Voice of Baceprot – RETAS

Aug 1, 2023

Perkenalan saya dengan musik Voice of Baceprot bisa dibilang sangat terlambat. Band yang sudah ada sejak tahun 2014 dan banyak dibicarakan ini baru masuk radar saya sekitar 8 tahun kemudian lewat single “God Please (Allow) Me To Play Music”.

Langsung terucap salut dan merasa kagum melihat mereka, 3 musisi perempuan asal Garut membawakan musik metal, bahkan sampai di panggung festival musik keras ternama seperti Wacken Open Air. 

Saya tidak memerhatikan karya musik VoB selain lagu yang disebutkan di paragaf pertama. Begitu menerima siaran pers tentang perilisan album penuh perdana mereka saya terusik untuk mendengarkan semua lagu di dalamnya.

Band beranggota Firdda Marsya Kurnia (vokal, gitar), Euis Sitti Aisyah (drum), dan Widi Rahmawati (bas) ini memberi nama album, RETAS. Ilustrasi sampul album yang apik dari Dede Cipon menarik perhatian.

Menurut pandangan saya sebagai orang awam di bidang visual, Dede sukses menampilkan karya yang membuat orang bisa tergerak untuk segera mendengarkan, seperti apa kira-kira isinya.  

Saat memutar RETAS beberapa kali, saya kerap melewati lagu pertama “What’s The Holy (Nobel) Today?”. Entah kenapa, musik yang disajikan nomor yang menyuarakan penolakan VoB terhadap perang ini tidak mampu menahan saya untuk menekan tombol next di layanan streaming musik.

 

Dengan tindakan itu belum saatnya menarik kesimpulan apakah RETAS album yang bagus atau tidak karena masih ada 8 lagu menanti. Mungkin yang lain bisa membuktikan, getaran yang tidak saya dapatkan dari yang pertama, bisa saya raih di nomor selanjutnya.

Isian drum yang mengawali lagu kedua “PMS” cukup membangkitkan getaran yang diharapkan. Sepertinya intro lagu ini mengambil sedikit pengaruh dari lagu “Mein” milik Deftones dan saya senang jika benar VoB band yang mengadaptasi genre nu metal menjadikan band bentukan Chino Moreno tersebut sebagai salah satu pengaruh bermusik mereka. 

Meskipun pengaruh Deftones di lagu “PMS” masih dalam tahap curiga, lagu ini turut menampilkan transisi di menit 1:37 yang saya percaya terpengaruh dari the one and only, Black Sabbath. Setelah menampilkan riff gitar yang sabbath-ish selama kurang lebih 14 detik, VoB kembali bertransisi ke nuansa metal modern yang rapi.

Lagu selanjutnya yang menjadi sorotan adalah “Kawani”. Satu-satunya nomor instrumental di album ini memiliki unsur progressive metal yang kental karena (mungkin) memang dirancang untuk menunjukkan kapabilitas ketiga personel dalam memainkan instrumen mereka masing-masing.

Lagu “God, Allow Me (Please) To Play Music” yang menjadi gerbang pembuka saya mengenal VoB memiliki bagian reff yang bikin terngiang pikiran. Kesimpulan saya VoB berhasil membuat lagu yang mudah terpatri di pikiran pendengar dalam sekali mendengarkan.

Walaupun demikian, setelah menyimak “God, Allow Me (Please) To Play Music” lebih dalam untuk tulisan ini, saya menyadari part reggae yang terdengar di menit 1:57 agak mengganggu dan rasanya seperti dipaksakan untuk menjadi bagian aransemen lagu.

Selain aransemen musik, lirik yang tertulis di lagu-lagu album RETAS ini menarik untuk dibahas. Keberanian VoB dalam menyuarakan keresahan dan perlawanan mereka terhadap hal-hal buruk yang pernah dialami dan disaksikan sendiri patut diacungi jempol. Mulai dari isu kesetaraan gender, penolakan terhadap perang dan pelecehan seksual, hingga diskriminasi umur yang pernah membuat mereka batal tampil di suatu acara disampaikan secara tegas oleh VoB lewat album.

Lain tema, lain pula rangkaian kata yang disampilkan dalam lirik. Sangat disayangkan, penulisan lirik untuk 9 lagu di album RETAS belum bisa mengimbangi bagusnya tema yang mereka pilih untuk disampaikan dalam setiap lagu.

Padanan kata yang tertulis dalam lirik terasa canggung untuk dinyanyikan, terlebih untuk lagu yang menggunakan 2 bahasa, seperti “PMS” dan “School Revolution”.

Terlepas dari semua yang sudah saya utarakan soal album RETAS, saya tetap berharap kehadiran album ini dapat melebarkan jangkauan pendengar musik metal, agar tidak selalu didominasi oleh para pria.

Untuk Voice of Baceprot, selamat atas rilisnya album perdana kalian, tetap sebarkan pesan-pesan positif melalui musik, dan selamat menikmati tur Amerika selama bulan Agustus 2023 ini!


 

Penulis
Gerald Manuel
Hobi musik, hobi nulis, tapi tetap melankolis.

Eksplor konten lain Pophariini

Di Balik Panggung Serigala Militia Selamanya

Seringai sukses menggelar konser Serigala Militia Selamanya di Lapangan Hockey Plaza Festival hari Sabtu (30/11). Bekerja sama dengan Antara Suara, acara hari itu berhasil membuat program pesta yang menyenangkan untuk para Serigala Militia tidak …

Wawancara Eksklusif Adikara: Bermusik di Era Digital Lewat Tembang-Tembang Cinta

Jika membahas lagu yang viral di media sosial tahun ini, rasanya tidak mungkin jika tidak menyebutkan “Primadona” dan “Katakan Saja” untuk kategori tersebut. Kedua lagu itu dinyanyikan oleh solois berusia 24 tahun bernama Adikara …