Tur Spiritual Yang Menguatkan Tekad oleh Rian Ekky Pradipta (D’MASIV)
Seperti telah diberitakan di beberapa media dan juga diunggah kabarnya di medsos kami, D’MASIV baru saja selesai menjalani rangkaian konser D’MASIV Time American Tour 2022. Tur yang kami lakoni dari mulai tanggal 19 Agustus hingga 9 September 2022 ini terus terang, tidak hanya berkesan, tapi juga membuat band kami bersepakat membangun impian untuk go international. Dalam tulisan ini saya akan menceritakan awal mulanya kami bisa berangkat ke Amerika untuk manggung di beberapa tempat.
Tampil di luar negeri memang bukan hal yang asing bagi D’MASIV. Kami pertama kali tampil di mancanegara yaitu di Brunei tahun 2008. Setelah itu, kami beberapa kali menjajal panggung di luar negeri seperti di Malaysia, Singapura, Thailand, Hongkong, Taiwan, Australia, Irlandia, hingga Inggris.
“Sejak kami mengatakan “ya” pada tur ini, keajaiban demi keajaiban dimulai.”
Rencana kepergian ke Amerika di tahun 2022 ini sebenarnya terbilang mendadak. Pada bulan Mei, saya sendirian ke Los Angeles untuk menonton konser Paul McCartney. Di perjalanan, saya tidak sengaja melihat videotron yang berisi publikasi konser dengan line-up Motley Crue, Def Leppard, Poison, dan band keren lainnya. Konser yang akan diselenggarakan tanggal 27 Agustus tersebut membuat saya kepikiran untuk tidak hanya menontonnya, tapi juga memboyong seluruh rekan band untuk konser di sini, di Amerika! Kembali ke tanah air, saya langsung membicarakan rencana ini bersama band.
“Ada konser keren di LA, tapi kalau kita cuma nonton, duit abis buat nonton doang. Mending kita sambil tur yuk!” bujuk saya pada teman-teman. Awalnya mereka menolak, karena dianggap persiapannya terlalu mepet. Namun saya tidak pernah berhenti meyakinkan mereka, “Kita udah mau 20 tahun nih bermusik. Masa kita gak mau bikin sejarah?” Singkat cerita, kami akhirnya setuju untuk berangkat dan segera mempersiapkan segala hal yang diperlukan.
Sejak kami mengatakan “ya” pada tur ini, keajaiban demi keajaiban dimulai. Awalnya, kami mendapatkan jadwal wawancara visa pada bulan September bahkan Oktober. Namun ternyata, jadwal kami dimajukan ke bulan Agustus karena ada beberapa orang yang mengundurkan diri! Ini rejeki luar biasa. Dari dua puluh orang pendaftar, hanya delapan yang lolos dan Alhamdulillah, semua visa anggota band D’MASIV disetujui. Sayangnya, banyak kru kami yang tidak lolos. Kami tidak ambil pusing dengan kondisi tersebut dan sepakat untuk bahu membahu mengerjakan semuanya oleh kami sendiri (tanpa bantuan kru).
“Pengalaman luar biasa, karena kami tidak hanya tampil, tapi juga mengurus banyak hal sendirian, dari mulai colok-colok kabel, setting drum, hingga routing kabel. Kejadian ini mengingatkan kami pada masa-masa awal membangun band, saat kami belum memiliki kru dan melakukan banyak hal sendirian.”
Di Amerika, kami tur di beberapa tempat antara lain di Los Angeles, San Francisco, Washington, Philadelphia, dan New York. Kemudian jadwal kami bertambah dengan manggung di Maryland, San Bernardino, dan Denvil. Jadinya, kami total bermain di 11 tempat! Pengalaman luar biasa, karena kami tidak hanya tampil, tapi juga mengurus banyak hal sendirian, dari mulai colok-colok kabel, setting drum, hingga routing kabel. Kejadian ini mengingatkan kami pada masa-masa awal membangun band, saat kami belum memiliki kru dan melakukan banyak hal sendirian.
Bagaimana dengan sambutan audiens di sana? Tentu saja berbeda dengan audiens di negeri kita. Di Indonesia, para penonton banyak yang sudah hafal lagu-lagu kami sehingga mereka ikut nyanyi bareng. Di Amerika, mereka tidak ikut bernyanyi, tapi hampir semua audiens membeli merchandise D’MASIV. Tidak hanya itu, orang-orang Indonesia yang ada di Amerika pun rata-rata menyempatkan hadir untuk menonton kami, meski beberapa di antaranya belum pernah mendengarkan lagu-lagu D’MASIV. Bagi kami, momen kepergian ke Amerika adalah momen spiritual. Kami belajar untuk membangun kembali chemistry dan menyalakan api kecil untuk kelak menjadi besar: cita-cita untuk go international.
“Bagi kami, momen kepergian ke Amerika adalah momen spiritual.”
Apa maksud dari go international di sini? Ini bukan artinya kami hanya manggung sekali dua kali dalam setahun di luar negeri, bukan. Kami merasa harus benar-benar tinggal di Amerika dan menjadi bagian dari industrinya yang besar. Pulang tur, kami langsung berkumpul dan membicarakan rencana ini dengan sangat serius. Tiga atau empat tahun ke depan, seluruh personil D’Masiv bisa jadi pindah ke Amerika dan tinggal di sana.
Memang rencana ini belum bulat. Masih ada beberapa teman yang masih ragu, terutama memikirkan hidupnya di Indonesia yang harus ditinggalkan. Namun kami tidak akan terburu-buru dengan rencana ini dan ingin segalanya diputuskan dalam kondisi yang matang.
_______
Temukan juga tulisan-tulisan menarik dari kolom Musisi Menulis Pophariini di tiap bulannya. Cari tahu di sini.
Artikel Terkait
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Ndarboy Genk Rilis Anthem Patah Hati Berjudul Bajirut
Penyanyi dan penulis lagu pop Jawa, Ndarboy Genk, secara resmi merilis single terbaru berjudul “Bajirut” (15/11). Lagu ini mengangkat tema patah hati dan kekecewaan yang mendalam, serta menggambarkan perjalanan emosional seseorang yang ditinggalkan oleh …
Pringgo Merangkum Kisah Personal di Album Perdana Bejana
Bulan September menandai kelahiran Bejana, album solo perdana Pringgo, penulis lagu sekaligus produser “Kita Ke Sana” dari Hindia dan personel Twentyfirst Night. Bejana adalah kolase kisah personal dari Pringgo yang berkutat di koridor emosi …