Setelah terakhir melepas album Durja Bersahaja, The Jansen kembali dengan karya terbaru berupa single bertajuk “Racun Suara” (08/05), yang merupakan sebuah bentuk usaha band menyuarakan situasi korban kejahatan perang.

Sebelum “Racun Suara” rilis, The Jansen juga mengunggah artikel penuh yang mengulas lagu ini di akun Instagram mereka berjudul Trauma Dari Tentara, Racun Suara dari The Jansen (19/04) yang ditulis oleh Ahmad Sajali, anggota Komisi Orang Hilang & Korban Tindak Kekerasan (Kontras).

 

View this post on Instagram

 

A post shared by The Jansen (@thejansen_id)

Dalam siaran pers, Adji Pamungkas menjelaskan bagaimana lagu ini mewakili masyarakat.

“Racun Suara ini menggambarkan bagaimana perasaan orang tua kehilangan anaknya; serta sudut pandang anak dalam mengkhawatirkan orang tuanya bilamana si anak masih hidup,” jelas Adji.

Sebagai penulis lirik, Adji juga menyampaikan bahwa tidak ada dampak baik dari perang serta tindakan represif dari aparat, kelompok bersenjata, organisasi masyarakat, dan siapa pun yang membahayakan warga sipil.

Sang lagu memiliki pengulangan bait, “Represif bukanlah cara untuk kau berekspresif” sebanyak 10 kali. Pengulangan ini menjadi sebuah penekanan dan dasar pikiran yang ingin disampaikan.

Lagu berdurasi 8 menit 7 detik tersebut juga melibatkan seniman asal Bali yaitu Derian Erlangga dalam penggarapan sampulnya.