Suara dari Sulawesi mulai bergema, salah satunya adalah Vicinine asal Kendari. Unit pop/alternatif ini merespons krisis yang melanda kalangan mereka—quarter life crisis—dengan merilis single kedua, “Gairah Hidup” (28/02). 

Band yang memupuk semangat perjalanan bermusiknya dengan slogan “Veni, Vidi, Vici” milik Julius Caesar ini terdiri dari Saad (vokal), Azril (gitar), dan Rifky (drum).

Kami berbincang dengan Saad pada Kamis (20/03) untuk menguak apa yang melandasi terbentuknya “Gairah Hidup” dan cerita-cerita menggairahkan yang mengiringi Vicinine selama ini.

Saad bercerita bahwa Vicinine berawal dari sebuah band SMA yang perjalanannya terhenti karena jarak dan kepentingan yang berbeda dari setiap personel. Namun, waktulah yang mempersatukan kembali. 

Ia melanjutkan pembicaraan dengan upaya Vicinine dalam menggambarkan situasi quarter life crisis pada lirik. 

“Rilisan ini menceritakan bagaimana masalah yang hadir dalam setiap hari kita menjadi bagian dari gairah menjalani kehidupan. Kami mencoba membangun hasrat pendengar untuk selalu memulai kembali hal-hal yang belum selesai sebelumnya. Musiknya juga diselimuti dengan instrumental yang emosional sehingga memberi nyawa pada setiap lirik dan makna di dalamnya.”

Mewakili rekan-rekannya, Saad mengungkapkan bahwa bermusik adalah untuk menyampaikan/mewakili perasaan para pendengar dalam setiap situasi.

“Kami juga berharap industri musik di Kendari bisa berkembang setiap harinya. Tidak merujuk hanya pada satu referensi agar warna musik di kota kami bisa menjadi tolok ukur pegiat musik lainnya di luar sana,” ujarnya.

Menurut Saad, scene musik di Kendari sedang dalam fase semangat yang klimaks, terlihat dari banyak kolaborasi pada industri lokal; seni, musik, fashion. Kendari sedang membangun wadah kolaboratif bersama.

“Setiap tahunnya selalu ada perkembangan pada festival musik dan gigs oleh industri kreatif lokal. Meski beberapa komponen di antaranya masih ada yang memilih untuk independen, saya melihat tujuannya adalah bersatu ke dalam satu wadah.”