dalam dua bentuk. Bentuk pertama adalah tempat yang belum bisa dilihat oleh makhluk hidup dan bentuk tersebut adalah tempat yang mempunyai arti kebahagiaan atau hal-hal yang menyenangkan lainnya. Sedangkan bentuk kedua adalah sebuah tempat yang bisa dirasakan oleh seluruh makhluk hidup dan bisa dipakai untuk berlindung dari hal-hal yang tidak diinginkan,” ujar Roufy Nasution, menjelaskan latar cerita.
Sementara untuk aktor yang berperan serta membawa cerita utuh yang dimaksud, SUPERFINE dan Gerombolan Struzzo menunjuk performing artist, Al Imran Karim dan Maria Kristina. Al Imran Karim berperan sebagai ‘Unborn Man’ sedangkan Maria Kristina berperan sebagai ‘Earth Woman’. Di luar itu, music video ini juga melibatkan pelbagai kerja kolektif dari berbagai lintas disiplin, semisal Magentalangit (Lighting Artist), Self Original Toy (SOToy) (Toys) dan lain sebagainya.
“Apa yang kami pikirkan sejak awal, pada akhirnya bukan lagi ada pada titik se esensial atau se dalam apa mereka-mereka yang terlibat dalam video klip ini menerjemahkan isi dan makna lagu “Rabbit Hole”. Karena lebih dari itu ada hal yang jauh lebih penting, terutama untuk kami rayakan; yakni sebuah perayaan kebahagiaan dalam konteks yang paradoksal, atau pun sebaliknya. Satu catatan penting lain, ragam dekonstruksi, diskursus hingga kolaborasi yang terjalin justru menjadi hal yang paling menarik dan selalu kami syukuri atas apapun yang terjadi terhadap karya-karya kami, termasuk music video “Rabbit Hole”,” beber Tiar Renas.
Lagu “Rabbit Hole” sendiri merupakan lagu yang terinspirasi dari sebuah kondisi gangguan kejiwaan yang berdampak pada kesehatan fisik dan jiwa pada manusia yang sering disepelekan, atau dalam konteks ini adalah ‘depresi’. Berdasarkan data dari WHO, sampai dengan hari ini lebih dari 300 juta orang di dunia mengalami depresi. Ada depresi yang ditangani dengan obat-obatan, ada yang ditangani secara psikologis, dan ada pula yang tak bisa di tangani dan berakhir dengan bunuh diri. “Rabbit Hole” tidak meromantisisasi bunuh diri, tapi tidak juga mengutuk bila itu sampai terjadi. Semua itu kembali kepada individu dan persepsi, karena pada akhirnya individulah yang menentukan pengalaman jiwa apa yang dibiarkan terjadi di hidupnya.
“Pada akhirnya pesan dari lagu “Rabbit Hole” adalah jangan menyepelekan depresi, bila kita terlanjur terjatuh di dalamnya (sengaja atau tidak sengaja), nikmatilah dan habitati, jadikanlah itu kekuatan lalu ‘matilah’, dan lahirlah kembali,” ujar Nancy Christ’.
Selain music video, lagu “Rabbit Hole”—termasuk album mini yang menaunginya, dapat juga dinikmati atau didengar dalam format digital seperti iTunes, Spotify, serta platform digital lainnya. Pula dalam format kaset pita, dengan bonus aplikasi Music Art Station (MAS), yang mana merupakan salah satu solusi bagi pendengar/pembeli yang tidak memiliki alat pemutar kaset pita sebagaimana rilisan fisik yang ditawarkan namun tetap ingin memilikinya. Jelasnya, lewat aplikasi MAS.
____
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
We Are Neurotic Mempersembahkan Album Mini Terbaru Asian Palms
Trio disco dan jazz asal Jakarta, We Are Neurotic menutup tahun 2024 lewat perilisan album mini terbaru yang diberi nama Asian Palms (13/12) bersama C3DO Recordings sebagai label naungan. Album Asian Palms …
Yella Sky Sound System Rayakan 1 Dekade Lewat Album Mini The Global Steppers
Unit dub kultur sound system asal Jakarta, Yella Sky Sound System merayakan satu dekade eksistensi lewat perilisan album mini terbaru bertajuk The Global Steppers (20/12). Dipimpin oleh produser sekaligus selektor Agent K, album mini …