Kamis, 1 Maret kemarin adalah hari yang bersejarah bagi perjalanan karier Vira Talisa sebagai musisi. Untuk pertama kalinya sejak 2016, penyanyi dan penulis lagu ini melepas kumpulan karya rekamannya dalam bentuk debut studio album yang diberinya tajuk Primavera.

Butuh perjuangan bagi Vira Talisa untuk sampai ke titik dimana ia akhirnya bisa merilis album ini. Dari hari dimana ia meninggalkan pekerjaan kantorannya dan memilih menjadi full time musician sampai berkutat di studio menghabiskan latihan dan workshop yang melelahkan. Semua peristiwa yang sempat diceritakan lewat akun instagramnya ini membuktikan bahwa hasrat Vira Talisa memang untuk bermusik semata dan Primavera adalah salah satu pembuktiannya.

Tajuk ‘Primavera’ yang dalam bahasa Italia artinya musim semi, adalah salah satu musim yang menurut Vira Talisa cocok untuk dianalogikan sebagai awal harapan baru yang tumbuh – seperti bunga yang mulai mekar setelah musim dingin berkepanjangan. Ia berharap bahwa nuansa positif dan bercahaya yang ditawarkan oleh kehangatan musim
semi bisa tergambar di album ini.

Vira Talisa. Foto: Pohan

“Dari awal Saya mulai menggarap album ini, Saya bilang ke Dityo [Radityo Bramantyo
-red], produsernya, Saya mau bikin album yang cerah, dari segi musik maupun pesan lewat liriknya,” cerita dara kelahiran Jakarta, 9 Agustus 1993 ini soal albumnya.

“Entah ilham atau gimana, beberapa minggu setelah obrolan itu, kata ‘Primavera’ ini lewat di kepala. Kebetulan ada lagunya Bruno Nicolai yang judulnya itu dan Saya suka banget,” tambahnya kemudian.

Album Primavera berisikan delapan track yang kesemua proses pengerjaannya dimulai sejak Oktober 2017. Sebelum album ini dirilis, dua single telah terlebih dulu disebar ke fans dan khalayak ramai, antara lain “Janji Wibawa” dan “Down in Vieux Cannes” dengan harapan pendengar musik bisa tahu bagaimana gaya musik yang dihasilkan Vira Talisa.

Album Primavera

Penyabet penghargaan Best New Comer di ajang Anugerah Musik Indonesia 2016 ini menawarkan beragam gaya musik yang ada di Primavera. Dari gaya yang Indonesiana, pop enampuluhan ala Beach Boys, waltz, dan lain sebagainya.

“Masing-masing lagu itu, punya warna sendiri. Jadi harus didengerin satu-satu untuk merasakan albumnya secara utuh.” katanya lagi.

Dan tentu saja, berbeda dengan mini albumnya silam, di Primavera kita bisa menyimak eksplorasi Vira Talisa merangkai lirik berbahasa Indonesia. Bahasa Indonesia diakuinya nyaman untuk digunakan dalam lagu.

“Bahasa Inggris memang enak untuk story telling, tapi kosakatanya kurang
banyak,” jelas Vira Talisa.

Bersama album ini, Vira Talisa juga merilis single terbaru yang bertajuk “Primavera”. Ia berharap bahwa masyarakat bisa mendengar album ini dan senang tanpa alasan.

“Lalu saat mereka dengerin liriknya, mereka bisa menemukan harapan, motivasi dan rasa syukur yang Saya selipkan di tiap lagu.” tutupnya.

Album Primavera sudah bisa didengarkan di platform streaming digital yang ada. Masih belum ada informasi soal kapan format fisik album ini akan dirilis.