Sylvia Saartje, Sang Lady Rocker Pertama Indonesia
Jika di barat punya penyanyi blues rock sekelas Janis Joplin, maka di Indonesia kita mengenal sosok Sylvia Saartje. Penyanyi rock legendaris asal Malang ini adalah satu dari lady rocker legendaris yang tersisa yang dimiliki bumi pertiwi.
Dikenal dengan julukan Jippi, penyanyi kelahiran Arnhem, Belanda ini adalah anak ke 2 dari 7 bersaudara pasangan Nedju Tuankotta yang berasal dari Ambon, Maluku dan Christina Tuyem yang berasal dari Malang, Jawa Timur. Tahun 1962, keluarga Sylvia Saartje memutuskan untuk pindah dari Belanda ke Indonesia. Awalnya, mereka tinggal di Jakarta sebelum kemudian pindah ke Kota Malang.
Kariernya di dunia rock muncul di pertengahan tahun 70-an. Saat itu ia kerap tampil di panggung-panggung rock dengan membawakan lagu-lagu rock dari Janis Joplin sampai Pink Floyd.
Berbekal kostum-kostum dengan warna yang mencolok, bahan kulit serta jeans dan sepatu boots akan sangat mudah mengenali sosok Jippi pada saat itu, selain sosok perempuan yang jarang sekali ditemukan di skena musik rock saat itu.
Salah satu penampilannya yang fenomenal adalah pada saat konser ‘Aktuil Vacancy Rock’ di Gedung Olah Raga (GOR) Pulosari Malang, 27 Desember 1976. Sylvia adalah satu-satunya penyanyi rock perempuan yang tampil dalam konser tersebut.
Karier panggung yang melejitnya pun membawanya sampai ke dapur rekaman. Hasilnya adalah “Biarawati”, sebuah nomor karya Ian Antono yang menjadi single perdana Jippi yang kerap diputar pada saat itu. Sejak saat itu hingga hari ini, di usia yang ke-65 tahun, Sylvia Saartje dikenal sebagai lady rocker Indonesia yang dihormati.
Adapun cerita di atas adalah sekelumit dari potongan kisah yang dilontarkan oleh para narasumber di film Dokumenter bertajuk Sylvia Saartje, Lady Rocker Pertama Indonesia. Diproduksi oleh Terakota Indonesia, Yayasan yang memiliki fokus pada pemberitaan budaya dan sejarah, fillm besutan Sutradara Subi berhasil didanai dengan dukungan program Fasilitasi Bidang Kebudayaan (FBK) 2021 bidang dokumentasi karya – pengetahuan maestro, Dirjenbud Kemdikbudristek RI.
Film ini menjadi sarana nyata pemajuan kebudayaan nasional di bidang sejarah pengetahuan musik rock, dimana sosok Sylvia Saartje merupakan produk hibriditas dengan latar belakang kosmopolitan yang terbukti mampu memajukan musik rock nasional. Tak hanya Sylvia Saartje menjadi aset Kota Malang, ia juga menjadi aset besar kebudayaan dan musik populer yang dimiliki Indonesia. Nama Sylvia Saartje adalah pionir dan membuka jalan bagi penyanyi rock perempuan Indonesia generasi selanjutnya.
Untuk menonton film ini secara utuh, silakan klik tautan di bawah ini.
____
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Juicy Luicy – Nonfiksi
Lewat Nonfiksi, Juicy Luicy semakin mengukuhkan diri sebagai band pengusung lagu patah hati dengan formula pop R&B yang jitu dan ultra-catchy. Pertanyaannya: sampai kapan mereka akan menjual kisah patah hati kasihan dan rasa inferioritas …
Selat Malaka Resmi Mengeluarkan Album Penuh Perdana
Band asal Medan bernama Selat Malaka resmi mengeluarkan album penuh perdana self-titled hari Jumat (22/11). Sebelumnya, mereka sudah mengantongi satu single “Angin Melambai” yang beredar tahun lalu. View this post on Instagram …