Rekomendasi: V/A – Pop diKota

Sep 10, 2021
Pop diKota

Sah sah saja jika mengasosiasikan Pop diKota, judul kompilasi ini, dengan anggapan bahwa ini akan menjadi sebuah kompilasi city pop tanah air. Meski pada kenyataannya ketika didengarkan, ekspektasi anda akan langsung dibuyarkan dengan gaya-gaya musik yang beraneka ragam.

Ini mungkin adalah kompilasi kedua yang saya nikmati di masa pandemi setelah sebelumnya Irama Kotak Suara yang dirilis beberapa waktu lalu. Saya sangat mengapresiasi SRM yang telah merilis ini. Mengingat keberadaan kompilasi adalah penting sebagai catatan zaman dalam perkembangan musik, kompilasi adalah kendaraan efektif untuk melihat sejauh mana regenerasi musik bisa berjalan, seperti apa wajah wajah terkini musik, warna musik apa yang tengah digandrungi dan hal-hal lainnya. 

Sepuluh wajah baru: Sunwich, Voxxes, Jazeed, Groovebox Story, Guernica Club, Tanayu x Logic Lost, Ranu Pani, Purpla, Bilal Indrajaya dan Irama Pantai Selatan adalah wajah baru yang layak mendapatkan lampu sorot. 

Tidak ada yang kurang dan lebih dari kompilasi ini, tidak ada yang lebih bagus dan jelek dari yang lainnya, semua hadir dengan segenap keunikan warna musiknya. Groovebox Story dengan electronic dance-nya, Sunwich dengan straight indiepopnya, Purpla dengan gaya indierock yang khas, Ranupani dengan psychedeli pop yang mendayu-dayu, hingga ditutup manis dengan ‘Pulang” dari Irama Pantai Selatan yang membawa kita ke pantai menikmati merahnya senja. 

Kenyataan bahwa kompilasi dibuat dengan tujuan untuk perayaan atau sekadar bersenang-senang, itu yang saya tangkap jelas di Pop diKota. Mengingat di masa pandemi ini, semua band tidak bisa bergerak dengan leluasa, membuat kompilasi adalah bentuk nyata untuk tetap eksis dan bersenang-senang untuk merayakan karya terbaru. 

Saya pun lantas juga tidak bisa berharap banyak apakah Pop diKota ini akan menjadi besar, kecuali jika ini dibuat menjadi banyak volume. Namun saya yakin bahwa mungkin saja satu dua band sudah pasti akan menjadi besar berkat kompilasi ini, dan itu sudah terjadi di banyak kompilasi yang pernah saya dengar. 

___

  

Penulis
Wahyu Acum Nugroho
Wahyu “Acum” Nugroho Musisi; redaktur pelaksana di Pophariini, penulis buku #Gilavinyl. Menempuh studi bidang Ornitologi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, menjadi kontributor beberapa media seperti Maximum RocknRoll, Matabaca, dan sempat menjabat redaktur pelaksana di Trax Magazine. Waktu luang dihabiskannya bersama bangkutaman, band yang 'mengutuknya' sampai membuat beberapa album.

Eksplor konten lain Pophariini

Band Grindcore Amerika, Full Of Hell Memuji Seniman Indonesia

Saat melakukan peliputan Blackandje Fest 2024 hari Sabtu (31/08) di Creative Culture, Jakarta Selatan, Pophariini mendapat akses untuk menemui dua anggota Full Of Hell, Dylan dan Dave. Kami mewawancarai mereka dari mulai musik Indonesia …

MALIQ & D’Essentials Perdana Jalani Tur Album di 6 Kota

Sukses menghibur 14.000 penonton di Jakarta dalam Konser 20 Tahun bulan Mei 2023 lalu, kini MALIQ & D’Essentials siap berkunjung ke Makassar, Bali, Surabaya, Yogyakarta, Bandung, dan Kuala Lumpur dalam rangkaian Can Machines Fall …