Tiket Mahal Siapa yang Punya?

Ditarik lebih jauh lagi, JJF mampu membuktikan Indonesia adalah negara kondusif untuk musisi asing. Keberhasilan mendatangkan bintang tamu sekaliber James Brown saat pertama kali digelar tahun 2005 lalu seakan menepis travel warning pasca ledakan bom di Kedutaan Besar Australia setahun sebelumnya.
Pola ini kemudian menjadi referensi bagi penyelenggaraan konser. Bukan hanya melulu berkutat pada fungsi konser sebagai pertunjukan audio, juga visual, namun juga menarik publik untuk berinteraksi lewat berbagai macam gimmick untuk menciptakan pengalaman baru. Entah dari sekadar menaruh beberapa gerai makanan dan merchandise, sampai menaruh seabrek aktivitas mulai dari meet and greet sampai kemah bersama di lokasi konser seperti yang pernah dilakukan di hajatan Soundrenaline.
Dengan berbagai paket lengkap mulai dari audio, visual, sampai interkasi sosial tadi, sepertinya tiket (yang dianggap) mahal bukan lagi jadi persoalan.
____

Eksplor konten lain Pophariini
Vendaz Tuangkan Kejujuran Emosional dalam Single 111
Proyek musik solo asal Tulungagung, Vendaz kembali menyapa pendengar lewat rilisan terbaru berjudul “111”. Dirilis hari Jumat (01/08), lagu ini menjadi ruang paling personal bagi Fendy, otak di balik Vendaz untuk menyampaikan keresahan terdalamnya …
Othersuck Rilis Kita Adalah Satu, Serukan Persatuan Lewat Nada Parodi
Band asal Blora, Othersuck merilis single bertajuk “Kita Adalah Satu” pada Rabu (25/07). Lagu ini menjadi penanda semangat baru dari unit yang digawangi Rio Cepuk pada vokal, Asik dan Yugo (gitar), Ricky Wongso (bas, …