taRRkam – Fresh Grad
Bukan praktis menjadi penggemar band hardcore punk bernama taRRkam. Mengapa saya rasa begitu? Akses untuk menikmati materi-materi mereka sangat sulit. Materi seperti EP perdana Transcend Massive Culture, beberapa single, hingga materi split bersama band lain, hanya tersedia di Bandcamp, yang membuat saya tidak semudah mengakses lagu-lagu via layanan streaming musik umumnya. Tak sebatas pengaksesan, mereka yang terbilang lelet soal merilis karya memantik rasa gemas pendengar seperti saya.
Sejak memulai karier pada 2015 lalu, taRRkam belum pernah sama sekali merilis album penuh. Entah karena para personelnya sibuk atau kesulitan melawan rasa malas, yang jelas dalam rentang waktu tersebut, saya selalu bersungut menanti kehadiran album penuh mereka.
Penantian resmi berakhir saat taRRkam mengumumkan rilisnya album penuh perdana berjudul Fresh Grad ini. Akhirnya, 12 lagu yang termuat dalam album semacam tamparan bolak-balik, yang lantas membuat saya paham kenapa butuh waktu selama itu.
Sebagai band hardcore, punk, atau sejenisnya, formula musik taRRkam sangat jauh dari stereotip punk tiga kunci. Raungan gitar dengan riff nyeleneh yang dipetik ugal-ugalan, dentuman bass akrobatik, dan ngebutnya ketukan drum yang melompat-lompat secara bentuk dan bunyi, dapat mengiringi teriakan sang vokalis dalam memuntahkan lirik-liriknya.
Formula apik ini jelas masih kental terasa pada Fresh Grad. Gabungnya Denny ‘Banon’ Aulia (Meet the Doppelganger, Beta Daemon) dengan bebunyian sintesisnya, sangat berdampak dalam, memberikan warna baru pada musik taRRkam.
Rusuh, eksploratif, eklektik, dan eksentrik adalah kata-kata yang tepat untuk menggambarkan kesan yang saya dapat dari album ini. Fresh Grad berhasil menyuntikkan dosis absurd dari band macam DEVO, ke dalam agresivitas musik hardcore punk.
Merilis track kedua, “Kameleon” sebagai single untuk menyambut rilisnya album adalah keputusan tepat. Nomor tersebut mampu mewakili semua unsur musikal dalam Fresh Grad dengan baik.
Album ini juga menghadirkan musisi tamu sebagai kolaborator. Alfa Shidqi, pemain saksofon dari unit ska The Regards, menyumbang nafasnya pada nomor berjudul “Kelas taRRkam”. Kehadiran Alfa membuat lagu dengan aransemen ska ala taRRkam jadi terdengar lengkap.
“Kelas taRRkam” juga jadi lagu yang paling sering saya ulang saat memutar Fresh Grad. Betapa saya tidak sabar untuk menyaksikan taRRkam membawakannya di atas panggung, karena langsung terbayang bagaimana sejumlah gaya pogo dan two step berjamaah yang akan diamalkan para hardcore punk enthusiast saat menikmati dan merespons sang lagu.
Jika berbicara lirik, “Bicara Masa Depan” cukup menarik perhatian. Setelah disuguhkan kerusuhan di nomor-nomor sebelumnya, lagu ini hadir dengan lirik-lirik penyemangat dan penuh inspirasi. Potongan lirik, “Sekali lagi rayakan kekalahan. Hari ini, esok, dan seterusnya,” menegaskan keberpihakan taRRkam pada orang-orang yang kalah.
Istilah musik punk yang identik dengan skill bermusik seadanya, sama sekali tak diyakini oleh taRRkam. Coba dengar track ke-11 yang berjudul sama dengan album. Penggunaan arabian scale pada solo gitar di menit 00:43, menghadirkan suasana padang pasir di setiap frasanya. Walau hanya berlangsung 10 detik, namun bagian ini salah satu momen solo gitar favorit saya.
Sulit kalau harus memberikan kritik untuk album ini, selain perilisannya yang membutuhkan waktu sampai 8 tahun. Aransemen Fresh Grad jelas jauh berkembang dari EP Transcend Massive Culture yang masih berformat 4 instrumen layaknya band punk secara umum. Namun, hadirnya banyak elemen tambahan seperti synthesizer dan saksofon untuk lagu-lagunya, tidak membuat taRRkam kendur dalam menyampaikan agresi.
Sesuai judulnya, album ini jadi bukti kelulusan taRRkam dalam mempertahankan kobaran energinya yang meluap-luap, bahkan bisa dibilang lebih besar. Semoga para pendengar tidak harus menunggu 8 tahun lagi untuk karya-karya taRRkam di kemudian hari.
Artikel Terkait
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Coldiac
Coldiac menyelesaikan rangkaian tur The Garden Session hari Kamis, 12 Desember 2024 di Lucy in the Sky SCBD, Jakarta Selatan. Tur ini secara keseluruhan singgah di 7 kota termasuk Balikpapan, Samarinda, Medan, Solo, Bandung, …
CARAKA Suarakan Berbagai Emosi di Album Terbaru NALURI
Unit pop asal Tegal, CARAKA resmi luncurkan album bertajuk NALURI (15/12). Melalui sesi wawancara yang berlangsung pada Senin (16/12), CARAKA membagikan perjalanan band dan hal yang melatarbelakangi rilisan terbarunya. CARAKA merupakan band …