Tuantigabelas Soal Kolaborator “Do It”

Setelah mengeluarkan “Count Your Blessing”, Tuantigabelas memperkenalkan single terbaru berjudul “Do It”. Tak hanya rajin menjadi tamu mengoceh di lagu milik orang lain seperti “Dan” Sheila on 7 yang diaransemen ulang Pee Wee Gaskins.
Pria yang akrab dipanggil Upi ini menggaet tujuh kolaborator sekaligus. Lagu ini menjadi cermin perjalanan bermusiknya
https://www.instagram.com/p/BmQPv0qABeb/?utm_source=ig_web_copy_link
“Do It” juga bercerita tentang alasan utama kenapa masing-masing kolaborator terlibat di lagu, dan mengapa hip hop yang dipilih sampai hari ini. Nama-nama yang melengkapi karya musiknya terbilang cukup ‘berbahaya’.
Upi yang berdomisili di Jakarta Barat mengaku pemilihan kolaborator sesuai representasinya masing-masing sebagai berikut:
- Laze pada awalnya representasi dari Bandung. Kemudian gabung di kolektif bernama Onar.
- Mario Saesar representasi dari pergerakan hip hop Jakarta Selatan.
- Mario Zwinkle representasi dari Hellhouse, kolektif hip hop Jogja.
- Joe Million representasi dari hip hop Papua dan spirit aliran kiri di hip hop, juga bagian dari kolektif Medium Rare.
- Zico adalah rapper Aceh-Swedia yang saat ini hijrah alias tidak bermusik lagi. Jadi, lagu “Do It” adalah warisan terakhirnya di musik.
- A. Nayaka representasi new wave di hip hop, bagian dari pergerakan Jakarta Selatan.
- Matter Mos dipilih secara personal karena karakternya. Upi dan Matter Mos sempat bernaung di kolektif yang sama.
Pembuatan lirik verse dan chorus “Do It” digarap oleh Upi sendiri. Sisanya dilahap ketujuh nama di atas. Rentetan pujian pun menghiasi kolom komentar video lirik “Do It” yang bisa dilihat via kanal YouTube Tuan Tigabelas.
____

Eksplor konten lain Pophariini
Ulasan Album Komunal Nostalgia: Curahan Hati Para Raja Metal
Sebagai orang yang hanya menyukai album mini Komando Badai Api dari sisi artwork sampulnya saja, kehadiran album terbaru mereka, Nostalgia jadi harapan untuk mengembalikan apresiasi saya kepada musik band heavy metal kawakan ini. Citra …
Menyiasati Ruang Alternatif sebagai Venue di Kota Medan
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, intensitas pertunjukan musik di Kota Medan dan sekitarnya cukup tinggi. Satu minggu satu acara, terkadang lebih, mulai dari skala underground sampai festival. Saya sendiri cukup sering berkunjung ke …