Tiket Mahal Siapa yang Punya?

Mar 7, 2018

Ditarik lebih jauh lagi, JJF mampu membuktikan Indonesia adalah negara kondusif untuk musisi asing. Keberhasilan mendatangkan bintang tamu sekaliber James Brown saat pertama kali digelar tahun 2005 lalu seakan menepis travel warning pasca ledakan bom di Kedutaan Besar Australia setahun sebelumnya.

Pola ini kemudian menjadi referensi bagi penyelenggaraan konser. Bukan hanya melulu berkutat pada fungsi konser sebagai pertunjukan audio, juga visual, namun juga menarik publik untuk berinteraksi lewat berbagai macam gimmick untuk menciptakan pengalaman baru. Entah dari sekadar menaruh beberapa gerai makanan dan merchandise, sampai menaruh seabrek aktivitas mulai dari meet and greet sampai kemah bersama di lokasi konser seperti yang pernah dilakukan di hajatan Soundrenaline.

Dengan berbagai paket lengkap mulai dari audio, visual, sampai interkasi sosial tadi, sepertinya tiket (yang dianggap) mahal bukan lagi jadi persoalan.

____

1
2
3
Penulis
Fakhri Zakaria
Penulis lepas. Baru saja menulis dan merilis buku berjudul LOKANANTA, tentang kiprah label dan studio rekaman legendaris milik pemerintah Republik Indonesia dalam lima tahun terakhir. Sehari-hari mengisi waktu luang dengan menjadi pegawai negeri sipil dan mengumpulkan serta menulis album-album musik pop Indonesia di blognya http://masjaki.com/

Eksplor konten lain Pophariini

The Hydrant Rilis Ulang Lagu Lama untuk Sambut Album Terbaru

The Hydrant menutup tahun 2024 dengan meluncurkan karya musik baru bertajuk “Riot Angels” hari Senin (30/12). Single ini merupakan gubahan dari salah satu trek bertajuk “The Riot Angels” di album Lokananta Riot yang beredar …

Sara Wijayanto Kolaborasi bareng David NOAH di Single MIMPI

Setelah merilis single “Hilang” Mei 2024 lalu, Sara Wijayanto kembali dengan yang terbaru dalam tajuk “MIMPI” (13/12). Ia menggaet David ‘NOAH’ untuk penggarapan lagu berdurasi sekitar 4 menit ini.      Single “MIMPI” adalah …