Waspada Orang Toxic, So Called Wrap Asal Jakarta Timur Rilis Beware!

Setelah tahun 2024 lalu merilis dua single, “Durga” dan “Appaneun, Eopseo!”, So Called Wrap kembali lagi dengan yang terbaru dalam judul “Beware!” hari Jumat (14/02).
Band asal Jakarta Timur yang digawangi Q (vokal), Ucil (gitar), dan Niki (drum) ini mengusung rap rock. Kami berkesempatan untuk mewawancarai mereka hari Selasa (25/02) soal genre, karier bermusik, hingga di balik materi terbaru.
Sang vokalis, Q menerangkan awalnya ia merasa terjebak dalam gagasan musikal yang dibawa band—yang ia cetuskan bersama Ucil. “Aslinya gue nggak bisa nge-rap, tapi di sini ditantang untuk itu. Akhirnya kami ngajak Niki bergabung, ternyata dia suka banget sama ide yang kami tawarin,” jelasnya.
Q mengaku band ingin coba mengangkat tema women empowerment dan isu sosial yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
Percintaan, pertemanan, dan politik adalah bagian dari cerita kehidupan manusia setiap harinya. Menurut Q, pesan yang ingin disampaikan melalui “Beware!” adalah tiga tema tersebut.
“Melalui lirik ‘Beware!’, kami ingin menyampaikan pesan untuk berhati-hati sama mulut manis yang bisa ngejebak dan membuat kita dirugikan. Ternyata orangnya toxic, manipulatif, bahkan NPD,” ungkap Q.
Sementara itu, menurut Niki “Beware!” memiliki nuansa rhythm dan drum and bass dengan pekikan gitar yang tajam dan distortif, “Masih dengan rap yang keras dan pedas, padanan ad-lib pada chorus bertujuan untuk selalu beware terhadap orang toxic.”
Mewakili band, Q mengungkapkan tujuan So Called Wrap bermusik adalah berkarya dan berekspresi.
“Lewat SCW, kami bisa ngeluarin protes yang berkaitan dengan kondisi sosial dan lingkungan yang kadang bikin kesal. Yang mana pasti banyak di luar sana yang relate dengan kondisi di lagu, tapi nggak tau cara mengekspresikannya. Jadi kita coba suarakan. Semoga bisa mewakili pendengar yang merasakan hal yang sama,” katanya.
Perbincangan kami diakhiri dengan pernyataan tentang kondisi skena musik di Jakarta yang menurut Ucil terus berkembang.
“Banyak muncul gigs dan kolektif baru untuk teman-teman musisi yang nggak cuma tampil, tapi juga berjejaring. Seperti EH Tunesday, Senja di Cikini yang sekarang jadi RiuhRia, Kios Ojo Keos, dan lainnya. Semoga ada dukungan pemerintah yang nggak cuma untuk acara skala besar seperti festival saja, tapi juga untuk gigs dan kolektif karena inilah yang menjadi wadah bagi musisi pada awal karier,” tutupnya.

Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Band Bandung Era 2000-an, Astrolab Rilis Album Mini Transcending Time
Lama tak merilis karya musik, Astrolab setelah 18 tahun akhirnya meluncurkan album mini bertajuk Transcending Time (25/01). Seorang pelukis, pemahat patung, hingga penari akan selalu menyisakan jejak terakhir yang terawat dengan baik …
RAN Luncurkan Video Musik Kapan? yang Dibintangi Yono Bakrie
Setelah terakhir meluncurkan video musik “Hey Tunggu Dulu” Oktober 2024, RAN menghadirkan visualisasi terbaru masih dari album TEATER NESTAPA berjudul “Kapan?” (21/02). Seperti tiga video sebelumnya “Rahasia #1”, “Rahasia #2”, dan “Hey …